Medan (pewarta.co) – PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Express menggandeng Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dan
Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Sumut melaunching Rumah Pelatihan dan Keterampilan Desain Grafis di Jalan Bunga Raya No 9 Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang, Rabu (04/09/2019).
Launching Rumah Pelatihan dan Keterampilan Desain Grafis itu juga dirangkai dengan menyantuni anak yatim piatu.
“Program ini merupakan inisiatif IZI bekerja sama dengan JNE dan IPEMI untuk memberikan keterampilan mendesain grafis kepada masyarakat,” kata Kepala Cabang JNE Medan, Fikri Al Haq Fachryana.
Didampingi PR Regional JNE Sumut Khairul Tanjung, dan PR JNE Medan
Bella Destalia, dia menuturkan, sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman dan logistik, JNE Express memiliki dana CSR diantaranya memberikan bantuan pelatihan dan keterampilan.
Fikri mengungkapkan peresmian Rumah Pelatihan dan Keterampilan Desain Grafis ini merupakan program kedua setelah JNE dan IZI menghadirkan rumah pelatihan jahit yang ditujukan kepada peserta yang kurang mampu.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari program alokasi dana zakat tahun 2018 atau alokasi 2,5 persen keuntungan dari JNE untuk kegiatan sosial,” tuturnya.
Fikri berharap hal ini menjadi amal jariah dan ilmu bermanfaat, dan dua hal ini akan terus mengalir.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Sumut IZI, M Iqbal Farizi mengatakan JNE, IPEMI dan IZI sepakat mengadakan program pelatihan dan pemberdayaan untuk masyarakat.
“Untuk pelatihan dan keterampilan desain grafis pada program pertama diberikan kepada 11 orang setelah melalui seleksi yang diikuti sebanyak 100 orang,” ujarnya.
Untuk selanjutnya peserta yang terpilih diberikan pelatihan selama tiga bulan mulai dari tingkat dasar hingga mahir.
“Target kami 40 atau 45 7orang setiap tahun akan kita lahirkan pelatihannya gratis asalkan komitmen mengikuti kelas selama tiga bulan,” sebutnya.
Pada pelatihan itu dalam satu minggu ada tiga kali pertemuan selama dua jam dan mensyaratkan agar peserta komit belajar serius dan disiplin dengan usia 17 hingga 35 tahun.
Diakuinya, segmentasi peserta lebih ke anak muda agar dapat memiliki kemampuan dan keterampilan untuk mendukung program bisnis dengan ketiga kelembaga ini.
Menurutnya, saat ini desain grafis itu sudah kebutuhan dasar untuk membuat gambar. Misalnya konveksi tidak hanya sekedar kain, desain seperti media kampanye, iklan dan lebih tinggi lagi bisa jadi video maker.
“Dengan skill yang bertambah diharapkan para peserta bisa menjadi wirausaha mandiri atau juga berkelompok,” ujarnya.
Sedangkan Ketua IPEMI Sumut Hj Yulidar Bugis SE berharap kegiatan ini akan menjadi contoh untuk anak-anak lainnya supaya belajar desain grafis. Sebab pelatihan tentang desain ini sangat mahal bisa mencapai jutaan rupiah.
“Kita berharap lulusan desain grafis ini akan kita rekrut untuk memdesain spanduk yang IPEMI butuhkan yang selama ini menggunkana jasa reklame. Jadi secara tidak langsung akan melahirkan desainer yang handal,” kata Yulidar. (gusti/red)