Jakarta (Pewarta.co)-Siaran YouTube Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam kanal “Panggil Saya BTP” mendapat reaksi dari berbagai kalangan.
Seperti yang ditegaskan pakar komunikasi politik Emrus Sihombing kepada media siber JMSI, Rabu, (24/11/2021).
Ditegaskannya, sebaiknya para elite pemangku kebijakan seharusnya mengemukakan pandangan yang positif ke ruang publik.
Jangan sampai mengumbar pernyataan yang justru membuat kesalahpahaman di publik tentang kerja-kerja pemerintah.
Lewat video berjudul “Pejabat Tidak Boleh Takut untuk Mengeksekusi”, Ahok seolah menggugat rencana pemerintah, melalui Indonesian Batery Corporation (IBC) untuk mengakuisisi perusahaan mobil StreetScooter milik Deutsche Post DHL Group, Jerman. Tersirat, Ahok yang meledak-ledak ingin membawa masalah internal korporasi ke ruang publik.
“Alangkah baiknya para elite-elite kita, termasuk Ahok mengemukakan pandangan ke ruang publik yang sifatnya semakin mempererat antar satu dengan yang lain, baik antarnegara, baik dalam konteks industri mobil listrik,” kata Emrus.
Menurutnya, relasi sosial harus tetap dijaga. Apalagi jika menyangkut kerjasama dalam upaya mempercepat perekonomian Indonesia.
Emrus sendiri berharap Indonesia bisa memiliki industri mobil listrik dan bisa melakukan ekspor di saat Presiden Jokowi masih menjabat.
“Kenapa? Karena kita memproduksi nikel (bahan baku baterei mobil listrik) termasuk yang terbesar,” tegasnya.
Senada itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengingatkan Ahok untuk membicarakan persoalan korporasi secara internal. Setelah menjadi satu kebijakan yang solid, menjadi kewajiban bagi semua elemen di dalam korporasi untuk berjalan di alur yang sama.
“Hal-hal yang konsumsi internal, tak bagus diumbar ke luar,” kata Ujang Komarudin. (ril)