Medan (Pewarta.co) – Berdasarkan rujukan hasil evaluasi internal Universitas Sumatera Utara (USU), secara kuantitatif dan kualitatif di akhir tahun 2022, diperoleh bahwa sebanyak 89 persen pelaku industri menyatakan puas dengan kinerja lulusan USU.
Sementara sebanyak 11 persen yang menyatakan kurang puas.
“Sebagian besar jawaban dari pelaku industri menempatkan lulusan USU dalam posisi layer pertama mempertimbangkan calon pekerjanya atau bekerjasama di beberapa program prioritas mereka,” ungkap Rektor USU Dr Muryanto Amin pada wisuda1.672 lulusan periode II Tahun Akademik 2022/2023, di Gedung Serbaguna kampus Padang Bulan Medan, Selasa (7/2/2023). Wisuda juga ditayangkan melalui video streaming Youtube.
Rektor menyebut pertimbangan penting lainnya bagi pelaku industri adalah standarisasi yang diterapkan oleh USU dalam mengelola proses pendidikan menghasilkan alumni. Pelaku industri juga menyatakan lulusan dari program studi terakreditasi internasional akan mendapatkan imbalan jasa seperti gaji dan penerimaan lainnya yang lebih, ketimbang yang belum terakreditasi internasional.
Dalam wisuda bertema World Class University: Memperkuat Employer Reputation Alumni USU, rektor menjelaskan, transformasi substansial telah terjadi, dalam lanskap pendidikan tinggi global selama dua dekade terakhir. Menurutnya perubahan ini telah didokumentasikan dengan baik dalam literatur pendidikan tinggi.
“Perkembangan ini memiliki dampak besar pada institusi Pendidikan Tinggi,” ujarnya.
Rektor menerangkan, ada dua peran yang sangat penting dan harus dilakukan oleh pendidikan tinggi yaitu menjadi tempat pengembangan sumber daya manusia untuk negaranya sendiri dan sebagai pusat penciptaan dan penyebaran pengetahuan baru untuk masyarakat secara keseluruhan.
“Pendidikan tinggi di negara maju dan berkembang sedang berlomba untuk memenuhi kedua peran tersebut, yang mengharuskan mereka mengembangkan, menarik, dan mempertahankan ‘bakat’ untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi masa depan,” katanya.
Menurutnya, pendidikan tinggi juga harus tetap memastikan relevansinya dalam dunia pendidikan global yang berubah dengan cepat, untuk mengantisipasi competitiveness dalam ekonomi global yang berlaku dan pasar kerja yang semakin mengglobal. Situasi itu memberi dampak dalam pengelolaan Pendidikan Tinggi yang harus dijalankan menggunakan pendekatan ‘korporasi’, yang saat ini, menjadi jauh lebih banyak dilakukan untuk strategi dan manajemen Pendidikan Tinggi ketimbang dekade sebelumnya.
Rektor juga menjelaskan, salah satu ukuran yang dijadikan indikator untuk mengukur dua peran itu dalam penilaian world class university yakni jumlah lulusan yang memberikan kualitas reputasi pekerja/profesional (employee reputation) yang sangat dihargai oleh industri.
“Jika diajukan dalam bentuk pertanyaan sederhana adalah seberapa berguna alumni USU bagi kepentingan industri atau memberikan kemajuan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan manusia secara terus menerus? Jawaban pertanyaan tersebut, secara objektif, hanya bisa diberikan oleh pelaku industri atau orang-orang yang berada dalam pengambil keputusan strategis,” tuturnya.
Rektor menjelaskan, USU telah menyusun program prioritas yaitu Kelas Internasional yang akan dijadikan contoh proses pembelajaran menggunakan persyaratan internasional. Kelas internasional ditujukan sebagai basis paling bawah memperbaiki sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran integratif yang dapat diakses dengan mudah, menggunakan platform digital dan tidak sulit melakukan monitoring.
“Proses ini kemudian akan menghasilkan pendidikan inklusif dari USU untuk anak bangsa,” ujarnya.
Rektor juga menjelaskan, berdasarkan penilaian employer reputation, USU mengalami kenaikan tahun 2022 yaitu 3,9 atau berada di 451 Top Perguruan Tinggi di Asia atau 1.201 top dunia. Ukuran ini menjadi dasar penilaian penting bagi pelaku industri melirik alumni USU.
“Kita akan terus menerus berkolaborasi dengan industri melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat meningkatkan penilaian dan kepercayaan dunia industri kepada USU. Tetapi yang utama sedang dilakukan USU adalah tidak akan berhenti berdiskusi dengan berbagai lembaga pemeringkatan dunia tentang cara yang tepat dan kecepatan yang dibutuhkan untuk mengikuti standar internasional menyajikan pendidikan iklusif,” urainya.
Saat ini, kata Rektor, alumni USU memiliki kesempatan yang sangat baik untuk terbiasa memiliki growth mindset saat bergabung dengan industri. Ada banyak perubahan yang akan terjadi bagi para wisudawan USU antara saat menjadi mahasiswa dibanding dengan menjadi pekerja atau profesional.
Diakuinya, kompleksitas masalah di dunia kerja menuntut keterampilan alumni USU, yang tidak akan pernah berhenti. Satu persoalan yang sedang didalami oleh industri bukanlah hambatan, tetapi masalah itu harus diubah menjadi potensi untuk mendapatkan nilai tambah bagi industri. Menurutnya, harus ada keyakinan tentang kesejahteraan diri akan in line dengan kontribusi alumni USU menjadi problem solver.
Dalam kesempatan itu, rektor juga menerangkan, capaian tahun 2023 ini, USU telah meraih akreditasi Unggul BAN-PT, peringkat 1.200-1.400 QS WUR, 451 QS AUR, 1.500 THE WUR, peringkat 12 Webometrics PTN di Indonesia, dan berbagai capaian lainnya yang terus menerus ditingkatkan.
“Capaian tersebut harus kita jadikan sebagai penanda optimisme bahwa USU, yang berada di Sumatera Utara, akan mampu melompat lebih tinggi dan dikenal oleh dunia, menghasilkan anak-anak bangsa meraih impian kesejahteraannya,” jelasnya.
Rektor juga berharap, para lulusan dapat menjadi alumni USU yang disegani dunia industri, terus bertumbuh dan bermanfaat semaksimal mungkin. Ia pun meminta alumni untuk selalu memberikan informasi terkait aktivitas lulusan di dunia kerja setelah wisuda. Caranya, dengan memanfaatkan platform Tracer Study USU, yakni link usu.ac.id dan tracerstudy.usu.ac.id.
Menurut rektor, itu sangat membantu USU dalam mendata perkembangan alumni, yang menjadi salah satu indikator penilaian reputasi universitas dalam WCU.
Disebutkannya, hingga saat ini, jumlah lulusan USU sebanyak 243.508 orang. (gusti)