Medan (Pewarta.co) – Berinvestasi saham menjadi gaya hidup masyarakat saat ini, terutama kelompok milenial. Berkembangnya investasi saham dipicu informasi yang semakin mudah diakses masyarakat.
“Hadirnya grup-grup investasi saham di sosial media ikut membuat orang tergerak untuk memililh investasi saham sebagai lifestyle. Bagi investor saham pemula, sebaiknya sebelum terjun berinvestasi secara langsung, ada baiknya mempelajari mengenai investasi saham melalui reksa dana saham,” sebut Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara Muhammad Pintor Nasution di Medan, Sabtu (24/6/2023).
Menurut Pintor, selain untuk memahami proses berinvestasi di pasar saham, kelebihan reksa dana adalah modal investasinya relatif kecil, sehingga terjangkau bagi berbagai kalangan.
“Meskipun modal investasi kecil, reksa dana sudah memenuhi prinsip diversifikasi investasi untuk meminimalisasi risiko investasi,” ujarnya.
Ia menyarankan, ketika berinvestasi saham secara langsung, butuh modal besar untuk melakukan diversifikasi. Ini karena untuk satu saham saja, seorang investor harus membeli satu lot saham yang berisi 100 lembar saham.
“Artinya, jika melakukan diversifikasi 20 saham, maka investor harus membeli 2 ribu lembar saham,” ujarnya.
Ia menjelaskan, reksa dana adalah kumpulan dana yang dimiliki investor dalam bentuk unit reksa dana. Kumpulan dana bersama inilah yang kemudian dibelikan saham oleh manajer investasi yang memiliki lisensi sebagai wakil manajer investasi dan tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Sehingga, walapun modal investor hanya sebesar Rp100 ribu, seorang investor sudah menjadi bagian dari pemilik portofolio investasi satu reksa dana saham,” katanya.
Manajer investasi yang menjadi pengelola reksa dana dibentuk berdasarkan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dengan bank kustodian yang menyimpan dana milik investor. Bank kustodian yang setiap hari menginformasikan harga unit reksa dana yang dikelola manajer investasi. Harga unit inilah yang menjadi acuan harga beli dan harga jual reksa dana.
Keunggulan investasi reksa dana adalah investor tidak membutuhkan keahlian khusus. Hal ini karena investor reksa dana bersifat pasif dan hanya menyerahkan keputusan investasi seperti menjual dan membeli reksa dana kepada manajer investasi. Investor hanya menentukan kapan dia mau membeli reksa dana atau menjual kembali reksa dana yang dimilikinya.
Dengan kata lain, calon investor akan lebih mudah dan meminimalisir risiko berinvestasi pada saham dengan cara berinvestasi melalui reksa dana saham. Karena, naik turunnya harga reksa dana saham sudah berdasarkan kebijakan dan analisis investasi manajer investasi.
“Paling tidak, investor reksa dana saham sudah memahami mengenai adanya risiko fluktuasi reksa dana saham untuk bekal ketika mereka berinvestasi secara langsung di bursa saham,” tuturnya.
Bagi yang baru mau mulai berinvestasi reksa dana, kata Pintor, ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan.
Pertama, menentukan tujuan investasi. Kedua, menghitung biaya dan target waktu investasi. Ketiga, memahami profil risiko masing-masing. Keempat, memilih aplikasi investasi reksa dana terbaik. Kelima, menyesuaikan pilihan produk dengan tujuan investasi. Keenam, terjun langsung untuk berinvestasi dan memantau portofolio secara rutin.
Masyarakat umum bisa membeli reksa dana di perusahaan manajer investasi atau di bank yang menjadi agen penjual reksa dana.
Bank-bank besar menjual bermacam-macam reksa dana yang dikelola para manajer investasi. Cara membeli dan menjual kembali reksa dana relatif mudah, karena manajer investasi umumnya melengkapi investor dengan aplikasi jual beli yang bisa diakses melalui gadget.
“Jadi transaksi reksa dana dapat dilakukan secara digital,” ucapnya.
Keuntungan investasi reksa dana berasal dari kenaikan harga unit reksa dana yang dipengaruhi oleh kinerja portofolio underlying asset reksa dana tersebut. Di sisi lain, risiko investasi reksa dana adalah risiko turunnya harga unit reksa dana yang menyebabkan modal investasi berkurang akibat penurunan kinerja portofolio investasi reksa dana.
Selain reksa dana saham, ada juga reksa dana jenis lainnya, yaitu reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana pasar uang. Jika reksa dana saham mengalolasikan dana 80-100% pada instrumen saham, reksa dana campuran lebih fleksibel.
Reksa dana campuran berisi berbagai macam produk, di antaranya obligasi, saham, dan deposito.
Reksa dana campuran mengalokasikan 1–79% dana kelolaannya pada produk obligasi atau saham, sedangkan 0–20% sisanya dialokasikan pada produk deposito bank.
Menurutnya, produk ini cocok bagi investor yang punya jangka waktu investasi menengah sampai jangka panjang, sementara reksa dana saham sebaiknya dibeli untuk keuntungan jangka panjang.
Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis reksa dana yang mengalokasikan minimal 80% dan maksimum 95% dana kelolaannya pada produk obligasi atau efek utang yang jatuh temponya > 1 tahun.
Sementara itu, sisanya maksimum 20%, minimum 5% diinvestasikan pada produk pasar uang seperti deposito dan surat utang dengan jatuh tempo < 1 tahun.
Sedangkan reksa dana pasar uang adalah produk reksa dana yang menginvestasikan 100% dana kelolaannya pada produk pasar uang. Produk pasar uang terdiri dari deposito perbankan dan surat utang (obligasi) bisa berupa surat utang perusahaan maupun Surat Berharga Negara dengan jatuh tempo <1 tahun. (gusti/red)