Medan (pewarta.co) – Pengabdian masyarakat merupakan aspek penting dalam pendidikan tinggi yang menghubungkan dunia akademis dengan kebutuhan nyata di masyarakat.
Universitas Negeri Medan (Unimed) berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengembangan daerah melalui berbagai program kemitraan. Salah satu inisiatif menarik adalah kemitraan antara Unimed dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) dalam menciptakan motif batik kolaborasi.
“Kerja sama ini bertujuan untuk menghasilkan motif batik yang tidak hanya estetis, tetapi juga menggambarkan identitas budaya lokal, serta memberikan dampak positif bagi komunitas,” tutur Ketua Tim Pengabdian Kemitraan Wilayah (PKW) Unimed Dinda Kartika MSi, Kamis (28/11/2024).
Tim PKW Unimed diketuai Dinda Kartika MSi beranggotakan Debi Yandra Niska MKom, Fevi Rahmawati Suwanto MPd, Sisti Nadia Amalia MStat, dan Nurhasanah Siregar MPd. Mereka dosen dari berbagai prodi di Jurusan Matematika. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa untuk mengembangkan soft skills dan keterlibatan sosial.
Dinda menuturkan, tim PKW awalnya melakukan analisis terhadap kondisi pembatik di Paluta. Ternyata, ungkap Dinda, pembatik di sana kesulitan mengembangkan motif batik baru, sehingga produk yang dihasilkan cenderung monoton dan hanya diminati pasar lokal.
“Untuk mengatasi permasalahan ini, tim PKW merancang aplikasi pengembangan motif dua dimensi bernama Symatrig, yang dikembangkan berdasarkan kepakaran dan penelitian sebelumnya,” kata Dinda.
Dijelaskannya, pola motif pada Symatrig mengadaptasi pola frieze dan kristalografi, yang merupakan simetri matematis dalam seni dekorasi dua dimensi. Aplikasi ini diharapkan dapat menghasilkan desain batik yang estetis dan memiliki makna filosofis.
Symatrig pun diperkenalkan kepada para pengrajin batik di Industri Kecil Menengah (IKM) Paluta melalui workshop yang dilaksanakan Tim PKW Unimed dan Disperindag Paluta.
Kegiatan ini dibuka Penjabat Bupati Paluta, Patuan Rahmat Syukur P Hasibuan SSTP MM diwakili Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan pada Sekretariat Daerah, Sapri Dewasa SPi MM.
Dinda menyebut workshop berlangsung lancar dan interaktif, dengan pendampingan intensif bagi para pembatik dalam mengoperasikan Symatrig. Pembatik pun dapat mandiri dalam mengembangkan motif batik.
Selain itu, para pembatik diberikan buku panduan penggunaan aplikasi untuk memudahkan mereka memahami dan memanfaatkan teknologi ini.
Kadisperindag Paluta, Ridi AP MM, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap dapat memberikan dampak positif dalam pengembangan industri batik di Paluta, terutama dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas produk batik.
Dia juga berharap dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang penggunaan Symatrig, para pembatik dapat lebih kreatif dalam menciptakan motif-motif baru, serta memperluas pasar dan daya saing batik Paluta di tingkat nasional dan internasional.
Dia juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri kecil menengah (IKM), khususnya di sektor batik.
Secara keseluruhan, kemitraan antara Unimed dan Disperindag Paluta dalam menciptakan motif batik kolaborasi merupakan langkah strategis yang menguntungkan.
Menurutnya, kerja sama ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi pengrajin batik, tetapi juga memperkuat identitas budaya lokal.
Dia berharap batik Paluta dapat dikenal lebih luas, menjadi kebanggaan masyarakat, dan menjadikan kabupaten ini sebagai pusat industri batik kreatif dan berkelanjutan di Indonesia. (gusti/red)