Medan (Pewarta.co) — Pasar modal di Sumatera Utara terus menunjukkan perkembangan positif dan stabil, dengan peningkatan jumlah investor serta aktivitas transaksi yang kian inklusif.
Hingga Mei 2025, tercatat 649.076 akun investor atau Single Investor Identification (SID) di daerah ini. Jumlah itu meningkat sebesar 4,62 persen sejak akhir tahun 2024.
Dari sisi demografi, pasar modal Sumut kini semakin didominasi oleh generasi muda, khususnya generasi Z.
Kelompok usia 18 hingga 25 tahun mencatat porsi terbesar, yakni 33,92 persen dari total investor. Disusul kelompok usia 26–30 tahun (23,52 persen), usia 31–40 tahun (24,19 persen), dan usia 41–100 tahun (18,37 persen) berada pada urutan terendah.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Provinsi Sumatera Utara Khoirul Muttaqien menyebut tren ini mencerminkan kepercayaan masyarakat, terutama generasi muda, terhadap investasi di pasar modal.
“Distribusi ini menandakan pergeseran tren investasi di kalangan anak muda yang semakin sadar pentingnya pengelolaan keuangan jangka panjang melalui instrumen pasar modal,” kata Khoirul Muttaqien, Rabu (16/7/2025).
Menurutnya, dominasi generasi muda menjadi indikator penting bahwa inklusi keuangan digital di Sumatera Utara berkembang ke arah yang positif dan berkelanjutan.
Dari total SID tersebut, instrumen reksa dana menjadi pilihan investasi terbanyak, dengan 608.790 investor. Namun secara pertumbuhan tahunan, instrumen saham menunjukkan lonjakan paling tinggi, dengan pertumbuhan 23 persen (yoy).
Adapun jumlah saham yang dimiliki investor Sumut juga mengalami peningkatan sebesar 15,79 persen secara tahunan. Komposisi kepemilikan saham masih didominasi investor individu dengan pangsa mencapai 81,23 persen, sementara investor institusi sebesar 18,77 persen.
Transaksi Capai Rp12,5 Triliun, IPO dan SCF Semakin Dilirik
Meskipun terdapat perlambatan aktivitas perdagangan di awal tahun, dipicu oleh sikap hati-hati investor yang menunggu arah pasar dan laporan keuangan emiten, secara keseluruhan aktivitas pasar modal di Sumut tetap solid.
Sepanjang tahun 2025 hingga Mei, total nilai transaksi saham mencapai Rp12,5 triliun. Sementara itu, sebanyak 11 perusahaan asal Sumut telah melaksanakan penawaran umum perdana (IPO), serta 4 entitas usaha memanfaatkan skema pendanaan kolektif (securities crowdfunding/SCF) sebagai alternatif pembiayaan. (gusti)