Medan (Pewarta.co)-Dugaan tindak pidana kekerasan terhadap seorang aktivis anti korupsi kembali terjadi di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).
Aksi brutal hingga menimbulkan luka fisik terhadap Ketua LSM Organisasi Mahasiswa dan Masyarakat Bersatu Anti Korupsi Sumatera Utara (OMMBAK-Sumut), Fakhrurozi Al-Banjari diduga dampak dari aksi unjukrasa soal indikasi penyalahgunaan dana desa pada program bimbingan teknis (Bimtek) yang tiap pekan disuarakan untuk diproses secara hukum.
“Pelaku ini infonya salah satu pengurus organisasi kepemudaan (OKP) di Kabupaten Sergai. Menurut saya, mereka tidak diterima atas aksi unjukrasa kami soal Bimtek dan indikasi plesiran sejumlah kepala desa diduga menggunakan dana desa”Ujar Fakhrurozi Al-Banjari melalui wawancara via selular, Kamis (4/2/2021).
Dijelaskan Rozi sapaan akrabnya mengenai kronologi kejadian tindak kekerasaan itu terjadi Kamis, (4/2/2020) sekira pukul 00.30 Wib, saat dirinya sedang minum kopi di warung RtwoD Perbaungan, Serdangbedagai, Sumatera Utara .
Rozi yang dikenal kerap menyuarakan soal dugaan korupsi Pemkab Sergai, didatangi pelaku bersama rekannya, yang diketahui memiliki hubungan kedekatan dengan salah seorang Kepala Desa di Kabupaten sergai.
“Selang beberapa lama, datang satu orang berbadan tegap menanyakan nama saya. Kau yang namanya Rozi, saya jawab iya,”Jelas Rozi.
Mendengar pengakuan itu, lanjut Rozi menceritakan, pelaku penganiayaan yang diketahui bernama Fadly Tarigan, melanjutkan ucapannya dengan mengatakan bahwa Rozi memiliki banyak masalah terhadap pelaku.
Usai mengungkapkan pernyataan tersebut, Rozi mengakui langsung menerima pukulan di bagian hidung dan mulutnya.
“Banyak masalah kau sama aku. Begitu kata dua orang itu. Tak lama, dua orang berbeda datang menghampiri aku dan langsung memukul aku di bagian hidung dan mulut.”tegasnya.
Diakui Rozi, sebelum insiden kekerasan ini dialaminya, teror dan intervensi juga kerap diterima melalui komunikasi selular.
Sehingga, ketika dihampiri kewarung, firasat buruk sudah diduga bakal terjadi. Meredam emosi para pelaku, Rozi mengakui sempat mengajak para pelaku duduk dan berbicara baik-baik.
“Saya awalnya bilang duduk dulu. Tapi tiba-tiba dua orang itu langsung main pukul. Hidung saya pun berdarah,” ungkap Rozi.
Tak hanya itu, lanjut Rozi mengatakan, bahwa kuatnya dugaan kekerasaan dialaminya merupakan dampak dari aksi unjukrasa adanya dugaan korupsi penyalahgunaan dana desa Pemkab Sergai tersebut, ketika para pelaku mengucapkan kata-kata intervensi atas aksi unjukrasa yang LSM Ommbak lakukan.
“Pelaku ada bilang demo-demo aja kau, nanti kau mati,” ucap Rozi menirukan ucapan pelaku.
Ironisnya, sebelum Rozi mengakhiri, ketika pengunjung di warung mencoba melerai, justru aksi brutal semakin terjadi.
“Rambut saya dijambak lagi. Kemudian tiga pelaku menghajar saya lagi sampai saya tersungkur. Kemudian pelaku cabut,” ungkap Rozi.
Selamat atas insiden kekerasan tersebut, dengan kondisi luka-luka dan tertatih, Rozi memilih untuk membuat laporan ke pihak kepolisian sembari mengharapkan perlindungan hukum.
Didampingi rekan-rekan aktivis lainnya, laporan polisi yang dilayangkan, diterima Mapolres Sergai dengan Nomor STTLP/21/2/2021/SU/Res Sergai.
Saat diupayakan konfirmasi, kesejumlah diduga terkait terhadap persoalan tersebut belum berhasil didapatkan hingga berita ini diterbitkan. (red)