• Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Pasang Iklan
Kamis, 7 Agustus 2025
Pewarta.co
  • HOME
  • Medan
  • Sumut
  • RIAU
  • Aceh
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Sport
  • Advertorial
No Result
View All Result
  • HOME
  • Medan
  • Sumut
  • RIAU
  • Aceh
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Sport
  • Advertorial
No Result
View All Result
Pewarta.co
No Result
View All Result
Home News Medan
Melirik Si Markus Kelas Kakap Ferry Boboho : Pintu Masuk Membongkar Jual Beli Hukum di Tubuh Kejagung

Melirik Si Markus Kelas Kakap Ferry Boboho : Pintu Masuk Membongkar Jual Beli Hukum di Tubuh Kejagung

by NiahLubis
Selasa, 5 Agustus 2025
in Medan, Sumut
57
VIEWS
FacebookTwitterWhatsappLineWechat

 

Penulis : Sri Radjasa, M.BA (Pemerhati Intelijen)

bacajuga

No Content Available

FERRY Yanto Hongkiriwang alias Boboho, sosok pria tambun dengan wajah menggemaskan ternyata bukan sekadar figur nyentrik. Di balik tampangnya yang terkesan lucu, Ferry dikenal luas di lingkaran hitam sebagai pemain kelas kakap dalam dunia gelap makelar kasus (markus). Di jagat jual beli hukum yang busuk dan becek, nama Ferry Boboho menjulang sebagai “maestro pemuas” bagi para oknum penegak hukum, khususnya di lingkungan Kejaksaan Agung. Ia bukan hanya fasilitator, tapi pengatur permainan yang piawai merekayasa kasus, memeras koruptor, sekaligus menjadi penyetor rutin uang sogokan bagi para petinggi yang rakus dan tak punya malu.

Ferry tahu betul di mana letak kelemahan sistem. Ia membangun relasi dengan tangan-tangan kotor yang bisa mengatur dakwaan, menghentikan perkara, atau menutup penyidikan, semua dengan tarif. Dan demi melanggengkan praktik ini, Ferry rela menjadi sapi perah: uang haram dari kasus korupsi, mafia tanah, hingga kejahatan kerah putih lainnya digelontorkan dalam jumlah fantastis sebagai “upeti” bagi majikannya di institusi hukum. Di lingkungan Kejaksaan Agung, Ferry bukan orang luar, dia disebut-sebut sebagai pion penting dalam jaringan yang sistematis.

Namun, keperkasaan itu mulai runtuh pada Jumat, 25 Juli 2025 lalu. Ferry ditangkap oleh Polda Metro Jaya setelah membuat kegaduhan di sebuah hotel mewah Jakarta. Awalnya dianggap aksi premanisme biasa, namun terungkap bahwa insiden tersebut adalah bagian dari modus pemerasan. Kali ini Ferry apes: tak sempat merapikan skenario, ia langsung diciduk. Tapi publik tahu, ini bukan sekadar penangkapan preman kelas kakap. Ini semacam “pembukaan pintu” menuju jantung masalah yang lebih dalam, dan lebih gelap.

Banyak pihak meyakini penangkapan Ferry adalah bagian dari konflik senyap antara Polri dan Kejagung. Dugaan bahwa Ferry adalah perpanjangan tangan dari Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Febry Ardiansyah kian menguat. Sumber di kepolisian menyebut bahwa sebelum Ferry ditangkap, Polri telah mengantongi bukti keterlibatan Jampidsus dalam jaringan markus yang dijalankan Ferry. Penangkapan ini, dalam narasi off the record, adalah bentuk balasan polisi terhadap kejagung, pasca kasus penangkapan anggota Densus 88 yang menimbulkan ketegangan institusional. Maka, penggeledahan rumah Jampidsus pun dilakukan secara langsung dan terukur dan bukan reaktif, tapi sudah disiapkan dengan data lengkap.

Namun, ketegangan meningkat ketika pasukan TNI yang menjaga rumah Jampidsus diduga berupaya menghalangi penggeledahan yang dilakukan penyidik kepolisian. Ini bukan hanya soal institusi bersilang kepentingan, tapi menunjukkan betapa rawannya netralitas dan batas peran aparat ketika hukum diseret-seret dalam kepentingan pribadi elite. Keberadaan TNI dalam pengamanan rumah pribadi Jampidsus juga menimbulkan pertanyaan serius soal keberlakuan MoU antara Kejagung dan TNI. Apakah TNI kini ikut masuk dalam konflik sipil? Atau sedang dimanfaatkan untuk menutup jejak?

Demi menjaga marwah institusi militer, Panglima sudah selayaknya mengambil sikap strategis. Menarik pasukan pengawal dari lingkungan Kejaksaan bisa menjadi langkah bijak untuk sementara waktu, sambil menunggu terkuaknya kebenaran kasus Ferry Boboho dan dugaan keterlibatan Jampidsus dalam jaringan jual beli hukum. Jika dibiarkan, ini bukan hanya akan merusak citra TNI, tapi memperdalam kecurigaan publik bahwa institusi negara telah disandera oleh mafia hukum.

Kasus Ferry bukan akhir cerita, tapi merupakan pintu awal. Dan dari balik pintu itu, aroma busuk perdagangan hukum yang selama ini ditutup rapat mulai menyebar ke ruang publik. Kini pertanyaannya, apakah penegak hukum berani melangkah lebih dalam, atau kasus ini akan kembali ditutup rapi seperti biasanya dengan uang, kekuasaan, dan saling sandera? Semoga tragedi seperti itu tak kembali menjadi kisah sinetron hukum di bumi Nusantara. (Red)

Related Posts

Polrestabes Medan Musnahkan Puluhan Kilogram Sabu dan Ribuan Inex Jenis Baru, BB Dari Komplotan Narkotika Lintas Daerah
Sumut

Polrestabes Medan Musnahkan Puluhan Kilogram Sabu dan Ribuan Inex Jenis Baru, BB Dari Komplotan Narkotika Lintas Daerah

Kamis, 7 Agustus 2025
KPK Harus Berani Tegakkan Hukum Di Atas Segala-galanya
Sumut

KPK Harus Berani Tegakkan Hukum Di Atas Segala-galanya

Kamis, 7 Agustus 2025
Konsisten Perangi Narkoba, Lapas Pekanbaru Lakukan Tes Urin Berkala Kepada Petugas dan Warga Binaan
Sumut

Konsisten Perangi Narkoba, Lapas Pekanbaru Lakukan Tes Urin Berkala Kepada Petugas dan Warga Binaan

Kamis, 7 Agustus 2025
Gelar Coffe Morning, Kasat Lantas Polres Asahan Berharap Tercipta Hubungan Baik dengan Insan Pers
Medan

Gelar Coffe Morning, Kasat Lantas Polres Asahan Berharap Tercipta Hubungan Baik dengan Insan Pers

Kamis, 7 Agustus 2025
Merajut Silaturahmi, Ketua Pewarta Polrestabes Medan Bertemu Sahabat Sejak Kecil Joko Tarigan
Medan

Merajut Silaturahmi, Ketua Pewarta Polrestabes Medan Bertemu Sahabat Sejak Kecil Joko Tarigan

Kamis, 7 Agustus 2025
Bidang Intelijen Kejati Sumut Raih Penghargaan Terbaik ke-III se-Indonesia
Medan

Bidang Intelijen Kejati Sumut Raih Penghargaan Terbaik ke-III se-Indonesia

Kamis, 7 Agustus 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Olimpiade

Warta Populer

  • Rumah Kader PDI Perjuangan Medan Deli Diserang OTK

    Rumah Kader PDI Perjuangan Medan Deli Diserang OTK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemilik Ponpes di Tapsel Dilaporkan atas Dugaan Kekerasan Seksual terhadap Santriwati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melirik Si Markus Kelas Kakap Ferry Boboho : Pintu Masuk Membongkar Jual Beli Hukum di Tubuh Kejagung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Anjas Muda Siregar,S.Pd.S.T Terpilih Menjadi Ketua GPA Paluta Pertama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Skandal UOB: Kejahatan Perbankan Terorganisir dan Preseden Hitam bagi Perlindungan Nasabah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Pewarta.co
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Cyber

Copyright © 2025 Pewarta.Co All Right Reserved | PT. Zaki Angkasa Hamdani

No Result
View All Result
  • Home
  • Medan
  • Politik
  • Sumut
    • Asahan
    • Tapanuli Utara
    • Batubara
  • RIAU
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Sport
  • Selebrity
  • Pendidikan
  • Polisi Kita

Copyright © 2025 Pewarta.Co All Right Reserved | PT. Zaki Angkasa Hamdani