Lubukpakam (Pewarta.co) -Proses pengumpulan data di masa pandemi menjadi tantangan baru bagi Badan Pusat Statistik dalam menghasilkan data statistik yang berkualitas, cepat dan beragam.
“Berbagai metode pengumpulan data yang dilakukan mulai dari metode konvensional seperti Sensus, Survei maupun kompilasi produk administrasi terjadi berbagai penyesuaian. Begitu pula metode modern dengan memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk memperkaya sumber data BPS juga telah dilakukan, seperti penggunaan bigdata dengan mobile positioning for tourism and commuter,” ungkap Kepala BPS Sumut Dr Syech Suhaimi SE MSi ketika membuka workshop wartawan dalam rangka pembinaan dan ekspose data sosil ekonomi Sumut 2021, Selasa (28/9/2021) di Thong’s Inn Kualanamu, Deli Serdang.
Dijelaskannya, dengan cara itu berbagai indikator statistik masih dapat secara rutin dirilis oleh BPS yang diumumkan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) sehingga masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan. Ia mengakui penyebarluasan hasil rilis tersebut pun tidak lepas dari peran media massa.
Suhaimi menilai, era pandemi ini, tak hanya pemerintah, namun juga para akademisi, pelajar dan mahasiswa, maupun masyarakat awam semakin melek dengan data, khususnya data statistik terkait covid-19 baik mengenai penyebarannya, mortality rate-nya, maupun mengenai cakupan serta informasi vaksin. Disebutkannya, Presiden RI Jokowidodo, juga menekankan untuk berkonsolidasi dan merujuk pada DATA serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam mengatasi pandemi covid-19.
“Kondisi ini tentunya menjadi peluang bagi kita bersama untuk terus memasyarakatkan statistik dan memberikan literasi statistik sesuai dengan peran kita masing-masing dimana BPS sebagai penyelenggara statistik dasar dan media sebagai rujukan masyarakat dalam mengakses informasi terkini,” tuturnya.
Dikatakannya, Badan Pusat Statistik sebagai penyelenggara statistik dasar untuk mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien sangat membutuhkan media sebagai perantara kepada masyarakat. Media juga dianggap turut mensosialisasikan setiap kegiatan statistik.
Workshop wartawan oleh BPS, menurut Suhaimi, dilakukan agar peran media dalam mewartakan indikator statistik sesuai dengan kaidah.
Terkait hal tersebut, kegiatan pada saat ini berfokus pada tereksposenya indikator-indikator sosial ekonomi BPS Provinsi Sumatera Utara terkini. Suhaimi menyatakan wartawan memiliki persepsi dan pemahaman yang sama atas indikator-indikator statistik yang dihasilkan oleh BPS.
Ia pun berharap apa yang telah dilakukan media selama ini dapat memberikan edukasi dan menciptakan masyarakat yang sadar statistik.
“Semoga hadirnya kita disini dapat menambah keakraban dan hubungan yang semakin hangat antara media dengan BPS Provinsi Sumatera Utara dalam memasyarakatkan statistik di Sumatera Utara. Apalagi literasi statistik semakin menjadi perhatian di era revolusi industri 4.0 yang sangat dekat dengan perkembangan teknologi informasi,” katanya.
Workshop diikuti 30 wartawan tersebut berlangsung mulai 28 – 30 September itu menerapkan protokol kesehatan ketat. Setiap peserta dan panitia diwajibkan menyertakan surat hasil rapid antigen. Selama acara berlangsung, penggunaan masker dan menjaga jarak juga diterapkan.
Tampil sebagai narasumber dalam kegiatan itu Koordinator Fungsi (KF) Distribusi BPS Sumut Dinar Butar-butar, Koordinator Fungsi BPS Sumut Dwi Prawoto, KF Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Nerwilis) Taulina Anggrarani, Statistisi Madya, Frits Fahridws Damanik dan Nizaruddin. (gusti/red)