Medan (pewarta.co) – Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Sandi Nugroho SIK SH MH mengatakan ia tidak bisa berandai-andai apa sebenarnya penyebab tewasnya 4 orang korban. Biarkan dulu tim Labfor bekerja untuk memastikan apa penyebab kebabakaran hingga ada korban jiwa. “Kita tak bisa berandai-andai. Biarkan dulu tim Labfor bekerja dan memastikan apa penyebab kebakaran itu. Kita bekerja berdasarkan hasil penyelidikan,” tutur Sandi di lokasi kejadian, Rabu (5/4/2017).
Disinggung bukti yang kumpulkan pihak kepolisian dilokasi kebakaran, Sandi terlihat tak mau membeberkan. Dengan singkat, mantan Kasat Reskrim Poltabes Medan ini, mengatakan hanya kayu yang terbakar. “Kata siapa ada botol bekas berisi bensin yang ditemukan? Kayu yang gosong terbakar ada. Kita tunggulah hasil dari tim Labfor,” katanya. Ditanya ada aktor dibalik peristiwa kebakaran tersebut, Sandi belum mengetahuinya karena masih dalam penyelidikan. “Kita tunggulah hasil dari tim Labfor,” ungkap mantan Kasat Reskrim Polres Asahan itu.
Saat ini, pihak Polrestabes Medan mengaku sudah memeriksa 8 saksi terkait kebakaran yang menewaskan 4 orang berkeluarga tersebut. Salah satu yang diperiksa adalah Gandi Ginting (60). Dia adalah satu-satunya penghuni rumah yang selamat. Gandi Ginting merupakan suami dari Martita Sinuhaji (58) Ayah dari Prengki (31) atau cucu dari Selvy (5) dan Kristin (3) keempat penghuni rumah yang meninggal.
Ditemui di Mapolrestabes Medan, dia datang ditemani para menantu lelakinya. Saat ditanyai, mantan pensiunan PLN ini juga mentakan hal yang sama. Dia juga menduga kalau istri, anak dan 2 orang cucunya itu memang sengaja dibunuh oleh orang suruhan terkait kasus jual-beli tanah yang sudah dimenangkannya di Pengadilan silam.
Dirinya mengaku selamat dari maut, lantaran pada saat kejadian, dirinya tidak berada dirumah karena sedang bekerja di Kawasan Binjai.
“Saya masih selamat, karena bekerja membenari listrik dibKawasan Binjai,” tururnya, sambil meminta kepada wartawan untuk memperlihatkan foto keluarganya yang tewas terpanggang dengan suarah serak. Walau jalan sampai dipapah oleh keluarganya, terlihat kesedihan mendalam terpancar diwajahnya. Ia terus menyakinkan kalau keluarganya dibunuh. “Mayat keluarga saya mau dibawa untuk diupacarakan di Jambur Gotongroyong di kawasan Pancurbatu. Kam tadi kesana ya?,” ucapnya, dengan nada lirih dan seakan menahan air matanya.
Diketahui, kebakaran dua rumah permanen di Jalan Milala, Kelurahan Sidomulyo, Lingkungan I, Kecamatan Medan Tuntungan, Rabu (5/4) sekira pukul 05.30 wib, menyebabkan 4 orang penghuni rumah tewas terpanggang. Keempat korban masing-masing, Martita Sinuhaji (58) Prengki (31) (anak laki-laki Marita Sinuhaji), Selvy (5) dan Kristin (3) (anak dari Prengki). Mereka ditemukan dalam kondisi terpanggang dan telungkup di tempat kejadian perkara (TKP)
Belum diketahui penyebab mengamuknya ‘si jago merah’ ini. Namun salah seorang tetangga korban dan pihak keluarga mengaku kebakaran sengaja dilakukan. Bahkan sebelum membakar rumahbkorban, para pelaku yang diduga orang suruhan, terlebih dahulu menghabisi nyawa penghuni rumah. “Ada yang nampak orang laki-laki pakai baju Ormas,” sebut, salah seorang saksi yang enggan menyebutkan namanya. Api yang berkobar mereda setelah delapan unit mobil pemadam kebakaran masing-masing 2 unit milik Pemko Medan, 3 unit milik Pemkab Deliserdang dan 3 unit milik PT Galatta dikerahkan. Saat kebakaran terjadi, para korban masih terlelap tidur di dalam kamar. (Red)