Medan (Pewarta.co) – Ketua Komisi II DPRD Kota Medan Sudari ST mengaku sangat menyayangkan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Ketahanan Pangan (Ketapang) Kota Medan dinilai lambat menyalurkan anggaran penanganan gizi buruk kronis (stunting) di Kota Medan. Sehingga penderita anak stunting tidak tertangani maksimal dan tetap saja banyak.
Untuk itu kata Sudari, Komisi II DPRD Medan yang membidangi kesehatan akan segera menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan OPD terkait. Tujuannya guna melihat realisasi program Trliwulan I Tahun 2022 oleh OPD terkait soal penanganan stunting.
“Kita mau lihat kenerja Dinas, sejauh mana penanganan soal stunting. Kita prihatin masih banyak warga penderita stunting di Medan. Kita dorong Pemko Medan agar maksimal penanganan gizi buruk ini,” ujar Sudari ST, Senin (9/5/22).
Disampaikan Sudari yang juga Sekretaris DPD PAN Kota Medan itu, bukti OPD Pemko Medan belum maksimal menangani stunting. Sudari mengaku ada menemukan seorang Ibu dengan anak berusia 3 Tahun. Namun berat si anak hanya 7 kg, yang seharusnya bila kondisi sehat sudah 11 kg. “Maka dalam RDP nanti kita pertanyakan kinerja OPD soal stunting,” tegas Sudari.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr Taufiq Ririansyah melalui Kabid Kesehatan Masyarakat dr Helena Rugun Nainggolan MKT menyampaikan jika penderita stunting warga Kota Medan saat ini sebanyak 555 balita. Angka jumlah tersebut sesuai penimbangan di posyandu pada Februari 2022 lalu.
Namun dijelaskan Helena, berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.
Akan tetapi, Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.
Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting Kota Medan saat ini masih berada pada angka 19,9% yang artinya dari jumlah balita saat ini (119.225 balita) maka ada 23.725 balita stunting. “Ternyata pada bulan penimbangan di posyandu pada Februari 2022 ditemukan 555 balita stunting,” sebutnya. (Dik/red)