• Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Pasang Iklan
Senin, 25 Agustus 2025
Pewarta.co
  • HOME
  • Medan
  • Sumut
  • RIAU
  • Aceh
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Sport
  • Advertorial
No Result
View All Result
  • HOME
  • Medan
  • Sumut
  • RIAU
  • Aceh
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Sport
  • Advertorial
No Result
View All Result
Pewarta.co
No Result
View All Result
Home News Internasional
Sejarah Shalat Tarawih Masa Rasulullah SAW dan Khalifah Abu Bakar Sidiq RA

Sejarah Shalat Tarawih Masa Rasulullah SAW dan Khalifah Abu Bakar Sidiq RA

by NiahLubis
Kamis, 16 April 2020
in Internasional
420
VIEWS
FacebookTwitterWhatsappLineWechat

Mekkah (pewarta.co) – Shalat tarawih di masa Rasulullah SAW dan khalifah Abu Bakar Sidiq RA dikerjakan dirumahnya masing-masing. Sebagaimana anjuran pemerintah dalam rangka pencegahan Covid-19. Perkara ini tampaknya bukan hal yg baru. Sejarah pelaksanaan shalat tarawih di rumah dapat ditemukan dalam kitab hadits seperti Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, Malik dan Ahmad.

Di sana kita akan menemukan cerita Siti Aisyah RA yang mengisahkan peristiwa yang terjadi pada 10 malam terakhir pada sebuah Ramadhan. Pada itu Rasulullah melakukan shalat tarawih bersama beberapa orang. Pada malam selanjutnya sebagian sahabat yang tidak ikut pada malam sebelumnya hadir sehingga shalat tarawih Rasulullah di masjid diikuti oleh banyak jamaah dibanding pada malam sebelumnya. Pada malam ketiga, masjid penuh sesak dengan jamaah yang menanti Rasulullah. Tetapi Nabi Muhammad SAW tidak keluar rumah.
Lalu Rasulullah mengabarkan bahwa beliau mengetahui keinginan para sahabat untuk shalat tarawih bersamanya tetapi ia khawatir Allah menurunkan wahyu yang berisi perintah shalat tarawih sehingga shalat sunnah malam Ramadhan itu menjadi wajib. Sikap diam diri di rumah menunjukkan rahmat, kasih sayang, dan perhatian Rasulullah SAW kepada umatnya sebagaimana Surat At-Taubah ayat 128. (Abdul Muhsin Abbad, Syarah Abu Dawud).
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Artinya, “Sungguh, seorang rasul dari kaummu sendiri telah datang kepadamu, (seorang rasul yang) merasa keberatan atas kesulitanmu, yang sangat menginginkan (keimanan) bagimu, yang sangat berbelas kasih dan penyayang terhadap orang-orang beriman,” (Surat At-Taubah ayat 128).

bacajuga

No Content Available

Sebagian riwayat menyatakan bahwa para sahabat yang tidak sabar melempari pintu rumah Rasulullah SAW dengan kerikil kecil sehingga Rasulullah terpaksa keluar untuk mengabarkan kekhawatirannya akan turunnya wahyu yang mewajibkan shalat tarawih untuk umatnya. Adapun redaksi hadits riwayat Siti Aisyah RA dapat dibaca sebagai berikut:
عَنْ عَائِشَةَ زوج النبي صلى الله عليه وسلم أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي الْمَسْجِدِ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَصَلَّى بِصَلَاتِهِ نَاسٌ ثُمَّ صَلَّى مِنْ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنْ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ فَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنْ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلَّا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ
Artinya, “Dari Aisyah RA, istri Rasulullah SAW, Rasulullah SAW melakukan shalat (tarawih) di masjid pada suatu malam. Orang-orang bermakmum kepadanya. Malam berikutnya, Rasulullah SAW kembali shalat tarawih dan jamaahnya semakin banyak. Pada malam ketiga atau keempat, jamaah telah berkumpul, tetapi Rasulullah SAW tidak keluar rumah. Ketika pagi Rasulullah mengatakan, ‘Aku melihat apa yang kalian perbuat. Aku pun tidak ada uzur yang menghalangiku untuk keluar menemui kalian, tetapi aku khawatir ia (shalat tarawih) diwajibkan,’” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, Malik dan Ahmad).

Pada riwayat Abu Dawud, Siti Aisyah bercerita bahwa malam itu para sahabat shalat tarawih di masjid masing-masing. Sementara Aisyah diminta oleh Rasulullah untuk menyiapkan tikar untuk shalat tarawih di rumahnya. Kepada sahabat pada paginya Rasulullah mengatakan, “Wahai sekalian manusia, demi Allah aku semalam alhamdulillah tidak lalai (tidur) dan tidak samar bagiku kedudukanmu (semalam).”
Dari hadits ini, ulama menyimpulkan kebolehan shalat sunnah secara berjamaah. Tetapi shalat sunnah lebih utama dilakukan secara sendiri-sendiri kecuali shalat tarawih. Ulama juga menyimpulkan kebolehan shalat sunnah di masjid sekalipun shalat sunnah di rumah lebih utama.

Ulama juga menarik kesimpulan atas kebolehannya mengikuti seseorang untuk berjamaah meski yang bersangkutan tidak meniatkan shalatnya di awal sebagai imam. Demikian pandangan mayorias ulama. (Badruddin Al-Aini Al-Hanafi, Syarah Abu Dawud).

Sejak periwtiwa itu Ramadhan berlalu dengan sepi tanpa ada aktivitas shalat tarawih berjamaah di masjid. Para sahabat melakukan shalat tarawih di rumahnya masing-masing dan di masjid secara sendiri-sendiri. Aktifitas Ramadhan selanjutnya berlangsung demikian hingga Rasulullah wafat. Malam Ramadhan di era pemerintahan Sayyidina Abu Bakar RA juga dilaksanakan dirumah masing-masing dan adapula yg sholat secara sendiri-sendiri dimasjid. Pada masa itu jamaah shalat taraweh masih sepi berjamaah.
Para sahabat mematuhinya karena tindakan nabi merupakan hujjah syariyyah yang menjadi panduan praktik keberagamaan umat Islam.
أفعال النبي صلى الله عليه وسلم من حيث الجملة حجة على العباد إذ هي دليل شرعي يدل على أحكام الله تعالى في أفعال المكلفين
Artinya, “Tindakan/perbuatan Nabi Muhammad SAW secara umum merupakan hujjah syariyyah atas para hamba Allah karena ia adalah dalil syar’i yang menunjukkan hukum Allah SWT terkait perilaku para hamba-Nya yang mukallaf,” (Lihat Muhammad Sulaiman Al-Asyqar, Af’alur Rasul wa Dalalatuha alal Ahkamis Syar’iyyah, [Yordan, Darun Nafa’is: 2015 M/1436 H], juz I, halaman 185).

Situasi mulai berubah di masa pemerintahan Amirul Mukminin Sayyidina Umar bin Khattab. Ia mengumpulkan masyarakat untuk menghidupkan malam Ramadhan dengan shalat tarawih berjamaah di masjid. Begitu pula di masa Usman, Ali, Muawiyah, Abasyiah. Namun adapula yg mengerjakan sholat tarawih dirumahnya masing-masing. Hal ini dilakukan karena Rasulullah SAW telah wafat sehingga tidak ada lagi kekhawatiran turunnya wahyu yang mewajibkan shalat tarawih.

Jika bulan ramadhan yg jatuh pada tgl 24 april 2020. Covid 19 belum juga musnah. Sesuai dg keputusan pemerintah melalui Metri Agama utk melaksanakan sholat terawih dirumah masing-masing yg pernah di contohkan oleh Nabi dan khalifah abu bakar sidiq.

Kita terus berikhtiar lahiriyah dan batiniyah, berusaha dan tawakal, istigfar dan bertobat, taqarrub dan berdoa. Smg covid 19 cepat usai, punah dan meninggalkan tanpa bekas sampai tuntas. Sehingga Kita bisa melaksanakan semua ibadan puasa ramadhan seperti tahun yg lalu. Juga sholat ibadah jumat, ibadah haji, belajar, dan bekerja dlm keadaan aman, tenang, normal, sehat dan kondusif. (red)

Related Posts

Tampil di Panggung PBB, Ketum APINDO Ditunjuk Jadi Co-Chair Business Steering Committee FFD4
Internasional

Tampil di Panggung PBB, Ketum APINDO Ditunjuk Jadi Co-Chair Business Steering Committee FFD4

Jumat, 4 Juli 2025
Makin Diakui Dunia, BTN Raih Penghargaan Global Brand Awards 2025
Internasional

Makin Diakui Dunia, BTN Raih Penghargaan Global Brand Awards 2025

Kamis, 19 Juni 2025
Kedisiplinan Orang Jepang Patut Diteladani
Internasional

Kedisiplinan Orang Jepang Patut Diteladani

Minggu, 19 Januari 2025
Taqwaddin Husin dan Teuku Alvisyahrin Presentasi di Jepang tentang Peran Internasional dalam Menolong Korban Tsunami Aceh
Internasional

Taqwaddin Husin dan Teuku Alvisyahrin Presentasi di Jepang tentang Peran Internasional dalam Menolong Korban Tsunami Aceh

Sabtu, 18 Januari 2025
Diplomasi Militer,  Panglima TNI Temui Petinggi Militer Cina 
Internasional

Diplomasi Militer,  Panglima TNI Temui Petinggi Militer Cina 

Sabtu, 18 November 2023
KBIH Pemprovsu Ingatkan Jemaah Jaga Kesehatan Sebelum Puncak Haji
Internasional

KBIH Pemprovsu Ingatkan Jemaah Jaga Kesehatan Sebelum Puncak Haji

Kamis, 15 Juni 2023
Promo UMKM Gratis

Warta Populer

  • Lantik 2 Pejabat Eselon II, Bobby Ingatkan Jangan Korupsi

    Lantik 2 Pejabat Eselon II, Bobby Ingatkan Jangan Korupsi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pelayanan Karantina Ayam Ditutup, Peternak Sumut Menjerit

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kader Muda Golkar Tolak Munaslub dan Waspadai Bisikan Sesat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pacar Aldi, Korban Pembacokan Begal di Lahan Garapan Desa Sampali Diduga Ikut Terlibat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kades Gunung Berkat Simpan Sabu, Status Masih Saksi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Pewarta.co
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Cyber

Copyright © 2025 Pewarta.Co All Right Reserved | PT. Zaki Angkasa Hamdani

No Result
View All Result
  • Home
  • Medan
  • Politik
  • Sumut
    • Asahan
    • Tapanuli Utara
    • Batubara
  • RIAU
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Sport
  • Selebrity
  • Pendidikan
  • Polisi Kita

Copyright © 2025 Pewarta.Co All Right Reserved | PT. Zaki Angkasa Hamdani