Medan (Pewarta.co) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong perusahaan-perusahaan sawit di Sumatera Utara untuk melakukan IPO sebagai langkah strategis dalam pengembangan komoditas sawit.
“Dengan melantai di bursa, perusahaan dapat meningkatkan akses pendanaan yang lebih luas dan transparan,” kata Kepala Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien, Jumat (20/12/2024).
IPO (Initial Public Offering) yaitu penawaran umum perdana saham yang dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat. IPO merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk memperoleh dana tambahan, selain dari pinjaman bank.
Menurut Muttaqien, langkah itu dapat mendukung ekspansi bisnis serta meningkatkan daya saing industri sawit di pasar global.
Dituturkannya, pada 2024 ini OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengidentifikasi satu perusahaan dari sektor Pendidikan yang berpotensi melaksanakan IPO di Sumatera Utara pada 2025.
“Bertambahnya jumlah emiten saham di wilayah ini diharapkan dapat mendorong dinamika investasi lokal serta memperkuat ekosistem pasar modal di tingkat daerah,” kata Muttaqien.
Diungkapkannya, OJK juga berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan UMKM dari sisi pasar modal. Salah satunya dengan mendukung pemanfaatan securities crowdfunding/SCF kepada UMKM agar dapat “naik kelas” dan bahkan berkembang kedepannya untuk dapat masuk ke dalam Papan Akselarasi Bursa.
Muttaqien menyebut, pada 2024, OJK beberapa melakukan sosiasilasi SCF kepada Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sumatera Utara, tepatnya pada 14 November, dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumatera Utara pada 11 Desember.
Dia juga mengungkapkan, pengumpulan dana melalui emisi di Pasar Modal dari perusahaan-perusahaan asal Sumatera Utara mencapai Rp2,28 triliun.
Penghimpunan ini melibatkan 11 perusahaan yang melaksanakan IPO, 1 perusahaan yang menerbitkan obligasi, serta 5 entitas usaha yang memanfaatkan skema pendanaan kolektif (securities crowdfunding/SCF). (gusti)