Medan (Pewarta.co)-Kota Medan yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Sumut) segera memiliki sistem transportasi terintegrasi.
Pasalnya, Pemerintah Kota Medan bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan meresmikan proyek Mastrans Bus Rapid Transit (BRT) Medan-Binjai-Deliserdang (Mebidang) yang menelan anggaran Rp1,9 triliun pada Jumat (19/4/2024).
Proyek yang didanai oleh Bank Dunia ini bertujuan untuk membangun sistem transportasi publik yang lebih baik dan terintegrasi, khususnya di kawasan metropolitan Medan.
Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution mengatakan penyediaan angkutan massal adalah solusi yang diambil pemerintah untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di jalan raya.
Hal itu mengingat terbatasnya kapasitas ruas jalan serta anggaran yang dimiliki pemerintah untuk melayani mobilitas tinggi masyarakat pengguna jalan.
“Solusi satu-satunya untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi adalah dengan menyediakan kendaraan umum yang layak. Ini akan membantu menjaga kelancaran aktivitas masyarakat,” kata Bobby.
Ia menyatakan Pemko Medan berkomitmen kuat mengawasi pelaksanaan hingga penyelesaian megaproyek ini. Bobby menyebut, kehadiran Mastrans BRT Mebidang ini akan sangat menunjang aktivitas masyarakat khususnya di kawasan tersebut di masa depan.
Kepala Dinas Perhubungan Sumut Agustinus Panjaitan mengatakan, Medan-Binjai-Deli Serdang merupakan kawasan dengan pergerakan populasi yang tinggi yakni sekitar 4,7 juta per hari dengan rata-rata biaya transportasi harian per orang berkisar Rp14.000,-.
Selain itu, lanjutnya, tingkat kecelakaan di kawasan tersebut juga terbilang tinggi. “Ini menjadi tantangan bagi kami. Namun kami bersyukur, angka kecelakaan saat musim arus mudik dan balik kemarin menurun,” kata Agustinus.
Dalam grand design pembangunan transportasi di Sumut, lanjutnya, Dishub Sumut tengah mengkaji berbagai opsi mulai dari BRT, BRT Line, MRT, hingga Runaway.
Ditargetkan, dari 2020 hingga tahun 2040 nanti terdapat peningkatan penggunaan transportasi publik oleh masyarakat sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat diminimalkan.
Agustinus pun menekankan pentingnya komitmen bersama untuk melaksanakan, mempersiapkan proses pengadaan, serta mempersiapkan entitas kelembagaan.
“Kami berharap dengan BRT Mebidang ini, mobilitas masyarakat di wilayah Medan, Binjai, dan Deli Serdang semakin lebih baik, efisien serta efektif untuk mengakomodir pergerakan 4,7 juta lebih pergerakan komuter di wilayah Mebidang,” tambahnya.
Transportasi massal Bus Rapid Transit (BRT) Mebidang telah dipersiapkan sejak 2022 dan akan memasuki tahap konstruksi dilanjutkan dengan operasional bertahap pada 2024.
Proyek yang dijadwalkan rampung seluruhnya pada 2027 ini akan memiliki koridor khusus sepanjang 21,13 km yang membentang dari Terminal Amplas hingga Terminal Pinang Baris melalui Lapangan Merdeka dan Stasiun Kota Medan.
Selain koridor utama, akan ada 13 rute tambahan yang menjangkau seluruh wilayah Medan. Rute-rute ini nantinya juga akan terintegrasi dengan sistem angkutan umum lainnya, seperti stasiun kereta api.
Proyek bernilai Rp1,9 triliun ini digadang bakal mengubah wajah Kota Medan menjadi lebih terintegrasi dengan trotoar yang ramah dan nyaman bagi pejalan kaki.
Proyek tersebut juga didesain secara inklusif agar dapat diakses penyandang disabilitas.
“Konsep low deck untuk bus dan trotoar yang ramah bagi semua kalangan akan diterapkan. Dengan hadirnya bus BRT, halte dan trotoar akan terintegrasi secara harmonis, memudahkan akses bagi pejalan kaki dari berbagai kalangan masyarakat,” kata Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Darat, Suharto. (red)