Medan (pewarta.co) – Atlet cabang olahraga tenis meja Indonesia berhasil meraih empat medali perunggu dalam SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Medali tersebut diraih atlet beregu putra, putri, ganda putra dan putri, yang sampai saat ini tetap mengharumkan nama baik bangsa meski tanpa dapat dukungan anggaran dari pemerintah. Atlet ini diharapkan dapat meraih medali emas saat Asian Games di tahun mendatang.
“Kita mengapresiasi atlet kita meski meraih empat medali perunggu. Saat SEA Games di tahun 2013 lalu, atlet tenis meja sama sekali tidak memperoleh medali. Tahun 2015, atlet Indonesia hanya meraih satu medali perunggu,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI), Komjen Pol (Purn) Oegroseno melalui siaran pers yang diterima SP, Minggu (27/8/2017) malam.
Mantan Wakapolri ini memaparkan, atlet tenis meja yang membawa nama bangsa itu meliputi, beregu putra terdiri dari Ficky Supit, Bima Abdi Negara, Donny Aji, Deepash Anil dan M Habibie. Untuk beregu putri meliputi Lilis Indriyani, Gustin Dwijayanti, Novita Oktariyani, Kharisma Nur Hawwa dan Hani Tri Azhari. Ganda putra diraih Ficky Supit/Bima Abdi Negara) dan ganda Putri oleh Lilis Indriyani/Gustin Dwijayanti.
“Kita mengharapkan Kementerian Pemuda dan Olahraga bersama dengan Satlak Prima memberikan perhatian untuk mendukung kemajuan atlet kita, khususnya dalam cabang olahraga tenis meja. Selama ini, kita memberangkatkan atlet ini mengikuti kejuaraan dunia, termasuk melakukan pelatihan di Tiongkok dengan menggunakan anggaran sendiri, tanpa sokongan pemerintah,” katanya.
Menurutnya, dukungan penuh dari pemerintah dan Satlak Prima dibutuhkan atlet tenis meja Indonesia mengingat pelatihan nasional itu bukan semata-mata untuk membayar honor atlet maupun pelatih namun juga mempertimbangkan biaya try out, asuransi kesehatan dan pendidikan mental bertanding. Perhatian ini jika diberikan dipastikan semakin membawa semangat atlet mengejar prestasi.
“Untuk menyambut Asian Games mendatang, kita sebagai tuan rumah akan semaksimal mungkin untuk melatih atlet sampai ke luar negeri. Dengan proses latihan yang keras dan penuh disiplin ini, tentunya kita mengharapkan atlet tenis meja Indonesia bisa meraih medali emas. Jangan sampai kita malu karena medali emas diperoleh atlet dari negara lain. Sehingga, dukungan pemerintah dibutuhkan,” imbuhnya.
Manajer Tenis Meja PP PTMSI yang juga menjabat sebagai Ketua Pengprov PTMSI DKI Jakarta, hasil Musprov di tahun 2013, Hanif Rusjdi menyampaikan, prestasi yang diraih atlet tenis meja Indonesia mengikuti kejuaraan dunia dan SEA Games di Kuala Lumpur, tidak terlepas dari dorongan Ketua Umum PP PTMSI. Sebab, mantan Kapolda Sumut dan Kadiv Propam Polri itu, selama ini mengeluarkan anggaran yang dibutuhkan.
“Atlet tenis meja kita bisa mengikuti kejuaraan dunia dan SEA Games berkat perhatian Pak Oegroseno, yang terus bertekad memajukan atlet dari cabang olahraga tersebut. Untuk perolehan 4 perunggu di Sea Games di Kuala Lumpur pun berkat dorongannya. Cabang olahraga pimpinan Oegroseno baru enam bulan ini diakui oleh pemerintah dan Satlak Prima. Namun, sudah mengharumkan nama bangsa,” jelasnya.
Menurutnya, pelatihan atlet ke luar negeri tidak sia – sia. Beberapa di antara atlet Indonesia, Ficky Supit yang berhasil mengalahkan Nikom Wongsiri 3-2 (11-7, 11-6, 10-12, 9-11, dan 11-2) sehingga Indonesia unggul 3-1 dan berhak maju ke babak Semi Final. Sementara itu, atlet yang diturunkan untuk beregu putra, Ficky Supit, Bima Abdi Negara dan Donny Aji, juga berhasil memperlihatkan kemampuannya.
“Begitu pula di Beregu Putri, Indonesia berhasil mengalahkan Tim unggulan Vietnam dengan 3-2 sebagai penentu Novita Oktariyani mengalahkam Vu ThinHa pemain senior Vietnam 3-0 (11-5, 13-11, dan 11-6) sehingga beregu Putri berjalan maju ke babak Final. Namun pada babak Semi Final Indonesia harus mengakui keunggulan regu putra Singapura dengan skor 0-3 dan Putri dikalahkan oleh Tim Thailand dengan skor 0-3,” ujarnya.
Ditambahkan, atlet tenis meja untuk ganda putra dan putri, berhasil mengukir prestasi meski dengan perolehan medali perunggu. Sebab, mereka hanya mendapatkan pelatihan selama 31 hari di Tiongkok, dan dilatih oleh pelatih asal negara itu, bernama Meng. Selama mendapatkan pelatihan, atlet Indonesia juga diberikan lawan tanding yang lebih keras.
“Setelah SEA Games ini, kita juga mempersiapkan atlet tenis meja untuk persiapan Asian Games. Proses seleksi tentunya dilakukan lebih ketat lagi. Kita tetap optimis, apalagi dengan pelatihan yang memakan waktu lumayan panjang ini, atlet Indonesia bisa meraih beberapa medali emas nantinya,” sebutnya (red)