Medan (Pewarta.co)- Maralus Nauli Sitompul warga Gang Selamat, Kelurahan Sitirejo tampak pasrah divonis 4 tahun penjara.
Lelaki 33 tahun yang nekat menikam abang kandung hingga tewas karena dimabuk tuak itu, langsung mengatakan terima atas putusan majelis hakim.
“Terima pak hakim,” kata terdakwa Maralus usai Hakim Ketua Denny Lumbang Tobing membaca amar putusan di Ruang Cakra 9 Pengadilan Negeri Medan, Rabu (20/7/2022).
Sementara itu, Majelis Hakim dalam amarnya menyatakan, bahwa terdakwa Maralus terbukti bersalah melakukan penganiayaan yang mengakibatkan kematian, sebagaimana diatur dan Pasal 351 ayat (3) KUHPidana.
Majelis hakim menuturkan bahwa adapun hal memberatkan, perbuatan terdakwa mengakibatkan abang kandungnya meninggal dunia.
“Sementara hal meringankan terdakwa menyesali perbuatannya dan belum pernah dihukum,” ucap hakim.
Diketahui hukuman tersebut lebih ringan dari tuntutam Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kharya Saputra yang sebelumnya memuntut terdakwa dengan pidana penjara selama 5 tahun.
Sementara itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kharya Saputra dalam dakwaannya menuturkan bahwa perkara ini bermula pada Selasa 05 April 2022 lalu, sekira pukul 01.30 WIB saat terdakwa Maralus pulang dari warung tuak dalam keadaan mabuk.
Kemudian, saksi ibunya Linceria Br Marpaung membuka pintu rumah dan terdakwapun masuk ke rumah. Setelahnya terdakwa yang merasa lapar memarahi ibunya dikarenakan tidak ada makanan di rumah.
“Lalu Linceria menyuruh terdakwa untuk memasak mie yang ada di lemari. Setelah terdakwa memasak mie dan memakannya terdakwa terus memarahi Linceri sehingga korban Bobi Nauli Sitompul (abangnya) dan saksi B. Sitompul (ayahnya) keluar dari kamar,”ujar jaksa.
Kemudian korban Bobi memarahi terdakwa dengan mengatakan ‘kenapa kau marahi mamak’ dan terdakwapun menjawab ‘diam kau, ayok main kita’.
“Setelah itu terdakwa dan korban berkelahi yang mana pada saat perkelahian tersebut, terdakwa mengambil pisau yang ada di dapur dan menusukan pisau tersebut sebanyak 1 kali di dada sebelah kanan korban, sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia,” urai jaksa.
Bahwa pada saat terjadi keributan tersebut, tetangganya saksi Charles Sinaga dibangunkan oleh anaknya, dan langsung menuju ke rumah korban yang berada di belakang rumahnya.
“Saat itu Charles melihat terdakwa sedang memangku korban sambil memegang dada sebelah kanan korban yang sudah mengeluarkan darah, dan terdakwa juga mengatakan ‘tolong panggil ambulans, bertahan kau ya bang, sayang kali aku sama kau’ melihat hal tersebut saksi Charles Sinaga meminjam mobil tetangga untuk membawa korban ke rumah sakit,” ungkapnya.
Lalu, saksi Charles Sinaga bersama B. Sitompul dan pemilik mobil yaitu Konice Br. Manik membawa korban ke rumah sakit Esthomihi, namun sesampainya disana pihak rumah sakit sudah tidak sanggup untuk menangani korban dan dirujuk untuk membawa korban ke Rumah Sakit Mitra Sejati.
“Setelah itu pergi ke rumah saksit Mitra Sejati dan sesampainya disana dilakukan pemeriksaan oleh dokter di IGD dan ternyata korban sudah meninggal dunia,” pungkas jaksa. (red)