Medan (Pewrta.co)-Kawasan Fly Over terminal Amplas jadi ajang rawan para pembegal dan sudah banyak memakan korban.
Di antaranya salah seorang pengecer minyak tanah bernama Saddam pernah dibegal yang mengakibatkan kehilangan uang jutaan untuk setoran dan kehilangan KTP saat melintas di Fly Over terminal Amplas.
Dan pada tanggal 13 November 2020 kejadian serupa terulang lagi.
Kali ini, pembegal melakukan aksinya terhadap Masri Buna Lubis.
Saat berboncengan dengan Normaida Manik pegawai Dinas Perhubungan (Dishub) kota Medan pada 13 Nopember 2020 sekitar pukul 17.30 sore.
Ketika hendak mengantarkan Masri pulang kerumah daerah Tanjung Morawa. Kejadiannya sebelum fly over, mau arah pulang ke Tanjung Morawa pas di depan Pabrik Getah.
Hal ini dikatakan, Masri Buna, Jumat (27/11/20) ketika dikonfirmasi lewat aplikasi masseger.
“Kejadiannya berlangsung sangat cepat, dan sempat terjadi saling tarik menarik tas yang dipegang antara saya dan sipembegal. Akibat saling tarik menarik tersebut, kenderan kami oleng. Sehingga kami terjatuh keaspal dan terguling-guling di aspal,” ceritanya.
Masri mengatakan, tanda sama pelakunya karena saat tarik menarik itu melihat langsung tersangkannya.
“Memang kalau kita tak melawan pasti tak terjatuh. Bagaimana tak melawan, karena dalam dompet itu ada uang sebesar Rp.6.500.000, Handphone (Hp) merek Samsung E9, HP Nokia, KTP, Kartu NPWP, dan 2 Unit ATM Bank Mandiri,” jelasnya.
Menurutnya, Salah satu ATM Bank Mandiri berhasil dijebol oleh pelaku pembegal. Karena pin (paswordnya) sama tanggal lahir.
“Selain, kehilangan barang berharga tersebut. Juga mengalami luka pada pelipis mata. Sementara yang membawa kenderaan Normaida Manik mengalami cedera di kaki dan tangan,” terangnya.
Diminta, Kepada Kapolda Sumatera Utara dan Kapolrestabes Medan serta Kapolsek Patumbak segera menangkap para pelaku pembegal diseputaran Fly Over Amplas.
Karena kejadian ini bukan baru ini terjadi, sudah sering sekali.
“Ironisnya, pada saat sebelum kejadian kami dibegal sudah ada yang dibegal duluan. Kejadian di situ jam 3 sorenya, informasi kami dapat saat membuat laporan ke Polsek Patumbak,” terangnya.
Diharapkannya, Kepolisian jangan tutup mata terhadap para pelaku pembegal dimanapun berada khususnya diareal menuju menuju Fly Over Amplas.
“Sebenarnya tak mau membuat berita ini ke media. Tapi karena banyaknya laporan dari kawan-kawan daerah itu sering terjadi begal. Maka, dengan tegas saya katakan, Polisi harus bersikap dan tangkap para pelaku begal bila perlu tembak mati,” pintanya.
Lanjutnya, jangan buat rakyat merasa tak percaya kepada kepolisian. Karena semenjak laporan dari tanggal 13 Nopember 2020 tak ada satupun begal yang tertangkap, sampai saat ini. (red)