Jakarta (Pewarta.co) – Penulis di media online atau media sosial harus mampu memberikan tulisan yang menarik sehingga pembaca bisa membacanya sampai tuntas.
“Orang-orang zaman sekarang punya kecenderungan daya baca yang semakin lemah,” sebut Agus Mulyadi, blogger dan penulis buku, ketika menjadi pembicara pada Pelatihan Wartawan Ekonomi dan Bisnis digelar di Hotel Shangri-La Jalan Jenderal Sudirman Jakarta Pusat, Minggu (4/8/2024).
Dituturkannya, era sekarang rata-rata orang membaca hanya 100-120 kata per menit. Jadi 700-1000 kata paling banyak di media sosial. Itu artinya berita itu harus padat, jelas dan menarik.
“Berita yang masuk akal itu hanya maksimal 1.000 karakter atau paling lama hanya tujuh menit dibaca. Jadi, tulisan yang menarik itu harus ringkas dan jelas,” katanya.
Agus menyebut pentingnya merawat publikasi digital, dan penting bagi wartawan untuk menulis yang bisa dipahami pembacanya.
Agus Mulyadi sendiri rutin menulis di blog serta berbagai media online dan cetak sejak 2009. Dia pernah bekerja sebagai redaktur dan pemimpin redaksi Mojok.co, sebuah media opini alternatif berbasis di Jogya.
Dia berpendapat, kalau berita itu tak menarik, belum sampai satu halaman dibaca, orang sudah menutupnya dan mengganti dengan berita lain.
“Di era digital sekarang, orang serba sibuk dan tidak suka ribet sehingga untuk membaca pun cuma butuh waktu 15 detik saja di satu halaman media online,” ucapnya.
Jadi, ungkapnya, membuat tulisan itu harus menarik, ringkas, jelas dan jangan panjang-panjang karena orang tak butuh waktu banyak untuk baca.
Kalau dari sisi ekonomi, katanya, diakuinya banyak kata yang tidak semua orang memahaminya, kecuali yang bergerak di sektor ekonomi atau kalangan tertentu saja.
“Kalaupun ada istilah ekonomi tapi buatlah penjelasannya,” tukasnya.
Menurutnya, gaya tulisan ringan dan receh lebih disukai ketimbang tulisan yang berat dan serius.
Dia juga meminta penulis supaya menghindari bahasa istilah yang hanya dimengerti kalangan tertentu saja. Bila harus menggunakannya, sebutnya, ditambah penjelasan yang bisa lebih dimengerti.
“Gunakan bahasa awam yang sederhana serta bisa dimengerti oleh banyak kalangan. Menulis berita pakai analogi, penggunaan diksi yang bagus. Diksi itu penting, maka catatlah kosakata menarik,” imbaunya.
Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara mengundang Agus Mulyadi untuk menyampaikan materi strategi menulis popular yang ringan dan lumayan kepada 30 wartawan ekonomi dan bisnis.
Peserta terdiri dari wartawan media online, cetak, dan elektronik yang sehari-hari meliput di Bank Indonesia Sumut di Medan, diberangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan tersebut.
Acara dibuka Deputi Direktur BI Sumut Indra Kuspriyadi. (gusti)