Yogyakarta (pewarta.co) – Badan Wakaf Mikro (BWM) Almuna Berkah Mandiri binaan Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, telah sukses menjadi BWM satu-satunya yang memiliki klaster batik.
Rombongan wartawan peserta Pelatihan dan Gathering Media Massa KR5 Sumbagut dari 5 provinsi, yakni Aceh, Sumut, Sumatera Barat, Batam dan Pekanbaru bersama Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional (OJK KR) 5 Sumbagut berkesempatan mengunjungi BWM Almuna Berkah Mandiri di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Jalan KH Ali Maksum Krapyak Kulon Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta, Sabtu (14/9/2019).
Turut dalam rombongan itu Kabag Humas OJK Kantor Pusat Dodi Ardiansyah.
Kedatangan rombongan disambut hangat oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, KH Raden Muhammad Najib Abdul Qodir, Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, KH Fairuzi Afiq Dalhar, dan Ketua BWM Almuna Berkah Mandiri Eni Kartikasari MSc.
“Kunjungan ke pesantren yang berdiri sejak tahun 1911 ini bertujuan melihat secara langsung BWM binaan pesantren yang telah sukses menjadi BWM satu-satunya yang memiliki klaster batik. Sehingga dapat dijadikan sebagai motivasi bagi daerah lainnya,” ungkap Deputi Direktur Pengawasan LJK OJK KR 5 Sumbagut, Uzersyah.
Dikatakannya, dirinya sangat mendukung program BWM ini. Apalagi, kehadiran BWM berdampak besar terhadap kemajuan UMKM di Indonesia. Seperti diketahui, sebagian besar UMKM masih terkendala soal permodalan dan sulitnya akses ke perbankan.
Menurutnya dengan BWM ini, para pelaku UMKM bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah.
Sedangkan Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, KH Fairuzi Afiq Dalhar mewakili Pengasuh Pondok Pesantren, KH Raden Muhammad Najib Abdul Qodir menyatakan ungkapan terimakasih atas kunjungan rombongan OJK KR 5 Sumbagut. Dia berharap keberadaan lembaga keuangan masyarakat syariah itu bisa menjadi solusi bagi masyarakat produktif untuk pinjaman modal demi kelangsungan usaha mereka.
Fairuzi menuturkan interaksi pesantren dengan masyarakat sekitar sudah dilibatkan sejak dahulu.
“Kami tidak memiliki jarak dengan masyarakat. Para santri tidak dilarang untuk membeli makanan dari luar sebab ini merupakan pesan leluhur agar tidak memutus tali silaturahmi dengan masyarakat,” ungkapnya.
Fairuzi menjelaskan, dari silaturahmi tersebut pihaknya melalui BWM Almuna Berkah Mandiri bisa menarik sejumlah masyarakat menjadi nasabah dalam BWM tersebut.
Sementara itu Ketua BWM Almuna Berkah Mandiri Eni Kartikasari MSc mengakui keberadaan BWM itu memberi dampak positif terhadap nasabah.
Disebutkannya, BWM Almuna Berkah Mandiri didirikan pada 27 September 2017 sebagai lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) dan hingga bulan September 2019 telah membiayai 730 nasabah dengan total pembiayaan Rp1,272 miliar.
“BWM ini merupakan satu-satunya BWM yang memiliki klaster batik dan memiliki platform sendiri di Indonesia. Kita juga sudah memiliki izin perluasan wilayah yang tadinya satu kecamatan sekarang sudah memiliki izin membiayai satu kabupaten,” sebutnya.
Eni Kartikasari mengatakan pihaknya rutin melakukan pelatihan kepada para nasabah seperti pelatihan ecoprint, digital marketing dan lainnya. Produk nasabah juga beragam diantaranya, kerajinan, batik, camilan, laundry dan penjahit. Dia berharap, ini masih bisa dikembangkan dalam hal pembiayaan.
“BWM ini kami harapkan membawa berkah bagi masyarakat dan pesantren,” ucapnya. (gusti/red)