Medan (pewarta.co) – Dua kampus pendidikan di Indonesia masing – masing, Universitas Dhyana Pura Bali bersama Sekolah Tinggi Teologi (STT) Pelita Kebenaran Medan, berkalaborasi menggelar seminar nasional deradikalisasi dengan model pemberdayaan tokoh agama dan menghilangkan paham radikalisme, guna menciptakan harmoni sosial dan integrasi nasional di Gedung GBI Rumah Persembahan Jalan Jamin Ginting Medan, Senin (17/6/2019) siang.
Ketua peneliti dan Dosen dari Universitas Dhyana Pura Bali Dr Dermawan Waruwu STh, MSi didampingi Dr dr Made Nyandra, Sp.KJ, M.Repro, FIAS dan Dr Ni Made Diana Erfiani, SS, MHum mengatakan, seminar dan penelitian ini merupakan hibah Kementerian Ristekdikti.
Penelitian ini dilakukan pada 4 provinsi yaitu Bali, Kalimantan Tengah, Lampung, dan Sumatera Utara. “Seminar hari ini terlaksana atas kerja sama Universitas Dhyana Pura Bali dengan Sekolah Tinggi Teologi (STT) Pelita Kebenaran, ” ucap Waruwu.
Seminar ini dihadiri oleh tim dari Universitas Dhyana Pura Bali, STT Pelita Kebenaran, tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Seminar hari ini diawali dengan doa yang dipimpim oleh Pdt Dr I Wayan Damayana, STh, MSi yaitu tokoh agama dan dosen Universitas Dhyana Pura Bali.
Narasumber seminar nasional yakni
1. H Iwan Zulhami, SH, MAP, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Pdt Dr WTP Simarmata, MA mantan Ephorus HKBP, Moderator CCA, Moderator United Evangelical Mission, dan Anggota DPD RI.
Prof Dr Katimin, MAg Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) dan Pdt Dr Yan JB Parrangan, MTh Ketua Sekolah Tinggi Teologi Pelita Kebenaran,
Dr dr Made Nyandra, Sp.KJ, M.Repro, FIAS Rektor Universitas Dhyana Pura Bali.
Ketua panitia seminar nasional Pdt Dr Suardin Gaurifa, MTh dan dosen STT Pelita Kebenaran menambahkan, tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat berperan untuk menangkal radikalisme. Sebab tokoh agama menjadi panutan untuk meredam gejolak radikalisme itu. Dia juga mengakui hubungan keluarga juga sangat membantu untuk memberikan edukasi kepada anaknya untuk selalu menjaga hubungan harmonis dengan agama lainnya. “Tokoh agama sangat berperan penting untuk menjadikan Indonesia aman dan damai,” bebernya.
Pdt Dr WTP Simarmata yang juga sebagai nara sumber, meminta kepada orang tua dan sekolah selalu memberikan pemahaman yang baik. Sehingga anak tersebut menjadi anak yang mencintai NKRI dan agamanya.
“Orang tua bertanggungjawab untuk memberikan edukasi yang baik dan tidak salah arah. Yang mana, selama ini terjadi aksi kekerasan orang tua kepada anaknya. Hal itu tidak boleh terjadi lagi yang bisa mendorong anak berbuat kejahatan dan melanggar hukum, ” jelasnya.
Di tempat yang sama, Prof Katimin dalam seminarnya sangat mengharapkan, pentingnya penanaman wawasan kebangsaan terhadap pengelola mesjid dan para ustaz dan tokoh agama. “Pemberdayaan pengelola rumah ibadah dan sertifikasi juru dakwah, ” tandasnya. (red)