Jakarta (Pewarta.co)-Penasehat Hukum Wilson Lalengke, Daniel Minggu menyatakan telah mengirimkan pesan tantangan debat terbuka di depan publik ke Kapolres Lampung Timur, AKBP Zaky Alkazar Nasution terkait Pasal 170 KUHP yang disangkakan kepada kliennya.
Pasalnya menurut advokat keturunan Toraja yang lahir di Kalimantan Timur itu, penerapan pasal pengrusakan terhadap papan bunga provokatif yang dilakukan oleh Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, dan kawan-kawan, tidak tepat sama sekali.
“Saya menduga kuat bahwa Kapolres Lampung Timur itu tidak paham aturan hukum tentang perkara yang bisa dikenakan pidana Pasal 170 KUHP subsider Pasal 406 tentang pengrusakan atau kekerasan terhadap orang atau barang secara bersama-sama. Titelnya saja yang berderet banyak, tapi belum tentu dia paham tentang aturan hukum, khususnya terkait pasal pengrusakan,” beber Daniel Minggu dalam press releasenya yang dikirimkan ke redaksi media ini, Rabu, 25 Mei 2022.
Saat ditanya wartawan tentang respon Kapolres, advokat senior yang banyak mengadvokasi warga yang terzolimi dari kalangan bawah itu menyampaikan bahwa Kapolres Lampung Timur dinilainya pengecut dan ngumpet tidak berani menerima tantangannya.
“Saya berkali-kali kirim pesan lewat Aplikasi WhatsApp ke dia tidak dibalas. Ditelepon tidak diangkat, saya datangi ke kantornya, dia tidak di tempat dengan alasan acara di luar. Susahlah mengharapkan aparat semacam itu, pengecut. Eh, nomor kontak saya malahan diblokir. Dia tidak sadar diri bahwa sebagai pejabat publik dia harus senantiasa melayani warga dengan sebaik-baiknya, apapun kondisinya, karena rakyat sudah biayai hidupnya. Benar kata Pak Wilson Lalengke itu, sampai celana dalam oknum Kapolres dan anak istrinya dibelikan oleh rakyat. Konsekwensinya dia harus dapat memberikan pelayanan maksimal kepada rakyat, bukan malah memblokir komunikasi dengan rakyat,” tutur Daniel.
Tantangan serupa, lanjutnya, juga disampaikan kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menangani kasus perobohan papan bunga tersebut.
“Saya sejak awal sudah curiga dengan Kejari Lampung Timur karena saya lihat Kasi Pidumn-ya hadir ke Polres saat press conference, Senin, tanggal 14 Maret 2022 lalu. Proses penyidikan belum apa-apa, mengapa mereka sudah cawe-cawe sibuk dengan perkara ini? Sangat mungkin Forkompinda Lampung Timur berkepentingan untuk memenjarakan Wilson Lalengke. Makanya saya tantang JPU dan Kejari-nya sekalian, kita debat terbuka di depan umum agar terang-benderang bagi masyarakat luas tentang dugaan konspirasi elit lokal dan nasional dalam masalah sepele ini,” tegas Daniel Minggu yang mengaku bukan membela tindakan Wilson Lalengke, tapi membela kebenaran dan keadilan sesuai hukum yang berlaku.
Daniel Minggu berharap JPU dan atau Kejari Lampung Timur berani menerima tantangannya.
“Saya Advokat Daniel Minggu dengan ini melayangkan juga tantangan buat JPU yang tangani perkara ini, apalagi mereka menambahkan Pasal 335 KUHP. Ayo kita berdebat terbuka di depan umum, beranikah JPU, atau sekalian dengan Kajarinya, menerima tantangan saya ini, ataukah sama dengan Kapolres Lampung Timur yang beraninya hanya di kandangnya saja, mengaum-ngaum seperti singa ompong dan tanpa kuku pencakar,” pungkasnya. (ril)