Medan (Pewarta.co)-Kolaborasi antara dunia usaha dan perguruan tinggi (PT) dengan menyusun kurikulum bersama dapat mengembangkan kualitas
sumber daya manusia (SDM) lulusan yang sesuai kebutuhan kerja.
“Kalau menurut saya itu bagian dari implementasi Kampus Merdeka,” sebut Kepala LLDikti Wilayah I Sumut Prof Dian Armanto MPd MA MSc PhD usai menyaksikan penandatanganan naskah kerjasama (MoU) antara Aptisi Wilayah I Sumut, ABP-PTSI Sumut dan Kadin Sumut di Gedung LLDikti Jalan Sempurna Tanjung Sari Medan, Rabu (11/3/2020).
Penandatangan MoU dilakukan
Sekretaris Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi) Wilayah I Dr H Muhammad Isa Indrawan SE MM, dan Ketua Asosiasi Badan Penyelenggara PTS Indonesia Sumatera Utara (ABP-PTSI) Sumut Dr Nazarudin Hisyam, serta Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumut H Ivan Iskandar Batubara.
Untuk itu, dia berharap semua perguruan tinggi swasta (PTS) melalui Aptisi dan ABP-PTSI bisa bekerjasama ikut serta membuat MoU sehingga kurikulum bisa didesain bersama untuk diimplementasi.
“Kita sangat berharap ini terjadi. Bulan empat nanti akan kita siapkan MoU-nya antara lembaga-lembaga di bawah Kadin dengan perguruan tinggi untuk mendesain kurikulum dan proses magang,” tuturnya.
Tentunya, kata Prof Dian, dengan desain kurikulum yang bagus maka magang akan diperoleh mahasiswa untuk mendapatkan sertifikat, sekaligus 20 SKS mata kuliah.
“Itulah sebabnya kita butuh lembaga-lembaga itu,” ujarnya.
Bila dibutuhkan, kata Prof Dian, dosen dari perusahaan bisa saja didatangkan untuk mengajar. Artinya, dengan membentuk sebuah konsorsium kelembagaan antara perguruan tinggi dengan lembaga di bawah Kadin. Namun itu ada materi-materi yang khusus diberikan kepada mahasiswa ilmu dan operasionalnya semua itu milik perusahaan.
“Alangkah baiknya yang menyajikan itu perusahaan. Kerjasama seperti itulah yang kita harapkan,” tukasnya.
Menurutnya, hal itu dapat diawali
dengan pemberian ilmu, operasional secara ilmiah, baru setelah itu magang terjadi.
“Itu jauh lebih baik saya kira,” ucapnya.
Dijelaskannya, perguruan tinggi memang seharusnya melibatkan
Kadin sebagai salah satu lembaga yang di bawahnya bernaung banyak perusahaan besar. Harapannya, naungan inilah yang menjadikan perguruan tinggi bisa bekerjasama dan menerapkannya.
Dia menilai, konsorsium untuk penyusunan kurikulum itu merupakan pertanda adanya keikutsertaan dunia usaha dan dunia industri dalam membangun kurikulum yang bagus. Sehingga, sebutnya, kualitas SDM lulusan akan semakin bagus dan juga mudah mencari peluang usaha dengan hadirnya dunia usaha dan industri untuk turut membangun kurikulum. Apalagi, lanjutnya, jika difasilitasi dengan magang di perusahaan.
“Dalam tahun ini kita sudah harus punya tim untuk membuat kurikulum yang dimaksud itu. Tinggal kita cari perusahaan yang bisa bantu untuk kembangkan kurikulum itu,” pungkasnya.
Sedangkan Ketua Umum Kadin Sumut H Ivan Iskandar Batubara menuturkan, melalui kerjasama yang tertuang dalam MoU itu pihaknya ingin mempererat hubungan dan kolaborasi antara dunia usaha dan dunia pendidikan.
Menurutnya kerjasama itu penting dalam menciptakan peluang untuk mengembangkan sumber daya manusia, salah satunya melalui program pemagangan. Selain itu, nota kesepahaman ini dapat mempertegas dunia usaha untuk terus berkontribusi bagi pembangunan bangsa.
Sebelum penandatangan MoU, Siti Soraya Iskandar dari Ivan Iskandar Institute menyampaikan testimoni tentang Pendidikan dan Peluang Kerja di Sumatera Utara, Perspektif Generasi Muda . (gusti)