Putrajaya (Pewarta.co) – Sekilas, kompleks bangunan bercat putih berhias artefak Islam di Jalan P14J Presint 14, Wilayah Persekutuan Putrajaya Malaysia ini terlihat seperti gedung megah pada umumnya.
Namun, siapa sangka dalam 1 hari sebanyak 13 ribu naskah Al Quran dicetak. Dalam setahun, ada 1 juta naskah al-Quran dengan berbagai ukuran dihasilkan dari tempat itu, Kompleks Nasyrul Quran.
Sebanyak 30 persen dari naskah Al Quran yang dicetak itu diwakafkan ke negara yang berpenduduk minoritas Islam, seperti Afrika, Kazakhstan, Bangladesh.
Kompleks Nasyrul Quran merupakan pusat percetakan al-Quran terpadu yang pertama di Malaysia, dan kedua terbesar di dunia setelah Pusat Percetakan al-Quran al-Malik Fahd di Madinah.
Wartawan Pewarta.co berkesempatan melawat tempat tersebut pada Sabtu (10/9/2022) atas undangan Tourism Malaysia Medan dalam gelaran Fam Trip Exciting Vacation in Malaysia – Nature to City Experience. Fam Trip berlangsung 6 – 11 September 2022 itu diikuti 7 media an 7 travel agent Medan.
Kegiatan dipandu Suraya Hani Muhamad, Pegawai Pelancongan Tertinggi (Senior Tourism Officer) Tourism Malaysia Putrajaya dan
Marketing Executive Tourism Malaysia Medan Natasya Andriani.
Pembangunan komplek ini menelan biaya RM60 juta untuk bangunan dan pembelian mesin cetak. Dana tersebut didukung Kerajaan Malaysia melalui Kementerian Keuangan Malaysia dan Majlis Agama Islam Wilayah Persekutuan (MAIWP).
Kompleks ini mulai beroperasi pada 13 Juni 2017 dan diresmikan oleh Timbalan Perdana Menteri Malaysia saat itu, Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi.
Memasuki Kompleks Nasyrul Quran, pengunjung wajib membuka sepatu atau sandal. Ini demi menjaga kesucian tempat
yang menghasilkan kitab Al-Quran.
Di kawasan itu, pengunjung boleh melihat sendiri proses pencetakan dilakukan. Ada juga naskah dicetak dengan terjemahan dalam bahasa Jawi, Inggris, Melayu, dan Cina.
Tak hanya mencetak Al Quran, tempat itu juga menjual berbagai jenis produk berkaitan Al Quran, poster kaligrafi, buku, cenderamata, dan lainnya. Al Quran yang dapat dibeli di situ, harga tertinggi RM35.000 karena proses pembuatannya ditulis dengan tangan, sedangkan yang termurah RM20.
Bangunan putih yang berada di kawasan Kompleks Nasyrul Quran itu terdiri dari tiga lantai dan tiap lantainya memiliki galeri. Pengunjung juga dapat melihat sendiri lembaran-lembaran Al-Quran dari beberapa tempat atau negara, serta peralatan yang digunakan untuk penulisan Al Quran dengan tangan seperti bulu landak, ijuk, handam, buluh.
Di lantai 2, ada Galeri Mushaf Antarabangsa (International Mushaf Gallery). Selain manuskrip al-Quran, pengunjung juga bisa naik ke lantai 3, tempat galeri seni bina dan hiasan interior Islam. Di situ pengunjung boleh mengagumi
kaligrafi dan karya seni Islam saat ini.
Desain, motif dan kaligrafi yang diolah dan diaplikasikan dalam interior bangunan Kompleks Nasyrul Quran 100 persen menggunakan jubin (ubin) keramik keluaran Yayasan Restu
Yayasan Restu itu juga membuat desain-desain yang dibuat dk seluruh masjid di Malaysia, seperti interior kubah Masjid Al-Arfiah Segari Perak, interior Masjid Imtiaz Melaka, interior Hotel Mudzaffar Melaka, Masjid Al-Badr Pulau Pangkor. Ada juga desain untuk kaligrafi di
Masjid Jamiul Huda, Jeram, Selangor.
Pengunjung mendapat cenderamata setelah membuat pendaftaran secara online melalui scan barcode, dan memperlihatkannya kepada petugas di counter yang disediakan di akhir kunjungan.
Untuk tahu proses penuh percetakan al-Quran, juga bisa ke Kompleks Seni Islam Antarabangsa di Shah Alam. Sebelum al-Quran dicetak Kompleks Nasyrul Quran, proses kajian susunatur dan rekaan motif dibuat di situ. (gusti/red)