Aceh Tengah (Pewarta.co)-Meski damai Aceh berusia 19 tahun, bukan berarti tidak ada upaya untuk mengusik harmoni di negeri para aulia ini.
Satu sosok yang dinilai mampu mempertahankan perdamaian itu adalah Muzakir Manaf alias Mualem.
“Mualem punya peran penting membalikkan suasana yang mengerikan itu menjadi suasana damai. Dan peran itu masih melekat pada diri Mualem,” kata aktivis Forum Masyarakat Bersatu, Novita Sari, Selasa, (19/11/2024).
Novita mengatakan damai Aceh diraih dengan penuh pengorbanan. Perang selama 33 tahun itu menumpahkan darah dan nyawa.
Menghilangkan harta benda dan hidup rakyat Aceh. Dalam kurun waktu lebih dari tiga dekade itu, masyarakat Aceh hidup dalam ketakutan.
Lantas pada 15 Agustus 2005, kata Novita Sari, masyarakat Aceh mendapatkan kesempatan untuk membangun kembali daerah mereka setelah perjanjian damai antara Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah Indonesia ditandatangani.
Novita mengatakan sepanjang 19 tahun perdamaian itu sendiri memberikan dan mengajarkan banyak hal kepada masyarakat Aceh yang cenderung larut dalam euforia perdamaian.
“Sehingga kita lupa tugas utama kita, yakni damai dalam kesejahteraan. Dan modal utama untuk meraih kesejahteraan itu adalah tanpa persatuan. Mustahil sejahtera tanpa persatuan,” kata Novita.
Untuk menyatukan itu, kata Novita, Aceh butuh tokoh pemersatu. Dan sosok itu adalah Mualem. Bekas Panglima GAM itu adalah sosok yang memiliki kemampuan untuk menyatukan banyak faksi di tengah masyarakat Aceh.
Novita mengatakan Mualem bergaul dengan seluruh elemen masyarakat. Mulai dari masyarakat kecil, menengah, hingga masyarakat elit. Terbukti, ketika mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh, tokoh-tokoh perdamaian Aceh, seperti Wali Nanggroe Malik Mahmud Alhaytar, Bekas Gubernur Aceh Zaini Abdullah, dan Tengku Zakaria Saman bersatu mendukung Mualem.
Sosok pejuang GAM di lapangan, seperti Irwandi Yusuf, Sofyan Daud, Darwis Jeunib, Fauzan Azima, Abrar Muda dan panglima wilayah lainnya, baik yang masih bergabung dengan Komite Peralihan Aceh ataupun eksis di organisasi lain, juga menunjukkan dukungan pada Mualem.
“Ini adalah modal penting masa depan Aceh yang sejahtera. Apalagi Mualem juga memiliki kedekatan khusus dengan Presiden Prabowo Subianto. Tentu mudah bagi Mualem untuk berbicara dan menyampaikan aspirasi masyarakat Aceh kepada pemerintah pusat. Ini adalah modal besar yang tidak dimiliki calon lain,” kata Novita. (red)