Medan (Pewarta.co)-Dibutuhkan kolaborasi, kordinasi, dan komunikasi yang baik untuk menghadapi perubahan dan tantangan agar membuat PUD Pasar Medan menjadi lebih baik lagi.
Hal ini disampaikan Dirut PUD Pasar Medan Suwarno diwakili oleh Dirkeu/Adm Fernando Napitupulu pada perayaan Natal PUD Pasar Kota Medan, yang diadakan di Mutiara Suara Nafiri Convention Hall, Medan, Jumat (2/12/2022). Adapun perayaan Natal di PUD Pasar Medan mengambil tema Metamorfosa (Roma 12:2).
Perayaan Natal dihadiri Dirbang/SDM Imam Abdul Hadi, para Kepala Bagian, para Kepala Pasar, anggota DPRD Sumut Fraksi Gerindra Benny Sihotang, Kepala Cabang Bank Mandiri Pusat Pasar, Bella dan karyawan PUD Pasar Medan.
Kgiatan Natal dirangkai dengan nyanyian kidung rohani, liturgi anak-anak dan karyawan PUD Pasar Medan, persembahan lagu rohani dengan mengunakan alat tradisional angklung dari Sekolah Minggu HKBP Menteng, vokal group karyawan PUD Pasar Medan, Koord Pedagang Pasar Petisah, persembahan lagu dari paduan suara Salva Celeste Choir, adegan teatrikal “Metamorfosa” dari Youth GPI Helvetia.
Suwarno mengungkapkan langkah-langkah perubahan dan pengembangan di PUD Pasar Medan terus dilakukan agar perusahaan yang kian kebih baik.
“Sebab, hanya yang mau berubah dan berkembanglah yang mampu beradaptasi, bersaing, bertahan dan berkelanjutan. Hal ini tak jauh dari tema Natal malam ini Metamorfosa yang dapat diartikan sebagai perubahan bentuk atau susunan,” ujar Suwarno yang juga merupakan pengusaha kelapa santan ini.
Sesuai arahan Wali Kota Medan Bobby Nasution, lanjutnya, agar PUD Pasar Medan tak sekadar mengandalkan pendapatan dari retribusi dan kontribusi pedagang saja, melainkan menggali potensi lain. Sejalan dengan itu, saat ini PUD Pasar Medan telah menjual cabe, bawang, beras dan minyak goreng.
“Perubahan ini dilakukan sebagai upaya mendukung program pemerintah dalam menjaga ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga komoditi tersebut. Keuntungan dari menjual komoditi ini juga diharap dapat menambah pendapatan bagi perusahaan,” beber Suwarno.
Perubahan lainnya, sambung Suwarno yang dikenal dekat dengan pedagang, adalah memasifkan edukasi dan sosialisasi sebagai langkah mempercepat ekosistem digitalisasi di pedagang pasar. “Karena tak dapat dipungkiri, perkembangan teknologi dan zaman ikut pula mempengaruhi sistem transaksi jual beli yang beralih ke digital,” sebut Suwarno.
Bila mengacu pada kata Metamorfosa tersebut, Suwarno mengajak karyawan di PUD Pasar Medan untuk jaga kekompakan, pupuk kebersamaan, dan perkuat kesolidan. Jangan mudah terhasut dengan opini-opini yang tujuannya kita tahu untuk melemahkan dan membuat lingkungan PUD Pasar Medan tak kondusif.
“Mari kita berkolaborasi, berkordinasi, dan meningkatkan komunikasi supaya kita dapat menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi sehingga mampu membuat perusahaan ini semakin lebih baik lagi,” ujarnya.
Sementara itu Pdt. Donal Pieter Sinaga selaku Bishop Gereja Pentakosta Kudus Indonesia (GEPKIN) mengatakan bahwa Natal bukan hanya sekadar simbol perayaan, tapi dibutuhkan sebuah perubahan.
“Perubahan harus dimulai dari diri sendiri, dari hal yang kecil dan juga dari sekarang. Kepada bapak maupun ibu di PUD Pasar agar dapat juga melakukan sebuah perubahan yang terbaik dari hal sekecil apa pun untuk sebuah kemajuan,” katanya.
Dikesempatan tersebut, Benny Sihotang mengapresiasi PUD Pasar Medan yang secara bertahap melalukan perubahan.
“Kita harus mulai melakukan perubahan melihat dari kondisi perkembangan zaman saat ini. Ketika saya memimpin perusahaan ini, selalu bertumpu kepada pedagang, sampai saya memegang teguh prinsip selagi masih ada pedagang, maka perusahaan ini dapat berjalan, bila tidak membayar tinggal lak saja. Ternyata, semakin lama saya melihat sudah tidak bisa bergantung kepada pedagang karena pedagang pun mengalami perubahan,” kata Benny yang pernah menjadi Dirut PD Pasar Medan. (red)