Medan (pewarta.co) –
Polemik yang terjadi ditubuh kepengurusan Pengrurus Daerah Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (Pengprov PBSI) Sumut akhir-akhir ini, telah mendapat perhatian serius dari seluruh insan olahraga daerah ini.
Sebab polemik berkepanjangan tersebut, berawal dari ketidakpuasan Dato Selamat Ferry bersama orang-orangnya dilmana mengapa kepemimpinan ketua umum bisa jatuh ketangan Ngadimin Suripno.
Untuk itulah, pihak Dato Selamat Ferry melakukan gebrakan dengan menggandeng Badan Arbitrase Olahraga Republik Indonesia (BAORI) untuk menggelar ulang Musyawarah Provinsi Luar Biasa (Musprovlub) kembali.
Sebab pihak Dato Salamat Ferry tak percaya, sehingga melayangkan surat ke PP PBSI, bahwa sanya berdasarkan surat kepengurusan Pengprov PBSI Sumut Skep/047/4.2.2/V/2018 tentang pengukuhan Pengurus Provinsi PBSI Sumut masa bhakti 2018-2022 di bawah pimpinan Suripno Ngadimin dibatalkan.
Dan pembatalan itu, dilakukan berdasarkan dari hasil sidang putusan Badan Arbitrase Olahraga Republik Indonesia (BAORI) pada Agustus 2018 lalu.
“Bagaimana bisa batal, sebab SK PP PBSI itu kan menunjuk langsung saudara Suripno Ngadimin (sebagai ketua dan pengurus) yang sah. Dan yang memperkuat Ngadimin adalah, belum di cabut SK oleh PP PBSI.
Apalagi secara de facto dan de jure, saya selaku pencinta olahraga bulutangkis yang sependapat dengan KONI Sumut, masih tetap mengakui kepengurusan Ngadimin Suripno,” tegas Sigfried selaku pemerhati bulutangkis Sumut pada wartawan di Medan, Kamis (1/11/2018).
Menurut Sigfried, pembatalan itu terkesan sebuah akal-akalan saja, atau ada pihak yang tak senang kalau ada orang yang mau berbuat untuk kemajuan bulutangkis di Sumut.
Apalagi dengan melibatkan BAORI yang menyatakan, Musyawarah Provinsi Luar Biasa (Musprovlub) PBSI Sumut pada Februari 2018 lalu dinyatakan sah dan malah menetapkan penggugat Dato’ Selamat Ferry yang cacat hukum juga dinyatakan sah sebagai calon Ketum pada Musprovlub PBSI Sumut kemarin.
Kemudian putusan BAORI itu juga memerintahkan PP PBSI untuk menggelar Musprovlub ulang untuk memilih Ketua Umum Pengprov PBSI Sumut periode 2018-2022 mendatang.
Menurut Sigfried lagi, jelas salah karena sampai detik ini Musprovlub ulang belum digelar walau tenggat waktu 60 hari sudah berlalu lebih dari sepekan.
“Saya pikir tak perlu digelar lagi Musprovlub ulang. Sebab akan sia-sia saja. Kenapa, ya coba saja datang dan lihat langsung kegedung PBSI Sumut saat ini. Disana sudah banyak perubahan yang dilakukan oleh pihak Ngadimin Suripno,” ucap Sigfreid serius.
Apalagi Ngadimin Suripno beserta stafnya terus bekerja untuk menjadikan gedung PBSI Sumut menjadi tempat yang baik untuk menggelar event baik bertaraf nasional bahkan internasional.
Dan untuk menjadikan sarananya dinyatakan bisa menggelar event berkelas, Gudung PBSI Sumut baik diluar maupun dalam gedung, semuanya direnovasi dimana seluruh dinding gedung dicat dengan warna terang.
“Selain itu, karpet diseluruh pinggir lapangan diganti dengan yang baru, kamar mandi putra dan putri, juga direnovasi sesuai dengan standarisasi internasional. Begitu juga dengan kantor, ruang pertemuan serta tempat duduk vip juga diperbaharui,” tambah Sigfried lagi.
Apalagi tambah Sigfried, tak lama lagi lahan kosong diluar gedung yang selama ini hanya ditumbuhi rerumputan, akan disulap menjadi taman dan asrama atlet. Sebab Sumut bersama Aceh akan menjadi tuan rumah PON 2024 mendatang.
Secara otomatis apa yang dibuat oleh pihak Ngadimin cs nantinya sudah pasti disuport oleh pemerintah provinsi Sumatera Utara. Dan bisa-bisa tambah Sigfreid yang juga pengurus KONI Medan ini, pemprovsu membantu dalam hal mendatangkan pihak sponsor dan lainnya.
“Kalau dipikir-pikir, siapa sih yang berkorban seperti Ngadimin Suripno yang bekerja sama dengan Sekum Edi Ruspandi untuk menjadikan gedung PBSI Sumut bertaraf internasional. Selain itu, pihak Ngadimin juga telah menggelar event kejuaraan antar klub se-kota Medan dengan biaya sendiri. Artinya biarlah kepengurusan masa bhakti lima tahun kedepan tersebut dibawah pimpinannya,” lanjut Sigfreid.
Menurutnya, siapapun belum tentu bisa seperti, Ngadimin. Apalagi dia bukan penduduk asli Medan, namun dia mau berkorban baik pikiran dan dana untuk olahraga bulutangkis Sumatera Utara. Sebab pihak Dato’ Selamat Ferry saja, belum tentu bisa seperti yang dibuat Ngadimin cs.
“Artinya disini, saya meminta kepada Dato Selamat Ferry agar legowo dan mendukung sepenuhnya Ngadimin Suriono untuk memimpin Pengprov PBSI Sumut selama lima tahun kedepan. Sebab Ngadimin juga tak bisa jalan sendiri untuk menjalankan roda organisasi tanpa ada dukungan dari pihak baik itu pemerintah maupun swasta,” pungkas Sigfreid mengakhiri. (Dimitri/red)