Toba (Pewarta.co)-Ratusan Kepala Keluarga Desa Hatinggian, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara krisis air bersih.
Padahal, Indonesia sudah merdeka sejak 78 tahun lalu, namun warga tetap menderita tidak menikmati air bersih bahkan menampung air hujan untuk kebutuhan minum.
Menurut salah seorang warga M boru Manurung, karena sulitnya mendapatkan air bersih sejak dulu terpaksa menampung air hujan untuk kebutuhan memasak.
“Makanya setiap rumah di sini selalu buat bak untuk menampung air hujan,” terangnya.
Karena untuk mendapatkan sumber mata air, kata Manurung harus menempuh jarak sekitar 3 km.
“Itu harus dilakukan, apalagi musim kemarau tampungan air hujan habis,” sebutnya lagi.
Keluhan yang sama disampaikan warga lainnya seperti E Sirait, sulitnya air bersih salah satu penderitaan bagi masyarakat Desa. Maka itu, air merupakan sumber kehidupan mendasar kiranya mendapat perhatian pemerintah daerah maupun pusat.
“Daerah kami ini cukup kaya sumber daya pertanian. Maka pemerintah patut mempertimbangkan dan memperhatikan fasilitas maupun sarana di Desa ini,” harap Sirait.
Sementara itu menurut Kepala Desa Hatinggian, Ruji Parmonangan Doloksaribu kepada wartawan, Senin, (23/10/2023) menyampaikan, adapun kesulitan air bersih di Desanya yakni dusun Lumban Rambing, Lumban Tonga Tonga, Lumban Habisaran, Lumban Tor, Sosor Nauli yang diperkirakan sekitar 200 KK.
Dikatakan, diberbagai kesempatan dan pertemuan dengan pejabat dan wakil rakyat selalu menyuarakan kesulitan air bersih di Desanya. Namun hingga saat ini belum ada realisasi. Ruji berharap kepada pemerintah pusat melalui Pemprovsu dan Pemkab Toba dapat membantu memfasilitasi pengadaan air bersih di Desanya.
“Tentu melalui wakil rakyat kami yang duduk di DPRD Toba, DPRD Sumut dan DPR RI kiranya dapat memperhatikan penderitaan dan kiranya memprioritaskan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Desa Hatinggian,” harapnya. (red)