Batubara (Pewarta. co)-Pengurus Besar Kesatuan Mahasiswa Batubara (PB-KEMBAR) meminta bangunan Unit Transfusi Darah (UTD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dibongkar.
Sebab, PB-KEMBAR menilai pembangunan UTD RSUD Batubara diduga menggunakan material yang tidak standar bahkan berkualitas rendah.
Hal tersebut dinyatakan Sekjen PB-KEMBAR, M Azmi Akhbar saat meninjau pengerjaan proyek bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kesehatan di komplek RSUD Batu Bara, Jumat (7/9/2018).
Di lokasi, PB-KEMBAR menemukan batubata, adukan semen, penggunaan besi, hingga pasir diduga tidak memenuhi kandungan zat besi rendah sehingga daya rekat minim.
Begitu juga dengan ukuran batubata yang kecil dan tidak masak yang dibuktikan saat diremas batubata tersebut hancur.
Kuat dugaan, harga batubata tidak sesuai dengan Harga Perhitungan Sementara (HPS).
“Dikhawatirkan dalam waktu tidak lama bangunan akan retak dan berpotensi ambruk,” ujar M Azmi Akhbar kepada pewarta.co.
Selain itu, pada plank proyek senilai Rp 747.950.000 yang dikerjakan CV AA tidak ada jangka waktu pengerjaan sehingga dikhawatirkan waktu pengerjaannya akan melampaui tenggat sesuai masa kontrak.
Karenanya PB-KEMBAR meminta dinas terkait melakukan pengawasan dan evaluasi pekerjaan.
Jangan terkesan sepele sehingga penggunaan anggaran negara tidak sia-sia.
Azmi juga meminta pengawas maupun konsultan memerintahkan kontraktor agar membongkar bangunan yang sedang dikerjakan dan kembali membangun sesuai bestek.
“Kami meminta pihak pengawas dan konsultan memerintahkan kontraktor membongkar kembali pembangunan dan mengerjakan kembali sesuai bestek,” pintanya.
Pantauan di lokasi, pengerjaan gedung tersebut baru pada tingkat pemasangan batubata.
Hingga berita ini di-posting, pihak yang berkompeten belum memberi keterangan resmi.
Bahkan, pihak pemborong tidak berada di lokasi sehingga belum terkonfirmasi. (ril)