Medan (Pewarta.co)-Menjelang Hari Raya Natal dan akhir Tahun 2019, Bank Indonesia memperkirakan adanya peningkatan kebutuhan uang kartal (uang kertas dan logam) sesuai pola musiman.
Khusus periode Natal dan akhir tahun 2019 diperkirakan kebutuhan akan uang tunai (outflow) sebesar Rp3,17 triliun terdiri dari Uang Pecahan Besar (UPB) Rp2,71 triliun dan Uang Pecahan Kecil (UPK) sebesar Rp456 miliar.
“Proyeksi outflow ini mengalami peningkatan kurang lebih 14 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,79 triliun,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sumut, Wiwiek Sisto Widayat usai penandatanganan MoU dengan Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Sumut, Rabu (11/12/2019).
Penandatanganan dilakukan di Kantor BI Sumut Jalan Balai Kota Medan itu
dalam rangka mengantisipasi kebutuhan uang tunai menjelang Natal dan akhir tahun 2019. Untuk itulah BI dan Perbarindo Sumut membuka layanan penukaran uang.
Wiwiek menuturkan, untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya menempuh tiga strategi dalam melayani kebutuhan uang tunai.
Diantaranya, menjaga ketersediaan kas (persediaan stok uang tunai BI Rp4,67 triliun), melakukan distribusi uang kepada seluruh satker kas di bawah koordinasi dan melakukan kas keliling atau penukaran uang bersama perbankan serta mengoptimalkan peran kas titipan.
Sementara, untuk memenuhi kebutuhan UPK, kata Wiwiek, BI bekerjasama dengan perbankan termasuk Perbarindo telah menyediakan 113 titik layanan.
Adapun layanan tersebut adalah, layanan penukaran oleh perbankan di 56 loket bank di Medan, 10 loket bank luar kota Medan (Kabanjahe dan Pangkalan Brandan), layanan penukaran oleh 28 BPR/S, kas keliling di 8 pasar serta kas keliling oleh BI dan perbankan di 11 titik layanan di Kabupaten Dairi dan Karo.
Untuk periode Natal dan Tahun Baru di tahun ini, akan didistribusikan kepada masyarakat oleh Perbarindo melalui 28 BPR/S dengan modal kerja uang baru sebesar Rp5,351 miliar dengan pecahan 100 ribu, 50 ribu, 20 ribu, 10 ribu, 5.000, 1.000 dan 500.
Wiwiek mengimbau masyarakat berhati-hati dalam melakukan transaksi dengan meneliti ciri-ciri keaslian uang dengan metode 3D (dilihat, diraba, diterawang) serta senantiasa menjaga dan merawat Rupiah dengan baik.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan perbankan dan pihak-pihak terkait guna memastikan optimalnya layanan uang tunai,” ujarnya.
Sementara, Ketua Perbarindo Sumut, Syafruddin Siregar mengatakan, kesempatan tersebut merupakan kali keempat pihaknya bekerjasama dengan BI dalam hal layanan penukaran uang menjelang hari besar keagamaan. Kali ini ada 28 BPR/S yang berpartisipasi dengan modal kerja uang baru sekitar Rp5,3 miliar dengan pecahan yang beragam, baik UPB maupun UPK.
“Dalam layanan penukaran uang seperti ini biasanya antusias masyarakat yang ada di wilayah BPR sangat luar biasa, karena memang BPR ini lebih familiar bagi masyarakat kecil dibandingkan bank umum,” katanya.
Perbarindo berharap dengan membuka layanan penukaran uang, kebutuhan masyarakat akan uang kartal dapat terpenuhi, khususnya bagi masyarakat kecil ataupun pelaku UMKM yang memang banyak beredar di wilayah kerja BPR/S di Sumut. (gusti)