Medan (pewarta.co) – Kalangan masyarakat, sejumlah tokoh maupun kepala desa di Desa Janjiangkola Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara ,(Sumut), meminta pemerintah memberikan proyek irigasi di desa tersebut, menjadi nama Ir Menanti Sitompul.
Menurut tokoh masyarakat Pahae, Gandi Parapat, pemerintah dapat mempertimbangkan nama irigasi yang sedang dikerjai pemerintah itu dengan nama Menanti Sitompul, yang dinilai sudah banyak berbuat dalam sejarah perjalanan bangsa ini.
“Pertimbangan pertama, Menanti Sitompul merupakan salah satu pejuang kemerdekaan yang selalu setia mendampingi Soekarno saat melawan dan mengusir penjajahan,” ujar Gandi Parapat kepada wartawan di Medan, Jumat (1/7/2022).
Pertimbangan kedua, sambung Gandi Parapat, Menanti Sitompul merupakan Menteri PU yang pertama setelah Indonesia merdeka. Soekarno mengangkat Menanti Sitompul karena memiliki latar belakang pendidikan dari Institut Teknologi Bandung, sama dengan Soekarno.
“Menanti Sitompul yang merupakan putra asal Desa Janjiangkola, Tapanuli Utara tesebut, juga pernah dipercayakan Presiden Soekarno untuk menduduki jabatan sebagai menteri kesehatan. Soekarno dan Menanti Sitompul sama – sama pejuang, dan membawa sejarah perjalanan bangsa ini,” ungkapnya.
Gandi yang merupakan Koordinator Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI) ini menambahkan, Menanti Sitorus masih tetap berbuat yang positif terhadap masyarakat di kampung halamannya setelah tidak lagi menjabat sebagai menteri.
“Dia membangun irigasi di Desa Janjiangkola Pahae Jae. Pada waktu itu, masih banyak air sungai. Dia tidak pernah kenal lelah, dan pertama kali mengajarkan masyarakat menangkap ular sawah untuk dimakan. Menanti Sitompul meninggal dunia pada tahun 1975,” katanya.
Menurut Gandi, perjuangan Menanti Sitompul sempat dinikmati seluruh masyarakat Pahae bahkan Indonesia. Pahae sempat terkenal produksi padi. Kenangan itu masih diingat masyarakat khususnya Pahae.
“Meninggalnya Ir Menanti Sitompul sempat tidak diketahui negara. Dia dikebumikan di Pahae secara adat Batak dan Kristen. Setelah beberapa hari dikebumikan, pemerintah menjemput kerangka mayat Menanti Sitompul yang masih utuh dengan menggunakan alat penghilang bau,” jelasnya.
Dari Pahae, kata Gandi, jenazah Menenti Sitompul kemudian disemayamkan di Universitas Sumatera Utara (USU). Termasuk buku – buku yang dibuat Menanti Sitompul disimpan di USU. Menanti Sitompul dikuburkan lagi di Makam Pahlawan Jalan SM Raja Medan, pada 10 November 1975.
“Ini membuktikan bahwa Ir Menanti Sitompul milik Bangsa dan Negara. Almarhum dinilai layak sebagai pahlawan kemerdekaan, yang merupakan rekan seperjuangan Soekarno. Sehingga, tidak salah jika pemerintah pusat maupun daerah memberikan nama Menanti Sitompul di proyek irigasi di Desa Desa Janjiangkola Pahae Jae,” sebutnya. (red)