Medan (Pewarta.co)-Apa jadinya jika saat pandemi Covid-19 seperti ini, layanan maupun GoSend maupun GoFood belum hadir di Indonesia? Sungguh, sulit untuk dibayangkan betapa terbatasnya akses untuk tetap bisa menjalankan aktivitas di tengah keterbatasan.
Bagaimana pengantaran makanan, obat-obatan ataupun kebutuhan pasien terpapar Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah atau di rumah sakit bisa diterima dengan baik, utuh dan enggak pakai lama?
Bagaimana caranya memesan makanan yang ingin dibeli tanpa harus keluar rumah lantaran kondisi tak memungkinkan? Penyebabnya mungkin karena lagi isoman atau meminimalisir penyebaran Covid-19.
Bicara soal untung-untungan, kita masih saja bisa bilang untung meski sedang tertimpa musibah. Syukurlah, dengan bantuan teknologi di zaman serba digital ini kita bisa melakukan apa yang dulu tak mungkin dilakukan.
Selama 11 tahun, Gojek hadir di tengah masyarakat dan secara konsisten memberikan berbagai kemudahan dan membantu masyarakat mengatasi tantangan hidup sehari-hari.
Ya, untunglah layanan GoSend dan GoFood yang ada di fitur Gojek ini sudah lahir sebelum virus Corona mulai terdeteksi pertama kali di Kota Wuhan, China pada awal Desember 2019. Virus itu akhirnya ‘travelling’ hingga ke Indonesia pada Maret 2020.
Pandemi Covid-19 di Indonesia merupakan bagian dari pandemi penyakit koronavirus 2019 (Covid-19) yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Kasus positif Covid-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang.
Saat itulah untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia.
Pandemi Covid-19 di Indonesia membuat masyarakat memanfaatkan gawai dan jaringan internet untuk tetap terhubung. Dengan sentuhan teknologi digital, jasa layanan GoSend dan GoFood dapat diakses oleh siapa saja dan dari mana saja.
Terlebih saat ini dunia digital memiliki peranan yang vital bagi seluruh lapisan masyarakat.
Aplikasi Gojek, Gojek Indonesia diluncurkan ke masyarakat Indonesia pertama kali pada 13 Oktober 2010 di Jakarta. Gojek Indonesia memiliki nama lain sebagai PT Aplikasi Karya Anak Bangsa ini memang buah karya dari seorang putra bangsa bernama Nadiem Makarim, Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Saat itu, pemesanan jasa Gojek via aplikasi sangat disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Sebab siapa saja dapat memesan jasa antar transportasi atau pengantaran barang dan makanan semudah mengklik aplikasi saja. Selain itu, harga setiap layanan dari go-jek pun sangat terjangkau hingga Rp10.000 saja!
Gojek tidak hanya berkutat dalam penyediaan pelayanan transportasi daring untuk manusia. Ada lebih banyak lagi pelayanan dari Gojek yang kini terus berkembang dan dapat dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya GoSend dan GoFood.
Tanpa mengecilkan makna pengorbanan para tenaga kesehatan (nakes) yang memang pantas didaulat sebagai Pahlawan Pandemi Covid-19, bolehlah jika dikatakan layanan antar barang GoSend dan layanan pesan-antar makanan GoFood juga sebagai sang pahlawan. Seperti para nakes tersebut, yang telah berjasa dan berkorban pada bangsa, para pahlawan pandemi ini sama-sama menjadi garda terdepan bergulat dengan paparan virus menyerupai crown (mahkota) itu.
Kata pahlawan pantas disematkan tentunya lantaran GoSend dan GoFood sangat berjasa menjadi penghubung di masa pandemi. Ia juga berada di garda terdepan tatkala mengantarkan atau mendistribusikan bantuan pangan maupun kiriman barang kepada pasien Covid-19 yang tengah isolasi mandiri di rumah.
Afni, penyintas Covid-19, mengaku sangat terbantu sekali dengan adanya layanan GoSend dan GoFood yang ada di aplikasi Gojek itu. Afni dan Ikhwan suaminya secara bersamaan terpapar Covid-19. Kala itu di pekan ketiga Januari 2021. Kondisi terpapar tak terlalu parah dan tidak mengharuskan perawatan di rumah sakit, membuat mereka memutuskan untuk isolasi mandiri saja di rumah.
Mereka hanya tinggal berdua saja di sebuah komplek perumahan di kawasan Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Belum ada buah hati yang menemani hari-hari pasangan suami istri itu kendati telah memasuki usia pernikahan lebih dari 10 tahun.
“Kami tak bisa ke kedai beli kebutuhan dapur, atau ke warung makan beli lauk matang karena kondisi lagi positif Covid. Jadi, manalah mungkin kami bisa keluar rumah pada saat kondisi seperti itu. Untunglah bisa mengandalkan layanan GoFood dan GoSend,” ujar Afni.
Perempuan berusia 45 tahun ini mengaku entah apa jadinya seandainya tak ada yang bisa mengantarkan makanan kepada mereka yang sama-sama sedang isoman. Masih ada satu atau dua tetangga yang bersimpati mengirimkan makanan dengan meletakkannya di pagar rumahnya. Tapi Afni merasakan masih saja ada kesan takut-takut dan terlihat menghindar.
Pernah, cerita Afni, di suatu pagi ia duduk di teras rumahnya untuk berjemur merasakan sinar matahari ke tubuhnya. Ada anak tetangga berusia sekira 8 tahun, kebetulan sedang melewati jalan di depan rumah Afni. Akan tetapi bocah laki-laki itu langsung bergegas mempercepat langkahnya, bahkan setengah berlari begitu melihat Afni ada di sana.
“Mungkin mamaknya yang bilang supaya dia jangan dekat-dekat ke kami. Takut nanti ketularan,” ucapnya kesal.
Meski ada insiden tak menyenangkan seperti itu, masa isolasi mandiri di rumah waktu itu dijalaninya dengan perasaan yang tidak terlalu cemas dan merasa terisolir.
Semangatnya untuk segera sembuh dan melawan Covid-19 pun bangkit. Afni dan suaminya tak merasa sendirian.
“Kami memang merasa terkurung, karena tak bebas kemana-mana. Tapi, Alhamdulillah. Makanan, buah-buahan dan vitamin selalu saja datang bertubi-tubi. Kiriman itu datang dari teman, sahabat, keluarga dan saudara lainnya. Mereka tidak memberikannya secara langsung, tapi menitipkannya dengan memanfaatkan jasa layanan GoSend,” tuturnya.
Pernah, ungkap Afni, ada sekali adik iparnya beserta dua orang ponakan perempuannya datang berkunjung sambil membawakan vitamin, makanan, serta kebutuhan dapur dan toilet seperti beras, gula, sabun, shampo dan lainnya. Kunjungan itu pun sebatas di balik pagar rumah saja.
Hal itu malah membuat Afni merasa sedih tak ketulungan, hingga ia merasakan dadanya sesak menahankan tangis. Karenanya, ia pun melarang adik ipar dan keponakan ciliknya itu untuk datang lagi.
“Enggak sanggup rasanya melihat mereka hanya berdiri di balik pagar, sedangkan pandangan dan badan saya terpenjarakan oleh kaca jendela. Entah kayak apa rasanya,” tukasnya.
Akhirnya, segala kebutuhan dan keperluan Afni dan suaminya dikirimkan oleh keluarganya tersebut dengan memakai jasa layanan GoSend saja.
Selain merasakan nikmatnya manfaat layanan GoSend, Afni dan suaminya juga bisa mencicipi hidangan ala cafe dan resto walau sedang menjalani isolasi mandiri. Tentunya itu mereka lakukan dengan pemesanan dengan fitur layanan GoFood.
“Bayarnya non cash, pakai GoPay,” ujarnya.
Menurutnya, cara itu dilakukannya untuk menghindari kontak langsung dengan driver pengantar GoFood agar tak terpapar Covid-19 darinya. Afni merasa sadar diri, tak mungkin dan menurutnya kejam rasanya jika melakukan pembayaran secara cash dalam kondisi positif seperti itu. Ia pun bijak melakukan pembayaran pesanan GoFood-nya dengan menggunakan GoPay.
Saat mengorder makanan, selalu ditambahkan dengan catatan : “Taruh di pagar saja”. Itu tentunya agar tidak berinteraksi langsung dengan si driver. Alasan lainnya, lantaran tak ada lagi orang lain di rumahnya kecuali Afni dan suaminya saja untuk menerima paket pesanan GoFood.
“Janganlah kita egois menularkan virus kepada orang lain,” ujarnya.
Sahabatnya semasa sekolah, Ina yang tinggal sekira 1 saja kilometer dari komplek perumahan Afni, juga terkadang memesankan makanan buat pasangan suami istri itu melalui layanan GoFood.
“Saya pesan makanan buat Afni, tapi alamat pengirimannya langsung saja ke rumah mereka. Bukan ke rumah saya,” kata Ina.
Tak hanya memesankan makanan melalui layanan GoFood. Ina pun membuatkan Afni minuman bandrek yang mengandung rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, jahe, serai, ditambah gula aren dan daun pandan yang berkhasiat menghangatkan tenggorokan dan badan.
Ia percaya minuman itu juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan pasien Covid-19.
“Saya sih rasanya pingin datang langsung mengantarkan bandrek itu dan menyemangati Afni agar bersabar menjalani isomannya. Tapi, ‘kan enggak mungkin juga bisa berinteraksi langsung secara fisik. Dia pun enggak mau saya kunjungi meski hanya dari balik pagar saja. Takut malah makin sedih, gitu katanya,” tutur Ina.
Minuman bandrek yang dibuatnya itu pun dikemasnya ke dalam botol plastik untuk dikirimkannya melalui layanan GoSend. Ina memastikan tutup botol terkunci rapat, agar isinya tidak tumpah yang nanti bisa menyusahkan si pengantar, si Abang Gojek. Kiriman itu tentunya disisipi dengan doa tulus agar sahabat dan suaminya segera pulih kembali.
Alamat lengkap tujuan disebutkannya sekali lagi kepada Abang Gojek, dan tak lupa pesan wanti-wanti agar kiriman itu diletakkan saja di tembok pagar rumah tujuan pengantaran.
“Sempat merasa berdosa sih, ketika enggak menjelaskan kenapa paketnya musti ditaruh di tembok pagar saja, kok bukan langsung diserahkan kepada si penerima. Seolah-olah saya sengaja menjerumuskan si Abang Gojek masuk ke kandang singa yang buas. Ah, tapi pasti si Abang udah ngerti dan pahamlah ya. Hari gini pasti alasannya karena Covid. Si Abang Gojek pun enggak nanya, mungkin dia maklum ya?” bebernya.
Ternyata, memang benar dugaan Ina. Fakhrur, mitra Gojek, sebenarnya tahu alasan si pemesan seperti Ina mewanti-wanti agar meletakkan kiriman di pagar atau tembok rumah saja, tidak dengan menjumpai penerimanya.
“Saya tahu itu, dan enggak mau nanya-nanya alasannya apa karena itu untuk menjaga privasi pengorder. Kalau sudah tahu, untuk apalagi kan bertanya? Mungkin pengorder takut jika jujur, bilang yang sebenarnya, nanti kami menolak mengantarkan paketnya kalau tujuannya ke rumah pasien Covid-19 yang sedang isoman. Yang penting, kami tetap hati-hati dan taat prokes,” ungkapnya.
Namun, kata Fakhrur, bisa juga pengorder yang takut kontak langsung dengan driver pengantar. Itu pun dimakluminya.
“Ya, mau bagaimana lagi. Zaman sekarang musti lebih awas dan hati- hati, takut Covid!” serunya.
Fakhrur mengatakan, terkadang dalam mengantarkan pesanan GoFood, ia tidak bisa bertatap muka dengan pengorder. Kebanyakan pemesan meminta kepada dirinya untuk menaruh makanan di depan rumahnya.
“Mungkin yang order lagi isolasi mandiri atau apa, dan makanannya paling digantung di pagar atau ditaruh di depan rumah,” katanya.
Fakhrur pun mengaku lebih senang jika menerima bayaran melalui GoPay dari pengordernya atau pemesan layanan GoSend maupun GoFood.
“Lebih aman kayak gitu kalau di masa pandemi. Lagipula juga lebih praktis, enggak susah mencari-cari recehan untuk uang kembalian jika bayarnya enggak pake uang pas,” ujarnya.
Fakhrur beranggapan, menjadi mitra Gojek di masa pandemi ini dianggapnya sebagai bagian dari relawan Covid-19. “Pekerjaan ini juga ladang amal bagi saya. Saya tidak takut dan turut senang ketika bisa mengantarkan paket pesanan sampai ke tangan konsumen dalam keadaan utuh dan aman. Meski kadang cukup disangkutkan atau diletakkan di pagar rumah,” bebernya.
Sebagai layanan platform digital, Gojek memang dijadikan andalan oleh masyarakat Indonesia yang merasa terbantu dan bisa bangkit bersama menghadapi pandemi.
GoSend dan GoFood adalah dua diantara sejumlah fitur dan layanan yang ditawarkan aplikasi Gojek kepada pengguna.
Layanan GoSend digunakan untuk melakukan pengiriman barang atau paket ukuran kecil dan sedang ke lokasi tujuan yang masih dalam satu wilayah yang sama. Dengan GoSend, pengguna bisa mengirimkan paket maksimal sejauh 100km dari lokasi pengguna saat memesan layanan.
Pemesanan GoSend juga dalam dilakukan dalam satu waktu lebih dari satu kali dalam sehari. Oleh sebab itu, banyak online shop memanfaatkan jasa GoSend untuk melakukan pengiriman paket ke alamat konsumen yang masih berada dalam satu wilayah dengan toko.
Layanan GoFood dapat dikatakan sebagai layanan paling diminati saat ini oleh masyarakat. Untuk yang sedang lapar namun malas membeli makanan, malas memasak, atau sedang sibuk dengan pekerjaan, bisa memanfaatkan layanan GoFood untuk memesan makanan dalam radius maksimal 25 km dari lokasi pengguna berada.
GoFood adalah layanan delivery makanan dari Gojek yang bekerja sama dengan lebih dari 100.000 lebih restoran, outlet makanan cepat saji, dan juga pedagang-pedagang makanan kecil dan UMKM.
Di masa pandemi, ditambah lagi saat pemberlakuan PPKM Darurat beberapa waktu lalu, para kaum rebahan semakin tinggi memanfaatkan jasa layanan GoFood. Ini juga cara lebih mudah bagi konsumen mendapatkan makanan tanpa harus keluar rumah untuk meminimalisir terkonfirmasi Covid-19.
Gojek benar-benar beradaptasi dengan situasi. Saat situasi pandemi, layanan pesan-antar makanan GoFood meluncurkan opsi pengantaran makanan tanpa kontak fisik secara langsung (contactless delivery).
Inovasi diluncurkan 19 Maret 2020 ini berupa tambahan opsi teks pesan cepat pada fitur chat di dalam pesanan GoFood antara pelanggan-mitra driver. Layanan tersebut merupakan salah satu upaya berkelanjutan GoFood dalam mendukung imbauan pemerintah bagi masyarakat untuk beraktivitas #dirumahaja dan menerapkan konsep pembatasan sosial (social distancing) di masa pandemi global penyebaran corona Covid-19.
Catherine Hindra Sutjahyo, Chief Food Officer Gojek, dalam link berita sebuah situs dikutip bertanggal Kamis (19/3/2020) mengatakan, “Secara proaktif dan konsisten kami melakukan berbagai upaya untuk memastikan keamanan pada seluruh ekosistem Gojek, termasuk layanan GoFood melalui langkah proaktif meminimalisir penyebaran Virus Corona COVID-19.”
Menurutnya, opsi pengantaran makanan tanpa kontak fisik secara langsung ini menjadi salah satu solusi cepat yang dikembangkan untuk meningkatkan pengalaman berkuliner di rumah yang aman, tenang,dan nyaman.
Dijelaskannya, 3 langkah mudah bagi pelanggan GoFood agar dapat memilih pengantaran makanan tanpa kontak langsung melalui opsi teks pesan cepat di fitur Chat: Pertama, sebelum menekan tombol Pesan, pilih pembayaran non-tunai menggunakan GoPay atau PayLater untuk meminimalisasi terjadinya kontak langsung.
Kedua, setelah dipesan dan dapat driver, buka fitur Chat dari dalam pesanan GoFood kamu untuk komunikasi sama driver, dan pilih salah satu pesan cepat yang sudah kami sediakan: – “Tolong taruh di depan pagar/pintu, dan kabari ya kalo udah sampai” – “Tolong titip di lobi, dan kabari ya kalo udah sampai”
Ketiga, bila pelanggan memilih opsi contactless delivery ini, mitra driver akan mengirimkan foto via chat sebagai bukti bahwa makanan telah diletakkan di tempat yang disepakati. Lebih jauh lagi, GoFood juga meningkatkan keamanan dengan menyediakan Kartu Penanda Suhu Tubuh yang berisi informasi mengenai suhu tubuh dari pihak yang menangani makanan yang dipesan, yaitu karyawan mitra merchant yang memasak, karyawan yang menyiapkan makanan, serta mitra driver yang mengantar makanan.
Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan dan menjaga agar makanan tetap higienis hingga di tangan pelanggan. Keselamatan dan kesehatan seluruh ekosistem Gojek adalah prioritas utama.
Masyarakat Indonesia seharusnya memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para mitra driver dan merchant Gojek yang tetap sigap dalam membantu masyarakat Indonesia agar dapat beraktivitas normal di tengah situasi pandemik. Tentunya, masyarakat juga berharap Gojek akan terus berupaya membuat inisiatif dan inovasi baru untuk dapat berkontribusi terkait pengurangan risiko penyebaran virus Corona.
Rupanya, pandemi Covid-19 tak menghambat Gojek untuk terus melahirkan inovasinya di momentum hari jadinya ke-11 tahun. Secara virtual, pada Rabu (27/10/2021), Gojek memperkenalkan layanan inovasi baru di tiga layanan utamanya yaitu transportasi, pesan-antar makanan, dan logistik guna mendukung upaya Gojek untuk terus membawa dampak sosial yang positif bagi masyarakat
Co-Founder dan CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, pihaknya akan terus menghadirkan inovasi dan teknologi terbaru untuk menjawab berbagai tantangan dan kebutuhan sehari-hari masyarakat.
“Melalui inovasi, kami bisa terus mempermudah keseharian hidup masyarakat termasuk mendukung jutaan mitra driver dan mitra usaha kami, khususnya pelaku UMKM untuk terus tumbuh meski di tengah pandemi,” kata Kevin.
Fitur baru yang pertama adalah fitur GoFood PLUS dan Order Sekaligus. Ini merupakan paket berlangganan potongan harga langsung untuk bisa bebas menikmati beragam kuliner nikmat dengan harga terjangkau, termasuk diskon ongkos kirim. Sementara fitur Order Sekaligus memungkinkan pelanggan memesan makanan/minuman dari banyak resto sekaligus di satu lokasi.
Kemudian, dari sisi layanan transportasi, Gojek memperluas rencana pemanfaatan kendaraan listrik melalui uji coba komersial. Gojek bekerjasama dengan Pertamina untuk penerapan skema battery swap pada motor listrik dari Gesit dan Gogoro.
Gojek juga memperkenalkan layanan baru dari sisi transportasi yaitu GoTransit, yang merupakan kerja sama dengan PT Kereta Commuter Indonesia. Fitur ini mengintegrasikan tiket KRL dengan layanan transport on-demand seperti GoRide dan GoCar.
Ketiga adalah layanan logistik. Dalam hal ini Gojek mengembangkan GoSend API (integration application interface), yang mengintegrasikan layanan GoSend dengan platform mitra bisnis sehingga menghadirkan layanan pengiriman yang handal, cepat, dan mudah.
GoSend juga akan segera meluncurkan fitur GoSend Multidrop yang memberi kesempatan bagi para pengguna untuk mengirim beberapa paket sekaligus dengan hanya sekali ambil. Lewat fitur ini, pengguna bisa mengatur paket mana yang harus dikirimkan terlebih dahulu. Ini agar ongkos kirim lebih hemat sampai dengan 30 persen, pengguna dapat memanfaatkan fitur rekomendasi urutan pengantaran yang disediakan.
Sebelumnya, pada 17 Mei 2021, Tokopedia dan Gojek mengumumkan resmi merger dan membentuk Grup GoTo. Nama GoTo sendiri berasal dari singkatan Gojek dan Tokopedia dan juga berasal dari kata gotong-royong. Kata itu sungguh tepat, karena kondisi sekarang ini diperlukan sikap gotong-royong dan sudi saling membantu agar masyarakat Indonesia mampu bangkit bersama dari pandemi Covid-19. #BangkitBersama adalah gerakan yang diinisiasikan ekosistem GoTo, yang terdiri dari Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial, untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama bangkit dari pandemi Covid- 19.
Di usia Gojek yang ke-11 tahun, layanan platform digital ini sungguh mendukung masyarakat di tengah pandemi yang masih berlangsung.
Gojek menumbuhkan optimisme, bermanfaat dan turut berkontribusi membangun ekonomi digital di Indonesia. Dirgahayu, Gojek! Teruslah berinovasi dan berbuat baik. (gusti)