Jakarta (Pewarta.co) — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkuat kolaborasi dengan insan media dari lima provinsi wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dalam rangka meningkatkan literasi keuangan dan melawan kejahatan finansial digital yang kian masif.
Melalui Media Gathering yang digelar selama tiga hari (4–6 Agustus 2025) di Hotel Kebayoran Park, Jakarta Selatan, OJK menghadirkan jurnalis-jurnalis ekonomi dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau untuk mendapatkan pembaruan informasi seputar sektor jasa keuangan dan strategi literasi digital.
Acara dibuka dengan pemaparan kondisi dan perkembangan sektor jasa keuangan di wilayah Sumbagut oleh Kepala OJK Provinsi Sumatera Utara sekaligus Koordinator Wilayah Sumbagut Khoirul Muttaqien.
Ia didampingi oleh jajaran kepala OJK wilayah lainnya: Triyoga Laksito (Riau), Roni Nazra (Sumbar), Daddi Prayoga (Aceh), dan Sinar Dananjaya (Kepri). Hadir pula M. Ismail Riyadi, Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK.
Khoirul Muttaqien menekankan bahwa ekosistem keuangan di wilayah Sumbagut saat ini berada dalam kondisi stabil. Namun, tantangan terbesar justru datang dari derasnya arus digitalisasi yang membawa serta berbagai risiko, termasuk penipuan, pinjaman online ilegal, investasi bodong, hingga praktik judi daring.
“Di era serba digital, kecerdasan finansial menjadi keterampilan hidup yang sangat penting. Kemudahan akses harus dibarengi kemampuan memilih dan mengelola risiko,” katanya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk berpegang pada prinsip 2L: Legal dan Logis sebelum menggunakan layanan keuangan digital. Menurutnya, jika sebuah penawaran tidak bisa diverifikasi legalitasnya dan terkesan tidak masuk akal, sebaiknya dihindari.
“Pastikan semua layanan keuangan berasal dari lembaga yang terdaftar dan diawasi OJK. Dan jangan ragu untuk melakukan konfirmasi kepada otoritas resmi,” tegas Khoirul.
Dalam forum ini, OJK juga memperkenalkan kembali inisiatif “OJK Bergerak”, sebuah program digital yang menjadi bagian dari kampanye OJK Peduli. Melalui pendekatan kolaboratif, program ini mendorong penyebaran edukasi keuangan secara masif dan merata hingga ke pelosok.
Khoirul mengungkapkan bahwa peningkatan literasi dan inklusi keuangan tidak bisa dilakukan secara parsial. Dibutuhkan sinergi lintas sektor, termasuk dengan media yang menjadi saluran utama komunikasi publik.
“Semakin tinggi literasi, semakin rendah potensi terjerat kejahatan digital. Dan pada akhirnya, semakin tinggi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Puncak kegiatan Media Gathering ditandai dengan keynote speech oleh Friderica Widyasari Dewi, anggota Dewan Komisioner OJK sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen.
Sosok yang akrab disapa Kiki Widyasari ini menegaskan bahwa peran media sangat penting dalam mendukung transformasi literasi keuangan masyarakat.
“Kami tidak bisa bergerak sendiri. Media adalah mitra strategis dalam menyampaikan pesan-pesan edukatif kepada publik. Bersama-sama, kita bisa memperkuat daya tahan masyarakat terhadap kejahatan finansial digital,” pungkasnya. (gusti/red)