Medan (Pewarta.co) – NVIDIA Corporation bersama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) berkolaborasi menggelar seminar penting bertajuk “Transformasi Digital Pendidikan: Optimalisasi Pemanfaatan AI dalam Inovasi Pembelajaran Modern”. Acara ini menandai langkah maju dalam mengintegrasikan teknologi terkini ke dalam dunia pendidikan.
Seminar ini dilaksanakan pada Kamis, 19 Juni 2025, di Auditorium UMSU, Jalan Muchtar Basri No.3 Medan. Dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I UMSU, Prof. Dr. Muhammad Arifin, M.Hum., seminar ini menarik lebih dari 500 mahasiswa dan dosen FKIP UMSU, menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap perkembangan AI dalam pendidikan.
NVIDIA dan UMSU Hadirkan Pakar AI: Panduan Praktis dan Strategis
Acara ini menghadirkan dua narasumber utama: Adrian Lesmono, Consumer Business Leader NVIDIA, serta Anjas Maradita, seorang Praktisi AI sekaligus Influencer yang memiliki latar belakang pendidikan matematika. Sesi pemaparan yang informatif ini dipandu oleh Ketua Pusat Bahasa UMSU, Muhammad Rafi’i, S.Pd., M.A.
Pandangan Anjas Maradita: AI sebagai Asisten Guru dan Konten Kreator
Anjas Maradita, pemateri pertama, berbagi pengalaman dan tips praktis mengenai pemanfaatan AI bagi para guru dan pendidik. “Saya dari jurusan pendidikan, dan saya sarankan guru juga mulai membuat konten untuk mempromosikan diri. AI bisa membantu mengupdate pembelajaran sesuai dengan taksonomi Blooms, menyediakan research-based content yang kuat, dan menciptakan pembelajaran yang lebih bervariasi dan menarik,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Anjas menekankan bahwa di era teknologi saat ini, pembuatan website dan konten profesional sebagai media pembelajaran menjadi lebih mudah berkat AI, namun tetap membutuhkan kemampuan manusia untuk memberikan instruksi yang tepat kepada sistem. “AI bisa membantu, tapi tidak akan memberikan hasil yang maksimal jika tidak kita instruksikan dengan benar. Sebagai edukator, penting untuk memahami bagaimana mindset dalam penggunaan AI agar penyampaian konten jadi lebih menarik dan profesional,” tambahnya.
Adrian Lesmono (NVIDIA): AI sebagai Alat Bantu dan Pemecah Masalah
Selanjutnya, Adrian Lesmono dari NVIDIA menjelaskan bahwa AI adalah alat bantu (tools) yang sangat potensial untuk dunia pendidikan, namun harus digunakan dengan bijaksana. “Guru itu tidak akan tergantikan AI, karena etika manusia itu tidak akan tergantikan AI,” jelas Adrian, menyoroti aspek kemanusiaan yang tak tergantikan.
Ia memaparkan tiga tahap pemanfaatan AI dalam pendidikan: shortcut seeker (untuk efisiensi), tool master (mengecek dan brainstorming), dan problem solver (memecahkan masalah). “Sudah saatnya kita melihat AI sebagai problem solver yang dapat membantu dalam penelitian dan pembelajaran,” ujarnya.
Adrian juga menekankan pentingnya kesadaran keamanan data dalam menggunakan AI. “Gunakan AI secara bijaksana, jangan unggah data pribadi seperti kesehatan dan rekening. ChatGPT misalnya, menggunakan data publik, tapi ke depan akan ada chatbot dengan data privat agar tidak menimbulkan isu privasi dan keamanan,” pesannya. Dalam paparannya, ia turut memperkenalkan produk-produk AI dari NVIDIA seperti Nvidia Broadcast, Studio Voice, ChatRTX, dan AI Assistant yang dirancang untuk membantu konten kreator dan eduvator.
Komitmen UMSU untuk Etika dan Inovasi Pendidikan Berbasis AI
Sebelumnya, Wakil Rektor I UMSU, Prof. Dr. Muhammad Arifin, M.Hum., pada saat membuka acara, menekankan pentingnya pemahaman etika dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI), mengingat potensi dan tantangan yang dihadirkannya. “Semua ini berdasarkan IoT. AI ini ciptaan manusia, tapi setelah diciptakan, ia bisa lebih sukses dari manusia sendiri yang menciptakannya. Di luar negeri sudah ada pengujian antara manusia dan robot, dan hasilnya robot mampu bekerja secara tepat, akurat, dan efektif,” katanya. Menurutnya, penggunaan IT seperti AI harus disertai pemahaman etika, sehingga timbul rasa tanggung jawab.
Dekan FKIP UMSU juga menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis teknologi. “Kami berharap dengan kegiatan ini, mahasiswa dan dosen bisa mengubah metode pembelajaran ataupun pengajaran dari konvensional ke arah yang lebih modern,” tuturnya.
Acara ini berjalan interaktif dengan sesi tanya jawab dan diskusi yang aktif, dan diakhiri dengan penyerahan cendera mata oleh Wakil Rektor I UMSU Prof. Dr. Muhammad Arifin, M.Hum., kepada para narasumber. Dengan digelarnya seminar ini, FKIP UMSU berharap para dosen dan mahasiswa dapat lebih siap menghadapi transformasi digital pendidikan yang terus berkembang, dengan menjadikan AI sebagai mitra strategis dalam proses belajar mengajar. (gusti/red)