Asahan (Pewarta.co) – Sebagai bahagian perkebunan milik BUMN, sudah pasti PTPN 4 Kebun Pulau Raja harus ikut dengan segala aturan yang dibuat untuk mencapai produksi dan meningkatkan mutu dari hasil produksinya.
Bukan hanya untuk kejar target produksinya saja, namun, pihak manajemen PTPN 4 Kebun Pulu Raja harus dapat menyeimbangkan antara target pendapatan dengan target menciptakan mutu rendemen CPO yang berkualitas eksport.
Namun kenyataannya, manajemen PTPN 4 Kebun Pulu Raja tersebut disinyalir kuat hanya mengedepan pencapaian produksinya saja, hal ini sesuai kenyataan saat awak media melintasi areal afdeling I, persisnya di areal TM 2006 pada Rabu (28/12).
“Sungguh miris dan memprihatinkan, karena berdasarkan pantauan di kawasan Afdeling 1, disetiap tumpukan Tandan Buah Segar (TBS) yang ada di Tempat Pengumpul Hasil (TPH) maupun tumpukan TBS langsiran, terlihat nyata jika TBS yang mereka panen masih belum memberondol dan masih terlihat warna kehitaman dan masih sngat mentah (F.00),” jelas Ketua LPKPI-RI Kabupaten Asahan, Sugito.
Akibat peristiwa tersebut,lanjut Sugito, timbul pertanyaan apakah proses panen buah mentah yang seperti ini dibenarkan di perusahaan yang memiliki segudang prestasi tersebut.
“Sungguh sangat disayangkan, sebagai salah satu bagian dari Perkebunan BUMN, manajemen PTPN 4 Kebun Pulu Raja disinyalir memaksakan pencapaian produksinya dengan cara memanen buah TBS fraksi 0, apalagi fraksi 00,” terangnya.
Dirinya menjelaskan, seharusnya pihak manajemen PTPN 4 Kebun Pulu Raja tersebut sudah mengerti dan memahani untuk mendapatkan kadar minyak yang sesuai standart itu diciptakan dari hasil panen yang sesuai diterapkan dalam IK perkebunan PTPN 4.
“Hasil rendemen yang baik tentunya dilahirkan dari hasil panen TBS yang baik pula, dan dari rendemen yang baik, maka terciptalah hasil CPO yang memenuhi standart yang diminta di pasar penerima hasil CPO, tentunya hal ini tidak bisa kita pungkiri, bagaimana mungkin dari hasil panen yang buruk bisa menghasilkan mutu Rendemen yang baik,” tegasnya.
Sugito mengungkapkan, menjelang akhir tahun, biasanya manajemen perusahaan perkebunan tersebut berusaha untuk mengejar target produksinya.
“Namun, janganlah akhirnya ikut terpanen juga buah TBS yang masih mentah seperti ini. Akibat aktivitas itu, akan sangat berdampak terhadap kelanjutan tanaman TBS untuk kedepannya, manajemen PTPN 4 Kebun Pulu Raja pasti sudah pahamlah tentang apa resiko jika memanen buah mentah, apalagi TBS yang dipokok masih sangat muda,” ucapnya.
Sementara itu, salah seorang oknum karyawan PTPN 4 Kebun Pulu Raja yang identitasnya minta dirahasiakan tersebut mengakui jika buah TBS di lokasi TPH maupun TPH langsiran tersebut terbilang masih dalam kondisi mentah.
“Saya tidak memahami terkait hasil panen TBS ini lho bang, karena tugas saya hanya untuk menjaga TBS di TPH maupun TPH langsiran,” terangnya.
Dirinya mengarahkan sejumlah jurnalis / wartawan agar melakukan konfirmasi kepada pihak manajemen PTPN 4 Kebun Pulu Raja.
“Kalau mau informasi lebih jelas, silahkan saja pihak abang melakukan konfirmasi kepada pihak manajemen,” ketusnya.
Senada, Ucok selaku krani di Afdeling 1 Kebun PTPN 4 Kebun Pulu Raja juga turut mengarahkan sejumlah wartawan / jurnalis untuk melakukan konfirmasi kepada pihak manajemen.
“Terkait informasi tersebut, langsung saja abang melakukan konfirmasi kepada pihak manajemen PTPN 4 Kebun Pulu Raja,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui via aplikasi WhatsApp.
(ded/red)