Manila (pewarta.co) – Sebanyak 37 militan yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) tewas diserang militer Filipina dari darat dan udara di kota Piagapo di provinsi Lanao del Sur. Dari militan tewas, tiga di antaranya merupakan warga negara Indonesia.
“Kami menewaskan 37 musuh di mana 14 di antaranya telah diidentifikasi sementara 23 lainnya masih belum diketahui identitasnya. Tiga orang di antaranya merupakan warga negara Indonesia dan satu lainnya dari Malaysia,” kata Kepala Militer Nasional, Jenderal Eduardo Ano kepada wartawan di Manila, seperti dilansir dari laman Straits Times, Rabu (26/4/2017).
Ano menuturkan militan asing yang tewas tersebut merupakan bagian dari 160 pejuang kelompok ekstremis Maute yang diserang oleh militer Filipina di Pulau Mindanao pada akhir pekan lalu. Mereka juga merupakan mantan anggota Jemaah Islamiyah Asia Tenggara yang mengebom Bali pada 2002 silam.
Anggota Jemaah Islamiyah memang telah lama menetap di Filipina selatan untuk melatih keterampilan penduduk setempat membuat bom
Kendati demikian, juru bicara brigade yang memimpin serangan, Letnal Jo-ar Herrera, mengatakan bahwa tentara baru menemukan tiga mayat militan di wilayah tersebut. Namun informan dan penduduk setempat melaporkan bahwa jumlah korban jauh lebih tinggi daripada itu.
Herrera mengatakan serangan dari udara dilakukan militer Filipina menggunakan pesawat jet FA-50, helikopter tempur, pesawat pembom, dan artileri. Mereka membombardir kamp Maute dan akhirnya berhasil merebut wilayah seluas tiga sampai empat hektar tersebut.
Di lokasi, tentara menemukan bendera hitam ISIS beserta alat peledak improvisasi, granat, komputer, laptop, ponsel, dan kamera yang digunakan untuk membuat video perekrutan. Tak hanya itu, ada juga beberapa paspor asing milik militan yang tewas, namun Herrera menolak untuk memberikan rincian.
Kini pasukan keamanan masih melakukan perburuan terhadap 100 anggota militan yang melarikan diri ke perbukitan.
Kelompok Maute hanyalah satu dari beberapa kelompok bersenjata di Filipina Selatan yang pemimpinnya telah berjanji setia kepada ISIS. Kelompok ini telah dikaitkan dengan pemboman, penculikan, dan peluncuran beberapa serangan besar-besaran terhadap masyarakat lokal. (red)