• Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Pasang Iklan
Rabu, 29 Maret 2023
pewarta.co
  • HOME
  • Medan
  • Sumut
  • RIAU
  • Aceh
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Sport
  • Advertorial
No Result
View All Result
  • HOME
  • Medan
  • Sumut
  • RIAU
  • Aceh
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Sport
  • Advertorial
No Result
View All Result
pewarta.co
No Result
View All Result
Home News Aneka Ragam

Sampah luar angkasa kembali jatuh di Indonesia.

by NiahLubis
Jumat, 21 Juli 2017
in Aneka Ragam, Nasional
0
VIEWS
FacebookTwitterWhatsappLineWechat

Agam (pewarta.co) – Warga Sumatera Barat kembali dikejutkan dengan jatuhnya benda bulat serupa kendi dari langit di sungai Batang, kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada hari Selasa (18/7/2017) sekitar pukul 09.30 WIB. Kejatuhan benda tersebut disertai bunyi dentuman keras yang mengagetkan seluruh warga.

Oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) benda tersebut diidentifikasi sebagai sampah antariksa.

bacajuga

Disaksikan Dandim 0304/Agam, 3 Penganiaya Anggota TNI Ditahan

Tiba di Dharmasraya, Presiden Awali Kunjungan Kerja Ke Ranah Minang

Tokoh Pers Lepas Rombongan PWI Sumut Ikuti HPN Di Sumatera Barat

Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin, menyebut sampah antariksa tersebut adalah bagian dari roket Chang Zheng 3-A yang digunakan untuk meluncurkan Beidou M1, satelit navigasi milik China yang diluncurkan pada 13 April 2007.

“Setelah dicocokkan dengan database sampah antariksa, benar itu adalah bagian dari roket yang meluncurkan satelit milik RRT (China),” kata Thomas.

Sebelum jatuh ke Bumi, benda yang diduga sebagai bagian dari tangki kendali roket itu sempat mengorbit Bumi selama lebih dari 10 tahun.

“Titik (jarak) paling tinggi 2.000 kilometer dan titik terendahnya 200 kilometer. Jadi orbitnya lonjong. Kemudian secara perlahan karena hambatan udara, (ketinggian) orbit (jadi) makin rendah, (dan akhirnya) baru jatuh kembali ke bumi,” ujar Thomas.

Jadi, jika ada kepingan dari roket atau satelit yang diluncurkan baru jatuh bertahun-tahun setelah peluncurannya, penyebabnya ada pada gesekan atau hambatan udara yang melawan gaya gerak puing itu untuk mengorbit, sehingga membuat ketinggian puing roket atau satelit itu dalam mengorbit jadi semakin rendah.

Semakin rendah lokasi orbitnya, akan semakin dekat jarak ia dari permukaan bumi. Dan semakin dekat dengan bumi, ia semakin terpengaruh gravitasi dan akhirnya jatuh ke Bumi. (red)

Previous Post

Polsek Percut Tembak Spesialis Pencuri Sepeda Motor

Next Post

Chester Bennington Bunuh Diri di Hari Ulang Tahun Chris Cornell

Related Posts

Nasional

Ribuan Paket Sembako dari Kapolri Disebar ke Masyarakat di Slum Area Jaksel

Rabu, 29 Maret 2023
Nasional

Seorang Pengedar Narkotika di Pidie Ditangkap Polisi, 39 Paket Sabu Diamankan

Selasa, 28 Maret 2023
Nasional

Pemerintah Sudan Ajak JMSI Kembangkan Strategi Alternatif, Teguh Santosa: Pers Nasional Wajib Kembangkan Hubungan Antar Bangsa yang Positif

Senin, 27 Maret 2023
Nasional

PP. PTMSI Tolak Penggabungan Atlet Binaan PB PTMSI ke SEA Games Kamboja

Senin, 27 Maret 2023
Nasional

Wakapolda Aceh Pimpin Rapat Terkait Kedatangan Kalemdiklat Polri

Jumat, 24 Maret 2023
Nasional

Masjid Agung Solihin Kayuagung, Rumah Ibadah yang Ramah, Profesional dan Memberdayakan Umat

Jumat, 24 Maret 2023
Please login to join discussion
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Cyber
Call

Copyright © 2023 Pewarta.Co All Right Reserved | PT. Zaki Angkasa Hamdani

No Result
View All Result
  • Home
  • Medan
  • Politik
  • Sumut
    • Asahan
    • Tapanuli Utara
    • Batubara
  • RIAU
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Sport
  • Selebrity
  • Pendidikan
  • Polisi Kita

Copyright © 2023 Pewarta.Co All Right Reserved | PT. Zaki Angkasa Hamdani