Medan (Pewarta.co)-Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tricom setiap bulannya menggelar serial kuliah umum bagi para mahasiswa. Narasumber yang dihadirkan adalah para pelaku bisnis atau pengusaha yang sukses, untuk memotivasi sekaligus berbagi informasi terkait perkembangan dunia usaha.
Ketua STIE Tricom, Prof Zulkarnain Lubis menyampaikan, kuliah umum akan dilaksanakan setiap bulannya diisi kalangan pebisnis untuk berbagi pengalaman dalam mengelola sebuah usaha.
“Kegiatan seperti ini akan menjadi magnet bagi STIE Tricom untuk menarik minat mahasiswa untuk terus belajar, berinovasi dan mengembangkan potensinya,” kata Prof Zulkarnain, Kamis (19/12/2019).
Ia berpesan kepada mahasiswa agar menggali seluas-luasnya informasi perkembangan dunia usaha dalam kuliah umum ini.
“Mari ambil manfaatnya dan jadikan bekal ilmu dalam menghadapi masa depan,” ucap Prof Zul, sapaan akrabnya.
Kali ini, Kuliah Umum yang mengangkat tema ‘Potensi Bisnis Saat Ini dan Masa Akan Datang’ menghadirkan Presiden Director PT Mahkota Group Tbk, Usli Sarsi.
Dalam materi kuliahnya, Usli Sarsi mengaku jenjang karirnya dimulai dari bawah hingga akhirnya menduduki posisi strategis di perusahaan perkebunan kelapa sawit. Pria berkulit putih ini mengaku, masih terus belajar dalam menghadapi perkembangan dunia usaha.
Menurut Usli, revolusi industri 4.0 sudah didepan mata bagi Indonesia. Bakal akan terjadi perubahan drastis pada perkembangan teknologi dan dunia usaha tanah air.
Imbas revolusi industri tak hanya dirasakan dunia usaha, juga akan mempengaruhi perkembangan sistem pendidikan.
“Perubahan cepat akan terjadi pada dunia pendidikan yang menuntut terjadinya link and match pada sistem pendidikan,” sebutnya.
Untuk itu, Usli Sarsi yang juga sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Mahkota Tricom berpesan untuk mengambil peluang terjadinya revolusi industri dengan mengembangkan skill (keahlian) para mahasiswa di Tricom.
“Revolusi industri menuntut kita untuk mengembangkan skill dengan terus belajar dan belajar menggali setiap informasi yang didapat baik secara teori maupun prakteknya,” jelasnya.
Ia mengingatkan, jangan sampai sumber daya manusia (SDM) Indonesia berkurang dengan digantikan oleh robot-robot.
“Kita ketahui di negara berkembang 50 persen tenaga kerjanya telah hilang digantikan oleh mesin atau robot,” tukasnya. (gusti)