PEWARTA.CO | Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para menteri dalam rapat kabinet terbatas untuk membahas persoalan brand nation atau merek nasional. Ini merupakan rapat lanjutan dari September 2016.
Jokowi merasa perlu mendapatkan laporan perkembangan hasil rapat tersebut. Pasalnya hingga sekarang brand yang dimiliki Indonesia cenderung rendah.
“Saya ingin mengingatkan bahwa brand power Indonesia masih lemah. Baik untuk perdagangan, investasi maupun pariwisata dibandingkan dengan negara-negara lain,” ungkapnya saat membuka rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden. Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/2/2017).
“Data yang saya peroleh di bidang perdagangan dan investasi, brand power Indonesia berada pada posisi 6,4% kalah dibandingkan Singapura yang hampir mencapai 10% dan Thailand yang sedikit di atas Indonesia,” paparnya. Posisi Indonesia sekarang juga berada di bawah rata-rata dunia yang mencapai 7,7%.
Khusus terkait pariwisata, brand power Indonesia hanya mencapai 5,2%, yang masih di bawah Thailand serta Singapura. “Segera harus kira perbaiki dan saya melihat saat ini banyak negara yang habis-habisan menggarap nation branding-nya,” ujar Jokowi.
Banyak hal yang bisa dioptimalkan agar mampu terciptanya brand power nation yang kuat. Negara-negara lain sudah memulainya lebih dulu dari Indonesia.
“Dengan menggarap brand power, mereka ingin meningkatkan daya saing di bidang investasi, perdagangan, dan pariwisata. Mereka juga berlomba-lomba membangun reputasi di dunia dengan cara soft power melalui diplomasi kebudayaan, film, diplomasi kuliner sampai diplomasi olahraga,” terangnya.
Langkah yang perlu ditempuh, kata Jokowi yang pertama adalah mengetahui kekurangan dan kelebihan dari brand power. Selanjutnya saling berkoordinasi sesama lembaga.
“Kedua, dalam membangun citra Indonesia di dunia internasional, setiap kementerian lembaga tidak boleh berjalan sendiri. Misalnya, Kemendag mengangkat tagline Remarkable Indomesia, Kemenpar mengusung Wonderful Indonesia. Demikian juga promosi di BKPM yang punya tema sendiri,” papar Jokowi.
Ketiga, terlibat dalam setiap kegiatan promosi dan pameran di luar negeri. Brand power juga sesuai dengan identitas Indonesia.
“Keempat, bahwa nation branding ini bukan sebatas membuat logo atau menemukan tagline, slogan tapi reputasi positif yang memang betul-betul ditemukan dan dirasakan ketika orang datang ke negara kita Indonesia. Artinya, perlu bersama kita bekerja lebih fokus dalam mewujudkan itu dan sekaligus menjaga citra positif negara,” tukasnya. (detikcom)