Medan (Pewarta.co)-Ketua Umum DPD IMM Sumut, M Arifuddin Bone menyebutkan, saling membusukkan sesama Jendral Polri tidak layak dipertontonkan ke publik.
Apalagi, pernyataan tersebut tidak benar, hoaks dan fitnah yang ditujukan kepada Kabareskrim.
DPD IMM Sumut mengetahui banyak beban yang harus diselesaikan oleh Kapolri hari ini.
Namun, katanya, ada saja oknum Polri yang membuat gaduh dengan melakukan kebohongan untuk menjatuhkan kredibilitas Polri yang saat ini sedang dibangun kembali oleh Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo menyusul kasus Ferdy Sambo beberapa waktu lalu.
Apalagi, kata pria yang akrab disapa Arif ini, belakangan ketahuan bahwa video tersebut sudah lama dan viral baru belakangan ini.
“Serta ancaman itu diberikan, pak Brigjen dalam kondisi mabuk, sebagaimana yang beredar dalam video klarifikasi Ismail bolong,” tegas Arif.
Kepada media, Arif berharap bahwa agar tidak didapati lagi petinggi Jendral yang menghebohkan masyarakat dengan berita tidak benar.
Seperti diketahui, di dunia maya dihebohkan dengan beredarnya video yang menunjukkan satu mantan oknum kepolisian yang bertugas di Polresta Samarinda Kalimantan Timur.
Dalam video tersebut seorang pria yang mengaku sebagai Satuan Intelkam berpangkat Aiptu mengatakan bahwa dia secara jelas dan terang melakukan persekongkolan dengan pengusaha tambang ilegal serta secara rutin menyetorkan uang miliaran setiap bulan kepada pejabat tinggi Polri Kabareskrim yaitu Komjen Polisi Agus Andrianto.
Namun setelah viral video tersebut, beredar video klarifikasi bahwa Ismail Bolong mengaku dipaksa dan diancam untuk menyampaikan pengakuan tersebut oleh petinggi Mabes Polri yang berpangkat Brigjen berinisial HK. (ril/rks)