London (pewarta) – Sebuah satuan tugas yang terdiri dari pakar anti terorisme dibentuk untuk mengatasi radikalisasi di dalam penjara.
Unit berkekuatan 100 orang ini akan melatih para staf penjara bagaimana mencegah para napi agar tidak teradikalisasi, dan memberi saran pada pengelola penjara bagaimana berurusan dengan para napi berbahaya.
Proyek ini akan menjadi ‘urat nadi’ dari semua upaya kontra-terorisme di penjara.
Departemen Kehakiman mengatakan tim dibangun berdasar kemajuan yang telah diperoleh dalam mengatasi ekstremisme di penjara.
Unit baru akan bertugas mengkaji data intelijen dari seluruh negeri untuk menilai bahaya yang ditimbulkan oleh radikalisasi di penjara-penjara di seluruh Inggris dan Wales.
Tahun lalu, pengkajian atas pesanan pemerintah menemukan bahwa ekstremisme Islam merupakan masalah yang terus berkembang dalam penjara.
‘Mengamankan penjara’
‘Mengamankan penjara’
Ditemukan bukti, bahwa banyak napi yang menggalang dukungan untuk apa yang disebut Negara Islam (ISIS), dan seorang napi ‘karismatik’ memperlakukan diri sebagai ‘emir’ untuk meradikalisasi tahanan lain.
Karenanya pemerintah mengumumkan rencana untuk menempatkan ekstremis berbahaya di unit penjara terpisah.
Unit baru ini merupakan bagian dari proposal untuk mengatasi radikalisasi terkait langkah-langkah reformasi penjara yang diumumkan oleh pemerintah pada bulan November.
Langkah-langkah lain sudah diadopsi untuk memerangi radikalisasi mencakup instruksi kepada para pemimpin penjara untuk melarang buku-buku ekstrimis di dalam penjara.
Manajemen penjara juga memiliki kekuasaan untuk tidak mengizinkan orang manghadiri ibadah berjamaah yang mempromosikan keyakinan anti-Inggris, atau pandangan berbahaya lainnya.
Menteri urusan penjara Sam Gyimah mengatakan, tim baru itu akan ‘memimpin serangkaian tugas penting’ untuk membantu memerangi ancaman teroris dari para napi.
Dia menambahkan: “Sangatlah tepat kita bersama-sama meningkatkan tanggapan kita terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh radikalisasi di balik jeruji besi, dan kepada staf yang bekerja keras ini kita berikan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk menjaga penjara dan masyarakat kita agar tetap aman.” (red/dtc)