Medan (Pewarta.co) – Lulusan Universitas Sumatera Utara (USU) diminta terus bertransformasi untuk merespon tiga disrupsi yang menerpa kehidupan dalam waktu bersamaan, yaitu perubahan iklim, revolusi industri 4.0, dan pandemi covid-19. Ini sebagaimana kampanye yang sedang gencar dilakukan di USU yaitu “Transformation Towards the Ultimate”.
“Disrupsi ini telah membuat kegamangan global yang sama sekali baru dan belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada pengalaman terbaik yang bisa dijadikan pembelajaran menghadapi ketiga disrupsi tersebut,” sebut Rektor USU Dr Muryanto Amin SSos MSi pada wisuda Periode I Tahun Akademik 2021/2022, Senin (22/11/2021).
Wisuda 2.495 lulusan di masa pandemi Covid-19 ini digelar secara luring dengan tetap menjaga perlindungan diri dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Penayangan streaming prosesi wisuda juga bisa disaksikan melalui kanal Youtube.
Muryanto mengungkapkan, tidak hanya Indonesia, bahkan di banyak negara termasuk negara maju sekalipun masih merasakan kesulitan yang sama. Disrupsi kemudian menghasilkan hypercompetitive labour market di dunia industri.
“Cara yang bisa dilakukan agar memenuhi hypercompetitive labour market itu adalah melakukan transformasi dalam diri sendiri,” ujarnya.
Disebutkannya, cara bertransformasi dapat dilakukan dengan selalu menjadi pembelajar yang tangguh. Dunia industri selalu dihadapkan pada tantangan untuk mencari solusi dari masalah kemanusiaan berikut sumber daya alamnya.
“Mereka yang selalu berposisi sebagai pendengar yang baik, analis yang kuat, perencana yang sistemik, eksekutor yang massif, dan evaluator yang terstruktur pasti akan selalu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Itulah yang disebut pembelajar yang tangguh dan hanya bisa dilakukan dengan cara, selalu bertransformasi karena tidak mungkin semua keadaan akan berjalan secara normal,” tuturnya.
Selanjutnya, kata Muryanto, transformasi dari warga manual menjadi warga digital. Lulusan USU harus memiliki kebiasaan keseharian sebagai warga digital yang harus diarahkan bukan hanya sebagai smart digital user tapi harus menjadi smart digital producer.
Menurutnya, ketika lulusan berperan sebagai produser digital yang cerdas maka akan mendapat dua manfaat sekaligus yaitu manfaat sosilogis (berguna bagi orang lain dan masyarakat) dan manfaat ekonomis (mendapatkan keuntungan).
Setidaknya, kedua cara bertransformasi itu akan memberikan jalan keluar dari banyaknya jenis pekerjaan yang hilang, tergantikan dengan jenis yang baru, dan menambah kekuatan lulusan untuk menang dalam hypercompetitive labour market.
Rektor juga meminta lulusan untuk selalu berteman dengan berbagai orang yang berasal dari disiplin ilmu lain dan bergaul dengan industri. Diakuinya, permasalahan alam, sosial dan kemanusiaan yang terjadi saat ini tidak bisa lagi diselesaikan dengan satu disiplin ilmu, pasti diselesaikan dengan sangat baik menggunakan disiplin ilmu lainnya. Semua kompetensi yang dibutuhkan adalah kompetensi hybrid antara ilmu yang satu dengan ilmu lainnya. Tidak ada lagi superioritas ilmu pengetahuan. Ini karena di dunia sedang terjadi disrupsi yaitu perubahan besar-besaran.
Sering orang mengatakan disruption is more than radical change (disrupsi itu lebih dari perubahan radikal). Disrupsi itu adalah perubahan up size down, terutama perubahan dari analog ke perubahan digital.
“Saudara harus memiliki kemampuan digital ekonomi yang menggunakan AIoT yang saat ini sedang terjadi dan harus direspon secara cepat. Saudara harus menjadi bagian dari era baru yang memberikan kesempatan kepada kita semua untuk menyalurkan seluruh potensi yang ada. Ilmu yang Anda miliki sekarang harus terus-menerus ditambah, diperbaharui dan dimodifikasi dengan ilmu-ilmu lain agar menghasilkan ide-ide yang sesuai dengan perubahan yang dibutuhkan dalam global market era,” paparnya.
Dalam sambutannya, rektor juga menekankan pesan penting terhadap lulusan untuk bangga menjadi alumni USU.
“Saat ini, kampus hijau Universitas Sumatera Utara, telah meraih pengakuan internasional, sebagai salah satu PTNBH di Indonesia, dan kampus terbaik di Indonesia terutama wilayah bagian Barat Indonesia,” tukasnya.
Setelah wisuda ini, lulusan harus menjadi alumni USU yang memiliki motivasi kuat di dunia kerja karena bursa kerja sudah hypercompetitive labour market.
Menurutnya motivasi kuat itu hanya bisa dimiliki jika lulusan menjadi problem solver yaitu alumni yang memiliki ide dan gagasan pemikiran yang rasional dan sistematis mengatasi satu atau beberapa masalah.
Lulusan juga harus dapat menyampaikan atau mengkomunikasikan gagasan dan pemikiran itu kepada setiap orang yang dituju, yang sangat memerlukan dan mendengarkan ide dan pemikiran rasional lulusan.
“Lulusan USU harus tetap santun dan rendah hati dalam menyampaikan ide dan gagasan rasional itu,” ujarnya.
Menurut rektor, semua pesan yang disampaikannya pada acara wisuda itu akan membawa lulusan meniti jenjang karir prestasi yang diimpikan.
“Kami di kampus ini, akan selalu tetap memfasilitasi, membantu dan mendoakan Saudara untuk memberikan kontribusi untuk kesejahteraan Saudara dan masyarakat Indonesia,” katanya.
Diakuinya, meskipun disrupsi yang terjadi ditambah pandemi yang masih menghambat keleluasaan berkreasi, tentu tidak mengurangi semangat lulusan yang masih akan berjuang menunjukkan kreativitas dan inovasi yang akan membawa kesejahteraan bagi lulusan dan masyarakat Indonesia.
Rektor juga mengingatkan, grand design yang telah disusun untuk internasionalisasi USU dalam mencapai berbagai target yang tertera dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Renstra USU, serta Program Kerja Rektor selama 5 tahun ke depan adalah sebuah komitmen yang harus dipenuhi dan dijalankan dengan kesungguhan serta kerja sama yang baik antar civitas akademika USU. Disebutkannya, interaksi pembelajaran dilakukan melalui kelas kolaboratif dan partisipatif menyusun blended learning, project based-learning, flipped classroom dan lain sebagainya melalui interaksi publik dan interaksi digital.
“Luaran yang dihasilkan akan memenuhi kebutuhan industri melalui program matching fund yang tersedia dalam platform kedai reka yaitu satu platform yang menjodohkan antara inovasi kampus dengan dunia industri,” pungkasnya. (gusti)