Medan (Pewarta.co)-Pembunuhan terhadap dua bocah oleh ayah tirinya, Rahmadsyah bukan di areal sekolah Global Prima, Jalan Brigjen Katamso Medan.
Hal itu terungkap setelah pihak Kepolisian menggelar pra-rekonstruksi pembunuhan terhadap Iksan Fatilah(10) dan Rafa Anggara(5).
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko yang dijumpai di lokasi mengatakan, dalam pra-rekonstruksi tersebut ada 17 adegan diperagakan oleh tersangka Rahmadsyah.
Dikatakan Kapolres, rekonstruksi itu dimulai dari tersangka dan kedua anak tirinya itu bertengkar hingga proses penghilangan nyawa bocah tersebut.
Berdasarkan pengakuan tersangka kepada polisi, dia sakit hati karena disebut oleh kedua anak itu sebagai bapak yang pelit karena tidak mau membelikan es krim.
“Anak-anak ini menyatakan bahwa bapaknya pelit, dia (korban) akan minta ibunya cari bapak baru. Itu keterangan awal dari tersangka,” kata Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko di sela pra-rekonstruksi kasus pembunuhan itu pada hari Senin, 22 Juni 2020.
Sebelumnya, kedua bocah itu ditemukan tewas di dalam parit samping bangunan Sekolah Global Prima Medan pada hari Minggu, 21 Juni 2020.
Dalam menanggapi berita simpang siur yang meresahkan masyarakat, para orang tua dan peserta didik serta Perguruan Global Prima, maka Kepala Sekolah SMP Global Prima Maria Linda SPd MM menegaskan kejadian tersebut terjadi di Jalan Brigjend Katamso, bukan di lingkungan atau gedung Sekolah Global Prima.
“Dari hasil pra-rekonstruksi pihak Kepolisian, kejadian pembunuhan tersebut dilakukan di rumah kos tersangka, dan tidak ada kaitannya dengan sekolah Global Prima,” jelas Maria Linda.
Maria Linda menyebutkan, pelaku membuang jenazah kedua korban di gang antara rumah warga dan gedung Sekolah Global Prima, di mana pada gang tersebut terdapat parit pembuangan warga.
Disebutkannya, pada hari Minggu, 21 Juni 2020, aparat kepolisian meminta bantuan kepada Sekolah Global Prima untuk memberikan akses jalan ke gang antara rumah warga dengan gedung sekolah itu.
Hal tersebut untuk memudahkan evakuasi korban.
“Pihak sekolah membantu pihak kepolisian dengan memberikan akses menuju gang antara rumah warga dengan gedung Sekolah Global Prima agar korban dapat dievakuasi,” kata Maria Linda.
Maria juga menegaskan, pihaknya tidak mengenal pelaku maupun mengenal pelaku maupun korban.
Menurutnya, pelaku bukanlah pegawai atau staf di Sekolah Global Prima. Sedangkan korban juga bukan murid Sekolah Global Prima.
“Kami mengimbau kepada khalayak ramai untuk tidak menyebarluaskan berita atau informasi yang sesat, seolah-olah pembunuhan terjadi di lingkungan atau gedung sekolah Global Prima,” kata Maria Linda.
Saat memberi keterangan, Maria Linda didampingi Kepala SMA Global Prima, Indra Kesuma SPd MM, Kepala SD Global Prima Yubaniar Pratiwi SSi MSi dan Kepala TK Global Prima Lioni Arti SPd MM, Babinsa Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Maimun MP Sitepu dan Humas Global Prima Devi Marlin, SH MH. (gusti)