Langkat (pewarta.co) – Ribuan ikan ditempat pemeliharaan (keramba-red) milik Syaiful (48) warga Pulau Banyak,Kecamatan Tanjungpura,Kabupaten Langkat mati.
Ikan-ikan yang mati tersebut jenis Ikan Mas,Ikan Nila Bangkok,Ikan Patin, Gurami,Bawal dan Tawas. Ukuran ikan yang mengapung dikeramba warga ini berbeda beda.
Habis semua mati ikan yang dikeramba,mulai yang kecil sampai yang besar tidak ada yang tersisa,”Ujar Syaiful tampak syock atas punahnya ikan peliharaanya tersebut saat dihubungi wartawan Senin (29/3) pagi.
Kemarin sudah banyak juga yang mati bang,kalau ngak salah ada dua kolam keramba,tapi hari ini semuanya mati tak adalagi yang tersisa,’ungkapnya seraya mengaku belum bisa menghitung kerugian yang diderita.
Menurut Syaiful,banjir lumpur kali ini adalah yang terparah. Kalau selama ini setiap banjir lumpur ikan masih bisa diselamatkan,satu hari ngak dikasi makan,besoknya ikanya segar lagi.
Tapi banjir lumpur ini berbeda,ikan tak bisa bernapas karena insangnya dipenuhi lumpur. Kita ngak tau apa yang terjadi dihulu sungai sana hingga menyebabkan banjir lumpur yang begini dahsyatnya.
Bila melihat fenomena ini,dalam satu tahun kedepan kita pasti kesulitan mendapatkan ikan sungai. Bayangkan saja,banjir yang terjadi di sungai Batang Serangan itu menyebabkan sedikitnya 5 ton ikan mati dari berbagai jenis.
Jadi saya rasa,Pemerintah harus turun tangan menyelidiki melalui dinas terkait. Sebenarnya ada apa dihulu sungai sana,kalau disebabkan erosi atau ada tebing yang runtuh sepertinya tidaklah separah ini,”Lirih Syaiful.
Terpisah Ketua PWI Sumut H Hermansyah yang sempat singah kepembesaran ikan milik Syaiful mengaku harus dilakukan penyelidikan oleh dinas terkait soal kematian ribuan ikan-ikan tersebut.
” Ini harus diinvestigasi,dinas terkait harus turun menyelidiki dan membuat penelitian apa yang menjadi faktor penyebab kematian hewan-hewan air tadi.
Bisa jadi bukan karena faktor alam seperti tanah longsor seperti yang disebutkan,melainkan adanya pembuangan limbah berbahaya secara sengaja.
Untuk itu saya juga berharap kepada kawam-kawan wartawan untuk melakukan investigasi mencari tau penyebabnya. Masalah lingkungan ini jangan diangap enteng.” Tegas Herman yang didampingi Sekertaris PWI Sumut Edu Tharir. (red)