Medan (pewarta.co)
Ratusan penarik beca motor (parbetor) kembali demo di kawasan Stasiun Besar Kereta Api Medan. Massa menolak keberadaan transportasi online yang sudah menjamur di Kota Medan. “Semenjak armada online beroperasi, pendapatan kami menurun drastis. Kami takut nggak bisa memberi makan keluarga kami,” ucap Ketua Forum Solidaritas Pengemudi Betor Stasiun Kereta Api Medan, Arisanto Manik kepada wartawan, Senin (20/3/2017).
Kata dia, penarik betor akan terus menggelar aksi solidaritas menuntut pemerintah, agar mengatur dan menertibkan angkutan berbasis online. Rencananya, ratusan masa ini nantinya akan bergabung dengan pengemudi betor lain di Kantor Walikota Medan. “Perwakilan kami ada 100 orang yang demo di sana,” imbuhnya.
Sementara keberadaan transportasi online yang ada di Medan sangat membantu masyarakat dengan biaya cukup murah. Dan transportasi online yang ada itu tidak pernah mengambil penumpang di jalan. Beda dengan betor yang mengambil penumpang di jalan. Bahkan, dikelompok mereka sendiri saja sering terjadi bentrok.
“Apabila mengambil penumpang di Lapangan Merdeka, parbetor yang tidak pernah mangkal di Stasiun Besar Kereta Api Medan akan dilempari pakai batu, bahkan dipukuli,” papar warga Kesawan bernama Rudi.Kondisi itu sangat dilema yang dilakukan oleh parbetor. “Transportasi online di Medan itu menggunakan aplikasi android untuk mendapatkan konsumen dengan mendahulukan uang sendiri untuk membeli makanan dan lainnya. Tidak ada mengambil penumpang dari parbetor,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolsek Medan Barat Kompol Viktor Ziliwu menyampaikan kepada pengemudi betor untuk menyampaikan aspirasinya dengan tertib. “Bila ada yang melanggar hukum akan ditindak dan proses sesuai peraturan yang ada,” kata Kapolsek. (red)