Medan (pewarta.co) – Sejumlah 19 staf medis Puskesmas Simalingkar, membantah keras tudingan dari Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution. Pengungkapan itu diutarakan Esther Ginting, satu dari staf Puskesmas Simalingkar yang merasa kecewa dengan pernyataan Akyar Nasution, yang justru mencurigai mereka haus jabatan.
“Kami sangat terkejut dan tidak menyangka dituduh sekejam itu. Bagaimana mungkin kami dikatakan haus jabatan? Apa hubungannya 19 orang yang protes pungli dengan keinginan mendapatkan jabatan,” ucapnya dengan nada heran, Selasa kemarin.
19 orang yang membantah pernyataan Akhyar itu antara lain, Riky Ginting, Eva Arios, Bungaria Sidabutar, Wahyu Ginting, Wandi Rifai Panjaitan, Helfida Siregar, Erniwati, Sarmarita, Cut Rafnidar, Adalina Bukit, Arni Sembiring, Esther Raflesya, Arista, Almiah Sitepu, Ribka Bukit, Tuti Arna Hutagalung, Sontiara Clara Siboro, Elisabeth Ginting, Eni Ginting.
Menurutnya, mereka murni berjuang untuk kemajuan pelayanan di puskesmas, termasuk seluruh puskesmas yang akan mengikuti proses akreditasi di Kota Medan. Ia juga menceritakan situasi di puskesmas saat ini sudah tidak kondusif. Mereka bekerja di bawah tekanan dan ‘intimidasi’ secara halus dari Kapus dan Dinas Kesehatan.
Pada berita sebelumnya, Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution, menuding para staf puskesmas yang melapor ke perwakilan Ombudsman Sumut (Abyadi Siregar) dan Ketua Komisi B DPRD Medan (Maruli Tua Tarigan) dilakukan sengaja untuk mengejar jabatan.
“Yang melaporkan inikan staf yang ingin mengejar jabatan. Karena ada yang membekinginya, dia lapor ke sana sini. Beberkan ke wartawan,” ketus Akhyar. (red)