Medan (Pewarta.co) – Penerimaan pajak di Sumatera Utara telah mencapai Rp7,3 triliun atau 22,65% dari target tahunan sebesar Rp32,57 triliun per Mei 2025.
Angka tersebut merupakan gabungan penerimaan dari Kanwil DJP Sumut I dan Kanwil DJP Sumut II.
“Capaian tersebut menunjukkan pertumbuhan yang stabil dari bulan ke bulan, dengan laju akumulasi yang meningkat dari 4,4 persen pada Januari 2025 menjadi 22,6 persen pada Mei 2025,” sebut Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumut I Arridel Mindra, Selasa (24/6/2025).
Dia memaparkan, hingga akhir Mei 2025, penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai di Provinsi
Sumatera Utara tercatat sebesar Rp1,45 triliun, atau telah mencapai 63,65 persen dari target APBN. Sedangkan realisasi Bea Masuk mencapai Rp269,73 miliar.
Penerimaan Bea Masuk ini dipengaruhi oleh penurunan tarif untuk komoditas kebutuhan utama masyarakat seperti beras dan gula, serta peningkatan utilisasi perjanjian perdagangan bebas (FTA) dari 36 persen pada 2024 menjadi 46 persen pada 2025.
“Meski demikian, terdapat peningkatan volume impor sebesar 14 persen secara tahunan,” ujarnya.
Dikatakannya, penerimaan Bea Keluar mencapai Rp1,01 triliun, atau 597,83 persen dari pagu APBN. Menurutnya, tingginya Penerimaan Bea Keluar yang utama disumbang dari ekspor produk sawit Rp816 miliar.
Kinerja ini dipicu oleh kenaikan harga referensi CPO dan produk turunannya pada April 2025 yang mencapai USD961,54 per metrik ton—lebih tinggi dari 2024—serta peningkatan volume ekspor pada bulan Mei sebesar 16 persen dibandingkan April.
Hingga Mei 2025, sebutnya lagi, penerimaan cukai mencapai Rp169,09 miliar dengan capaian 46,11 persen dari target APBN.
Capaian ini disebabkan oleh menurunnya penerimaan Cukai Hasil Tembakau (HT) sebesar 39 persen akibat turunnya produksi dan permintaan pasar.
Cukai Etil Alkohol (EA) juga tercatat turun 64 persen, sedangkan cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) mengalami penurunan sebesar 12 persen.
“Penurunan ini mencerminkan melemahnya konsumsi barang-barang kena cukai dan menunjukkan tantangan tersendiri dalam menjaga stabilitas penerimaan negara dari sektor ini,” pungkasnya. (gusti)