Padangsidimpuan (Pewarta.co) – Dinar Yeni Marsaulina Pasaribu (33), asal Dusun I, Desa Sihaporas Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) menjadi korban pencurian, Kamis (29/8/2019) sekira pukul 12.17, usai bertransaksi di ATM salah satu Bank di depan Apotek Kimia Farma, Jalan Sudirman, Kota Padangsidimpuan.
Sadar telah menjadi korban pencurian, Dinar melaporkan kejadian yang dialaminya ke Mapolres Padangsidimpuan dengan Nomor: STPL/381/VIII/2019/SU/PSP.
Dinar menceritakan, kejadian bermula saat kedatangannya ke Kota Padangsidimpuan untuk keperluan berbelanja pakaian dagangan, dan ini sudah tiga tahun dilakoninya. Dinar seusai belanja terpaksa mendatangi ATM untuk melakukan penarikan uang.
“Kebetulan hari itu, uang cash yang saya kantongi untuk membeli pakaian dagangan kurang. Saya pun melakukan penarikan tabungan di ATM terdekat,” ungkap Dinar saat ditemui wartawan di Mapolres, selepas menjalani pemeriksaan oleh petugas Sat Reskrim, Jumat (30/8/2019).
Namun setibanya, sambung dia, begitu memasukkan kartu ATM miliknya, entah kenapa transaksi tak bisa diakses sama sekali. Berulangkali memasukkan nomor PIN ATM dan tidak ada respon, korban berniat membatalkan transaksi dengan cara menekan cancel (batal), itupun tidak berhasil. Sehingga praktis kartunya tertahan didalam mesin ATM.
“Disaat saya merasa panik, tiba-tiba saja seorang pria berpenampilan parlente muncul menawarkan bantuan. Dan, entah kenapa saya nurut begitu saja ketika orang tersebut meminta memasukkan nomor PIN, itu saya lakukan,” jelas Dinar sembari menyebut pria itu lalu pergi meninggalkannya sendiri di ATM tanpa ada solusi.
Selang lima menit kemudian, seorang pria mengendarai sepeda motor matic datang menghampiri dan menanyakan kendala apa yang dihadapi Dinar. Tanpa punya firasat buruk, Dinar menyebutkan bahwa kartu ATM miliknya tertahan dan tak bisa keluar dari mesin ATM.
“Kebetulan penampilan pria itu persis seperti seorang teknisi dengan obeng dikantong, sehingga membuat sedikit lega akan solusi persoalan yang tengah membelit saya. Seolah-olah bereperasi layaknya seorang teknisi, kemudian pria itu mengembalikan kartu ATM yang seakan-akan itu adalah kartu miliknya,” beber Dinar.
Merasa tenang karena kartu ATM nya telah kembali, Dinar beranjak pergi dari lokasi mesin ATM menuju ATM lainnya dengan menumpangi becak. Tapi saat didalam becak, Dinar terus memandangi kartu ATM yang tadinya dikembalikan oleh pria yang mengaku petugas teknisi ATM tersebut.
Sembari terus memeloti, ada keanehan yang ia lihat dan rasakan. Tampak tanda tangannya tidak begitu terlihat jelas tertera di kartu ATM tersebut, hingga membuatnya memutuskan hendak berkonsultasi saja ke Bank tempat Dinar membuka rekening, yang salah satu unitnya ada seputaran Jalan Thamrin.
Disinilah momen pahit itu terjadi, kata dia, tengah Dinar berkonsultasi dengan petugas Bank dimaksud, mendesak petugas agar rekening miliknya untuk sementara diblokir saja, beruntun SMS Banking masuk ke handphon miliknya, memberitahukan bahwa transaksi penarikan maupun transfer ke rekening lainnya sedang berlangsung.
“Agar rekening saya bisa diblokir, saya dituntun harus hubungi nomor layanan aduan costumer 01500017. Sebab, kata pihak Bank setempat mereka tidak ada wewenang untuk memblokir, apalagi itu unitnya juga tidak sama atau berbeda. Diwaktu itulah, uang saya terus ditarik hingga mencapai Rp31 juta,” tutur Dinar menahan kesedihannya.
Dinar menambahkan, akibat kejadian apes itu, selain uangnya terkuras dan hanya menyisakan Rp100 ribu saja, niat untuk berbelanja terpaksa dibatalkan. Kini, ia menitipkan harapan besarnya kepada pihak kepolisian, berharap kedua pria yang diduga bersekongkol melakukan pencurian uangnya melalui ATM itu dapat secepatnya tertungkap. (Rts)