Medan (pewarta.co) – Kasus kebakaran yang menewaskan sekeluarga berjumlah 4 orang terjadi di Jalan Pertanian, Simpan Gardu Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Medan Tuntungan tak jauh dari Jalan Milala, masih ditangani serius penyidik Sat Reskrim Polrestabes Medan dan mulai ada titik terangnya, Rabu (5/4) sore. Peristiwa yang sempat heboh dan mengguncang warga di lokasi setelah mengetahui empat orang korban tewas terdiri dari ibu anak serta cucu ini, disinyalir dilatarbelakangi perkara jual beli tanah hingga berujung pembunuhan.
Dugaan korban sengaja dibunuh sebelum rumahnya dibakar mencuat dari beberapa keterangan para saksi dan keluarga korban yang mengaku memiliki musuh hingga pernah diteror 3 kali untuk menghabisi nyawa para korban. Seperti yang diutarakan salah seorang warga sekitar ketika ditanya merasa curiga dengan musibah kebakaran di rumah Marita Sinuhaji tersebut. Sewaktu api sudah padam kami temukan botol bensin di rumah korban,” ungkap salah seorang warga yang enggan menyebutkan identitasnya saat diperiksa menjadi saksi di Sat Reskrim Polrestabes Medan.
Saksi ini juga menyebutkan kebakaran sudah tiga kali terjadi, dimana ada orang tak dikenal datang ke lokasi kejadian untuk menghabisi nyawa korban. “Ini yang ketiga kali. Kemarin aksi serupa juga pernah terjadi namun berhasil kami gagalkan,” sebutnya. Lelaki yang datang ke Polrestabes dengan mengenakan kaos dan celana pendek ini, menuturkan kalau korban selama ini dikenal sebagai sosok yang baik. Korban bekerja sebagai petani karena memiliki ladang tak jauh dari rumah yang sudah ludes terbakar tersebut. “Dugaan kami ini memang sengaja dibakar oleh OTK. Sebab kabarnya korban ada masalah mengenai surat tanah,” ungkapnya.
Sementara itu, adik korban Martita Sinuhaji bernama Hidup Sinuhaji saat berada di Rumah Sakit Bhayangkara menduga keluarganya meninggal dunia bukan karena murni kecelakaan tetapi ada unsur kesengajaan. “Jadi sebelum meninggal dunia, Franki sedang mandi untuk persiapan pergi ke Desa Pil Pil, Kecamatan Sibolangit. Kalaulah memang murni kebakaran pasti dia (Franki) bisa menyelamatkan diri. Nah dibagian kepala Franki ada kami lihat bekas luka hantaman benda tumpul. Dugaan, keluarga kami itu sengaja dihabisi oleh orang suruhan,” ujar Sinuhaji.
Kata Sinhaji lagi, empat tahun lalu keluarganya membeli tanah dan rumah yang di lokasi terbakar itu dari Jayamita beru Ginting seharga Rp 260 juta. Sesuai kesepakatan antara Jayamita Ginting dan korban tanah itu akhirnya dibeli. Untuk tahap awal korban membayar Rp 138 juta pada Jayamita. “Akhirnya tanah itu dibeli oleh keluarga kami (Marita Sinujahi). Pertama korban membayar Rp138 juta dan sisanya akan dilunaskan apabila sertifikat tanah sudah diberikan. Cemana kami mau melunasinya sedangkan sertifikat itu enggak dikasih sama si Jayamita Ginting,” ujarnya lagi.
Singkatnya, permasalahan itu sampailah ke pengadilan Negeri Medan. Sampai di pengadilan pihak Jayamita kalah dan korban menang. “Di pengadilan dia (Jayamita Ginting) kalah dan kami menang. Sebelumnya keluarga kami sudah 3 kali dicelakai orang. Kami menduga orang itu adalah suruhan dari Jayamita Ginting. Modusnya sama mau dibakar. Pasalnya kami pernah mendapati bensin dalam bungkus plastik di dekat rumah korban,” beber Sinuhaji. Menurut informasi, ada aktor peristiwa kebakaran yang mengakibatkan empat sekeluarga tewas. “Aktor tersebut diduga berinisial G dan diduga G itulah yang menyuruh seseorang melakukan pembakaran rumah tersebut dan pelakunya masih dalam pemburuan pihak kepolisian,” ujar sumber yang enggan disebutkan jati dirinya. (Red)