Medan (Pewarta.co) – Sektor perbankan di Sumatera Utara (Sumut) terus menunjukkan resiliensi, terutama dengan adanya peningkatan modal dan kestabilan likuiditas hingga November 2024.
“Ketersediaan dana yang cukup dalam sektor perbankan dengan pusat operasi di Sumatera Utara menunjukkan tingkat likuiditas yang terjaga,” sebut Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sumatera Utara Khoirul Muttaqien, Jumat (20/12/2024).
Disebutkannya, rasio antara Alat Likuid dan Deposito Non-Core (AL/NCD) serta Alat Likuid dan Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat masing-masing sebesar 120,10 persen dan 23,75 persen.
“Ini masih dalam level yang aman melampaui ambang batas yang kesehatan bank sebesar 50 persen dan 10 persen,” ujarnya.
Dijelaskannya, hal ini menandakan tingkat kesiapan yang sangat baik untuk mengatasi kebutuhan transaksi masyarakat di Sumatera Utara.
Ketahanan modal juga tetap solid, terlihat dari rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) yang semakin kuat menjadi 30,94 persen (Desember 2023: 28,22 persen).
“Situasi ini mengindikasikan bahwa jumlah modal perbankan masih mencukupi dalam menghadapi risiko potensial dan menjadi bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global,” tuturnya.
Dia juga mengungkapkan, kualitas kredit perbankan tetap berada pada level yang aman, tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) net sebesar 0,76 persen, sedikit meningkat dibanding Desember 2023 yang tercatat 0,73 persen.
Sementara itu, NPL gross tercatat sebesar 1,86 persen, meningkat tipis dari 1,81 persen pada Desember 2023. Perbaikan yang lebih signifikan terlihat pada Loan at Risk (LaR), yang turun menjadi 6,72 persen dari sebelumnya 7,61 persen di Desember 2023.
“Penurunan LaR ini dipengaruhi oleh berkurangnya jumlah kredit restrukturisasi, mencerminkan pemulihan kualitas portofolio kredit perbankan dan pengelolaan risiko yang lebih baik,” katanya.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sebelumnya stagnan sepanjang 2023, kata Muttaqien, kini menunjukkan tren peningkatan.
Hingga Oktober 2024, total DPK yang dihimpun mencapai Rp328,37 triliun, tumbuh 5,38 persen (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan simpanan Deposito sebesar 8,40 persen (yoy) serta Tabungan yang tumbuh 4,74 persen (yoy).
Dari sisi struktur, porsi terbesar DPK masih didominasi oleh Tabungan, yang berkontribusi 43,20 persen dari total DPK, diikuti oleh Deposito (39,95 persen) dan Giro (16,85 persen). (gusti)