Banda Aceh (Pewarta.co-Pada tahun 1993 hingga 1997, Aminullah Usman menorehkan jejak kepemimpinan yang gemilang sebagai Pemimpin Bank Penduduk Daerah (BPD) Aceh, Cabang Lhokseumawe. Saat itu, jabatan Direktur Utama (Dirut) BPD Aceh dipegang oleh Almarhum Syamsunan Mahmud.
Cabang Lhokseumawe menjadi cabang terbesar dari seluruh cabang BPD (kini menjadi Bank Aceh Syariah/BAS) Istimewa Aceh, memberikan kontribusi signifikan terhadap aset dan laba bank pada periode tersebut.
Pada masa kepemimpinan Aminullah, terwujudnya megahnya kantor cabang yang berdiri di pusat kota Lhokseumawe saat ini. Gedung BPD Lhokseumawe dibangun pada tahun 1996 dengan anggaran sebesar Rp3 miliar, menciptakan keindahan dan kemegahan kota Lhokseumawe.
Aminullah tidak hanya menjadi pemimpin yang efektif namun juga arsitek dari keberhasilan ini.
Gedung BPD Lhokseumawe yang megah menjadi bukti konkret dari kontribusi dan dedikasinya saat memimpin cabang ini.
Dari kepemimpinan di Cabang Lhokseumawe, Aminullah Usman kemudian diangkat sebagai Direktur Utama BPD Aceh pada tahun 2000 hingga 2010. Cabang BPD Aceh di Lhokseumawe menjadi salah satu cabang besar di kota Petro Dolar, dan kepercayaan direksi terhadap Aminullah tak lepas dari prestasi gemilangnya dalam menghadapi persaingan ketat di dunia perbankan.
Kisah sukses Aminullah Usman menciptakan prestasi yang tidak hanya mengukir sejarah dalam perjalanan BPD Aceh, tetapi juga meninggalkan warisan megah yang menjadi salah satu penanda kemegahan kota Lhokseumawe.
Pengabdian Aminullah Usman selama 27 tahun di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh membuahkan kegemilangan yang mungkin nyaris mustahil disamai oleh siapa pun. Ia bekerja sebagai pegawai di BPD Aceh mulai sejak 1 April 1984.
Saat menjadi Dirut, ada tiga tantangan besar yang dihadapi Aminullah. Pertama, krisis moneter 1999, konflik bersenjata antara RI dan GAM, gempa bumi dan tsunami 2004.
Sebuah tantangan besar bagi seorang Aminullah Usman saat pertama duduk di kursi nomor satu BPD, apalagi di Aceh mulai hadir gerakan separatisme yang membuncah pasca DOM berakhir pada 1998. Tantangannya pun berlanjut saat empat tahun ia menjabat dengan musibah besar gempa dan tsunami 2004.
Masalah Bank Aceh saat itu cukup rumit, sehingga BUMD itu pun sempat ditangani oleh BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional).
Namun, semua masalah mampu ia hadapi dan membawa Bank Aceh bangkit dalam kurun waktu 10 tahun.
Alumni Magister Management Unsyiah ini berhasil membesarkan Bank Aceh, dari jumlah aset awal 660 M menjadi 13 T. Dan Bank ini juga menjadi sehat hasil penilaian BI, meraih WTP penilaian akuntan publik.
Jumlah pegawai meningkat, dari sebelumnya 400, kini menjadi 1.600 orang pegawai.
Kantor cabang dari awalnya 35, pada masa Aminullah pun berdiri menjadi 101 kantor (kantor cabang, cabang pembantu, kantor kas dan kantor pusat).
Tahun 2006, oleh Depdagri masa itu karena dinilai mampu keluar dari masa krisis, Aminullah pun dinobatkan sebagai CEO On Crisis Management pada tahun 2006. Aminullah merupakan satu-satunya pimpinan Bank di Indonesia yang meraih penghargaan bergengsi tersebut.
Atas dedikasinya yang luar biasa itu, sosok pimpinan yang peduli dan merakyat ini tak pernah hilang dalam ingatan masyarakat Aceh pada umumnya. Dari hal itu sang Aminullah pun berani melaju dan terpilih sebagai Wali Kota Banda Aceh periode 2017 – 2022 bersama pasangannya, Zainal Arifin.
Atas berbagai pengalaman dan sepak terjangnya dalam memimpin, Aminullah merupakan satu-satunya Kepala Daerah di Provinsi Aceh periode 2017-2022 yang berhasil meraih 120 penghargaan dari Daerah, Nasional dan Internasional atas dedikasi kinerja baik selama memimpin Kota Banda Aceh.
Saat menjabat sebagai orang nomor satu di Banda Aceh, Aminullah juga disebut-sebut sebagai ‘Bapak Duafa dan Yatim Banda Aceh’. Bukan tanpa sebab, hal tersebut karena konsen dan tekadnya dalam berbagai program yang memperioritaskan kesejahteraan kaum duafa dan anak-anak yatim.
Teranyar, Aminullah berhasil membangun dan merehab 800 rumah layak bagi duafa dan yatim.
Tak tanggung-tanggung, ia meluncurkan program bedah rumah duafa yang hanya dalam kurun waktu 10-15 hari rumah selesai di bedah dan diisi dengan perabotan serta perlengkapan/peralatan rumah tangga.
Selain itu, Aminullah juga sukses mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari 8900 pada tahun 2016 menjadi 17.300 UMKM di akhir masa jabatan Aminullah sebagai Wali Kota Banda Aceh pada Juli 2022.
Dan sebagaimana diketahui publik, Aminullah memang dikenal sebagai sosok yang aktif di berbagai kegiatan, walaupun sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Banda Aceh, namun ia selalu aktif menerima audiensi dan pertemuan-pertemuan dengan berbagai stakeholder untuk mempererat tali silaturahmi.
Dari berbagai prestasi dan keberhasilan Aminullah Usman dalam memimpin, timbullah harapan dari masyarakat terutama kaum duafa, yatim dan disabilitas serta para tokoh masyarakat dari berbagai kalangan di seluruh penjuru Aceh, agar Ia dapat menjadi Anggota DPR RI dari Aceh pada Pemilu 2024.
Saat ini Aminullah maju sebagai calon DPR RI dari dapil II Aceh.
Bernomor urut 4 dari Partai Amanat Nasional (PAN) dirinya menyatakan bertekad untuk memberi manfaat bagi masyarakat Aceh.
“Dengan tekad insyaallah menang, bisa berbuat yang bermanfaat bagi rakyat. Untuk itu mohon doa restu dan dukungannya,” kata Aminullah, Sabtu 13 Januari 2023 di kediamannya, Lampaseh Aceh. (red)